Selasa, 07 September 2010

Disetujui Ormas Islam dan MUI

[ Selasa, 07 September 2010 ]
Soal Gelaran Ramadan Fair di Kedopok

PROBOLINGGO - Sorotan MUI terhadap gelaran Ramadan Fair di lapangan Kedopok Kota Probolinggo Sabtu (4/9) lalu, direspons pihak penyelenggara event tersebut. Safiuddin, salah satu dari pihak penyelenggara menyatakan acara itu bahkan telah mendapat restu dari sejumlah ormas islam Kota Probolinggo, termasuk MUI.

Safiuddin menyatakan, Kiai Nizar hanya melihat acara tersebut dari konser Armada saja. Padahal, pada acara tersebut tak hanya Armada saja yang tampil menghibur. Tapi, juga ada Balasyik yang mengajakan penonton bersalawat.

"Sebelum konser, kami juga membagikan paket sembako, bantuan kepada anak-anak yatim dan bantuan ke masjid Al-Falah. Kami juga salat tarawih bersama di masjid Al-Falah, itu diikuti semua crew," ujar Safiuddin kepada Radar Bromo kemarin.

Diketahui, Sabtu itu Ramadan Fair disambut antusias. Lapangan bakal GOR Kedopok yang jadi venue acara tersebut dipadati penonton. Mereka datang sejak masih belum magrib tiba. Padahal, konser yang digeber sebagai rangkaian peringatan HUT Kota Probolinggo ke-651 itu baru dimulai sekitar pukul 20.15. Tak ayal, lalu lintas di Jl Mastrip bergerak merayap.

Nah, acara itu pun disorot oleh Ketua MUI Kedopok KH Niazar Irsyad. Kiai Nizar mengaku sangat prihatin dengan konser malam itu. Konser tersebut dinilai telah mencederai kesucian Ramadan. Terlebih, pada akhir-akhir Ramadan yang semestinya digunakan untuk lebih meningkatkan ibadah.

Kiai Nizar mengatakan, pihaknya tidak melarang konser itu digelar. Tapi, hanya momennya saja yang yang tidak tepat karena digelar di bulan Ramadan. "Apalagi, di akhir Ramadan, yang seharusnya tarawih jadi tidak tarawih," ujarnya, waktu itu. Kiai Niazar pun berharap hal itu tidak terjadi lagi dikemudian hari.

Sementara menurut Safiuddin, konser tersebut sudah mendapat persetujuan ormas Islam. Termasuk MUI Kota Probolinggo dan PC NU Kota Probolingo. "Mereka tidak keberatan, karena rundown acara bernapaskan Islam," ujarnya.

Soal penonton yang datang sebelum magrib, menurutnya itu adalah salah satu resiko yang harus ditanggung. Tapi, waktu itu di lapangan masih belum ada acara. "Tiga puluh menit sesudah tarawih bersama, baru kami on," ujarnya.

Karenanya ia khawatir Kiai Nizar hanya melihat sepotong-sepotong. "Tapi, habis ini saya mau bertemu dengannya untuk menjelaskan semua itu," ujar Safiuddin. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=178562

Tidak ada komentar:

Posting Komentar