Jumat, 22 Oktober 2010

Orangtua Buruh Tani, Jawara Catur Nasional Menunggu Beasiswa

Jumat, 22 Oktober 2010 | 11:18 WIB

OLEH IKHSAN MAHMUDI

Di usianya yang masih belia, Mohammad Ervan (18) sudah 3 kali menggenggam juara nasional. Kini, anak buruh tani asal Paiton, Kab Probolinggo itu berharap bisa meraih beasiswa untuk kuliah.

Ditemui di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrans) Kab Probolinggo, Jl KH Hasan Genggong, Kamis (21/10), Ervan terus menyungging senyum. Maklum ia baru beberapa hari menginjakkan kaki di Probolinggo setelah berlaga di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur di Manado, Sulut, 6-18 Oktober lalu.

Alhamdulillah, saya bisa menyabet Juara I,” ujarnya kepada Ketua Pengcab Percasi Kab Probolinggo Drs H Windu Aswad MSi. Windu yang juga Kadisnakertrans didampingi sejumlah pengurus Percasi mengaku bangga.

Tidak sekali ini saja Ervan berjaya di laga Kejurnas catur. Pada Kejurnas di Tarakan, 2005 silam, siswa kelas XI di SMA Negeri Kraksaan juga juara I. Setelah di Kejurnas Batam, 2006 ini hanya meraih juara III, ia bisa kembali jawara I di Kejurnas Surabaya, 2007 lalu.

’’Insya Allah, sebentar lagi saya akan meraih Master Nasional (MN) karena sudah 3 kali juara I nasional,” ujar Ervan. Sebelumnya dengan prestasi sekali dan kemudian dua kali menjuarai Kejurnas ia meraih gelar Master Percasi (MP).

Bahkan pada 2008, Ervan sempat melawat ke Rusia untuk mengikuti Olimpiade Catur Pelajar. “Sayang dalam 6 kali tanding, saya hanya menang 2 kali. Rusia benar-benar gudangnya pecatur andal,” ujar penggemar berat pecatur legendaris Garry Kasparov itu.

Ervan lahir di lingkungan petani desa. Orangtuanya, Supardjo-Hasanah adalah buruh tani di Desa Karanganyar, Kec. Paiton, Kab. Probolinggo. Bungsu dari 3 bersaudara kelahiran 15 Mei 1992 itu mengenal catur sejak masih kanak-kanak.

Saat masih usia 8 tahun (kelas 2 SD), Ervan sudah mengikuti pertandingan catur yang rutin setiap tahun digelar di lingkungan PLTU Paiton. “Meski kalah tanding catur dengan orang-orang tua, saya dinobatkan sebaga pecatur termuda,” ujarnya.

Bakat Ervan pun diketahui Sugianto, pemilik klub catur Kuda Lari, Paiton. Ervan pun diminta bergabung dengan klub catur yang rutin berlatih terutama pada Sabtu malam (malam Minggu) itu. Bocah berusia belia itu rela begadang semalaman untuk menghabiskan malam Minggu-nya dengan berlatih catur.

Selain itu Ervan yang biasa mengikuti ayahnya ronda malam, juga mengasah otak dengan menantang orang dewasa bermain catur di gardu jaga semalaman. Kematangan Ervan dalam laga catur semakin mencorong saat ia berusia 10 tahun. “Saat masih kelas 4 SD, saya sudah bisa juara I catur di tingkat Jatim,” ujarnya.

Berharap Beasiswa

Siswa yang jago bidang studi matematika (nilainya di atas 8) itu mengaku, dirinya ingin sukses di catur sekaligus pendidikan. Ia mengatakan, tidak bisa hanya mengandalkan catur untuk menghadapi “percaturan” hidup yang sesungguhnya.

Ervan pun bermimpi bisa meraih gelar Grand Master Internasional, seperti Garry Kasparov idolanya. Sisi lain ia yang kini sudah duduk di kelas XII SMAN Kraksaan berharap bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. “Saya ingin kuliah di Unesa, Surabaya sambil terus berlatih catur di Surabaya,” ujarnya.

Hanya saja yang kini masih mengganjal benak Ervan, orangtuanya yang hanya buruh tani sulit untuk bisa menopang biaya kuliah dan biaya hidup di Surabaya.

Melihat kondisi Ervan, Ketua Pengcab Percasi Kab. Probolinggo, Windu Aswad berjanji bakal mengupayakan beasiswa bagi Ervan hingga lulus kuliah. “Melihat prestasi Ervan sudah juara I di Kejurnas, saya harap Pemkab Probolinggo atau Pemprop Jatim, atau syukur-syukur ada pengusaha yang mau memberikan beasiswa kepada Ervan,” ujar Windu. *

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=349c1fdfe9ba715ed5901c3fe06b2e55&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar