Sabtu, 15 Mei 2010

Ribuan Rumah Terendam, Sekolah Diliburkan

Sabtu, 15 Mei 2010 | 12:56 WIB
MOBIL minibus mogok dan didorong saat melintasi Jl. Soekarno-Hatta, Probolinggo.

PROBOLINGGO - Hujan deras Sabtu (15/5) dinihari mengakibatkan ribuan rumah dan sejumlah ruas jalan di Kota Probolinggo terendam banjir. Walikota H M. Buchori SH MSi melalui radio milik Pemkot Probolinggo, Suara Kota FM menyerukan sekolah-sekolah dilburkan.

Ribuan rumah yang terendam banjir itu tersebar di sejumlah kelurahan di belahan utara Kota Probolinggo. “Saya kaget begitu menjelang subuh, genangan air menggelontor ke dalam rumah, sampai-sampai kulkas saya ngambang,” ujar Matalil, warga Jl. Ir Djuanda, Kel. Tisnonegaran, Kec. Kanigaran, Sabtu (15/5) pagi.

Air yang menjelang subuh setinggi paha orang dewasa pada pukul 07.00 pagi tadi surut menjadi selutut. Dengan pompa diesel, Matali berusaha menyedot dan membuang air yang menggenangi rumahnya.

“Saya panik begitu air di saluran drainase di depan rumah meluap dan masuk ke dalam rumah,” ujar Ny. Umar, warga Jl. Tjokroaminoto, Kota Probolinggo. Meja-kursi dan sejumlah perabotan ikut terendam air setinggi lutut.

Genangan air juga menggenangi ratusan rumah di Jl. Tjokroaminoto Gang I, Gang II, Gang Kapuran, hingga Gang Istiharoh, Kel. Kebonsari Kulon, Kec. Kanigaran. Sejumlah rumah di Kel. Jrebeng Lor juga tidak luput dari genangan air.

Genangan paling dalam terjadi di permukiman Jl. Armada (Jl. Flamboyan) yang letaknya memang rendah. ”Subuh tadi ketinggian air sampai sepinggang orang dewasa, saat matahari terbit sedikit surut hingga sepaha,” ujar Sunar, warga Jl. Armada, Kel. Pilang.

Sejumlah fasilitas umum di Kel. Pilang juga terendam banjir. Di antaranya, pasar tradisional (pasar krempyeng) yang berubah menjadi danau. Demikian juga sekolah, SMA Negeri Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 di Jl. Soekarno-Hatta, Kel. Surahgrinting yang letaknya di seberang pasar tersebut.

”Sejumlah murid memang ada yang sudah telanjur datang, tetapi tadi Pak Wali mengumumkan di radio, semua sekolah diliburkan,” ujar Su’ud, penjaga SMAN 1. Walikota melalui radio milik Pemkot itu meminta, sekolah-sekolah terutama yang terendam banjir agar meliburkan para siswanya. Demikian juga sekolah yang jalan aksesnya terendam banjir, sebaiknya diliburkan karena bisa membahayakan siswa.

Beberapa siswa yang celana dan roknya basah pun akhir meninggalkan gedung sekolah yang terendam air hingga ketinggian sekitar 50 cm itu.

”Karena tidak tahu kalau sekolah diliburkan mendadak saya tetap berangkat ke sekolah dengan sepeda pancal,” ujar Astunur, siswa SMAN 1. Ia mengaku sempat kesulitan menggenjot sepedanya di ruas Jl. Soekarno-Hatta yang dilanda banjir.

MAN 2 yang gedungnya berhimpitan dengan SMAN 1, juga terendam banjir. ”Banyak dokumen sekolah seperti rapor siswa dan buku-buku yang terendam. Mudah-mudahan masih bisa dikeringkan,” ujar Lis Dawam, guru MAN 2.

Sejumlah guru di SMAN 1 juga ketir-ketir, soalnya sejumlah SK kenaikan pangkat yang disimpan di lemari sekolah terendam. ”Waduh mudah-mudahan SK itu tidak rusak. Buku-buku juga banyak yang terendam,” ujar Su’ud.

Arus lalulintas di sejumlah ruas jalan di Kota Probolinggo seperti di Jl. Tjokroaminoto, Jl. Pahlawan, Jl. Panglima Sudirman, dan Jl. Soekarno-Hatta juga terendam banjir. Banjir terparah menggenangi Jl. Soekarno-Hatta tepatnya mulai depan kantor PMI hingga SMAN 1 (sekitar 300 meter).

Puluhan sepeda motor dan mobil tampak mogok akibat terendam banjir saat melintasi jalan protokol itu. Sejumlah kendaraan besar seperti truk dan bus pariwisata memang masih aman.

Kampung Dok di Kel. Mayangan, Kec. Mayangan yang berdekatan dengan kawasan pelabuhan Tanjung Tembaga, juga tergenang air hingga setinggi paha. Pemicunya, saluran drainase dari kampung itu menuju laut lepas terganggu proyek Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan.

Masih di Kec. Mayangan, RSUD Dr Moch. Saleh juga sempat disapa banjir. ”Tidak sebera dalam, di beberapa bagian ada yang sampai setumit,” ujar seorang petugas kebersihan sambil mengepel lantai, Sabtu pagi tadi.

Di sebelah utara RSUD, sebuah TK IT Permata juga terendam banjir. ”Syukurlah, sekarang anak-anak sedang libur,” ujar seorang guru sambil menyelamatkan buku-buku dan alat permainan pada TK di Jl. Pandjaitan itu.

Banjir Pacitan

Tak hanya Probolinggo, banjir juga menerjang Kecamatan Arjosari, Pacitan, menyebabkan genangan di sejumlah ruas jalur Pacitan-Ponorogo. Di lingkungan Pajaran, Desa Pagutan luapan air sungai yang naik ke jalan raya mencapai paha orang dewasa. Akibatnya, kemacetan panjang tak dapat dihindari.

"Saya mau ke Pasar Arjosari, baru sampai Pajaran ternyata airnya sangat tinggi. Daripada mobil saya mogok mending parkir disini," ungkap Purwadi (48), sopir angkutan umum, Sabtu (15/5).

Selain kendaraan kecil tertahan, ratusan sepeda motor yang hendak melintasi jalur tersebut juga terjebak macet. Sementara beberapa kendaraan baik mobil maupun motor yang nekat menyeberang akhirnya mogok di tengah genangan air. Hanya kendaraan besar seperti truk dan bus yang lolos dari kemacetan. Kemacetan yang terjadi juga memaksa sebagian pengguna jalan menempuh jalur alternatif. Yakni melalui Kecamatan Tulakan-Tegalombo-Ponorogo dan sebaliknya.

"Saya pilih kembali ke Pacitan dan lewat Tulakan saja," kata Ahmad Farhan, pengemudi yang hendak menuju ke Nganjuk. isa, dtc

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=13d7bacaeffaa43f1d6e5fa886547670&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar