Rabu, 03 November 2010

7 PG Tutup, Gula Jatim Drop

Pemprov-DPRD Siap Akuisisi
SURABAYA - SURYA-
Rencana penutupan tujuh pabrik gula (PG) di Jatim oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI secara bertahap yang dimulai pada 2011, mendapat penolakan sejumlah pihak. Rencana itu dinilai merugikan petani tebu dan menyebabkan turunnya produksi gula nasional.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) MPR RI Abdul Sudarsono mengatakan, alasan penutupan sejumlah PG ini sangat disayangkan, mengingat Jatim adalah penghasil utama gula nasional. Menurutnya, dari sekitar 61 PG di dalam negeri, 60 persennya di Jatim.

“Jika rencana itu dilakukan, dampak yang ditimbulkan tidak hanya mengancam produksi dan stok gula nasional, namun juga nasib tenaga kerja menggantungkan hidup di PG,” kata Sudarsono di Surabaya, Selasa (2/11).

Menurut DPD asal Jatim ini, penurunan rendemen tebu pada musim giling tahun ini bukan murni akibat turunnya kemampuan mesin yang rata-rata tua, melainkan pola tanam tebu yang kurang tepat.

Seperti diketahui, tujuh PG di bawah pengelolaan PTPN XI yang bakal ditutup meliputi, tiga PG di Situbondo yaitu PG Olehan dengan kapasitas produksi 800 ton cane day (TCD) tebu per hari, PG Wringin kapasitas 1.300 TCD per hari, dan PG Ranji kapasitas 1.500 TCD per hari).

Kemudian, tiga PG di Probolinggo yakni PG Wonolangan 1.600 TCD per hari, PG Pajarakan 1.200 TCD per hari, dan PG Gending 1.700 TCD per hari. Serta satu pabrik gula di Madiun, PG Kanigoro dengan 1.200 TCD per hari.

Alasan PTPN XI menutup ketujuh PG, karena selama lima tahun terakhir setiap pabrik terus merugi sekitar Rp 9-10 miliar per tahun. Penutupan PG, lanjut Sudarsono, mengindikasikan bahwa PTPN sebagai BUMN yang mengelola perkebunan hanya memburu keuntungan besar dan tidak berusaha melakukan pembenahan produksi.

“Sebenarnya pemerintah menyediakan dana revitalisasi PG Rp 1 triliun. Namun, PTPN terkesan ogah-ogahan menangkap peluang ini, justru berencana mendirikan pabrik baru dengan menggandeng swasta,” ungkapnya.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengakui, pihaknya menyesalkan rencana PTPN XI yang akan menutup PG. Hal itu membuktikan ketidakmampuan BUMN mengelola industri gula lokal.

“Kami berharap direksi PTPN mengkaji ulang rencana itu. Pasalnya, dampak yang ditimbulkan jelas merugikan petani tebu,” tandas Arum.

Terkait rencana itu, Corporate Secretary PTPN XI Adig Suwandi, menolak berkomentar. “Kami masih menunggu hasil rapat intern. Tunggu saja,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim Anna Lutfie menyatakan, pihaknya telah sepakat dengan Pemprov Jatim dengan menyusun langkah antisipasi demi keberlangsungan PG.

“Kami menolak rencana itu. Status sebagai provinsi penghasil gula nasional mendasari langkah akuisisi ini,” tegas Lutfie, yang telah membentuk tim analisis ekonomi dan sosial, yang beranggotakan sejumlah ahli.dio

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/11/03/7-pg-tutup-gula-jatim-drop.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar