Rabu, 25 Agustus 2010

Wayang Potehi di Klenteng

[ Rabu, 25 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Selama beberapa hari ke depan halaman klenteng atau Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Sumber Naga di Kota Probolinggo ada pertunjukan wayang potehi. Wayang khas warga Tionghoa itu dihadirkan untuk memeriahkan ulang tahun bertahtanya Kong Co Tan Hu Cin Jin ke-145.

Panggung dipadu dua warna merah dan kuning menjadi media tampilnya wayang yang menceritakan cerita rakyat China itu. Wayang potehi ini didatangkan dari Surabaya dengan dalang S. Mudjiono. Cerita yang dibawakan dari kerajaan Sam Hay Lam Tong tentang kesaktian lima orang wanita.

Senin (23/8) malam lalu misalnya, pertunjukan dimulai pukul 19.00 hingga pukul 21.30. Ketika pertama dimulai penonton pertunjukan masih bisa dihitung dengan jari. Kursi yang dipersiapkan belum penuh benar. Mayoritas yang nonton wayang itu sudah sepuh.

Wayang potehi yang artinya boneka yang dibalut kain itu yang melakukan pertunjukan sangat unik dan lucu. Kostum yang dikenakan adalah pakaian kerajaan. Sedikit-sedikit dalang menggunakan bahasa China saat beraksi di atas panggung. Yang paling seru ketika adegan perang karena suara iringan musiknya ramai dan wayangnya bisa melompat-lompat sembari memakai jurus.

"Gini-ini enaknya nonton potehi sama makan cakwe. Kalau nonton wayang ini nggak enak dari tengah-tengah, harusnya sejak pertama, kalau nggak gitu nggak nyambung ceritanya," tutur Listyo, salah satu umat TITD yang ikut menyaksikan wayang potehi, Senin (23/8) malam.

Semakin malam umat TITD mulai berdatangan lagi. Aksi wayang potehi yang sama halnya dengan wayang kulit (budaya Jawa) pun semakin seru. Juga ada adegan peperangannya. Kalau sudah begitu penonton yang sudah berumur saling beradu komentar.

Ternyata dalam satu malam pertunjukkan cerita yang dibawakan oleh dalang tidak langsung selesai. Cerita itu bersambung ke malam-malam berikutnya. Artinya cerita tentang kesaktian lima orang wanita tidak cukup satu kali pertunjukkan saja, bisa-bisa sampai berminggu-minggu.

Hal itu dibenarkan oleh Ketua TITD Sumber Naga Adi Sutanto Saputro, katanya pertunjukan wayang potehi ini bakal ada di klenteng sampai 20 hari. Dalang wayang potehi mulai memainkan perannya sejak hari Sabtu (21/8) lalu.

"Ceritanya ini panjang dan nggak habis-habis. Nggak cukup satu malam, jadi besok bersambung terus. Pertunjukan wayang potehi ini juga untuk hiburan masyarakat, siapapun boleh nonton di sini, bukan buat umat saja," terang Adi.

Sudah kali kedua wayang potehi digelar dalam ulang tahun di tuan rumah (Kong Co). Pengurus TITD berharap dengan adanya wayang potehi ini bisa mengenalkan salah satu budaya dan cerita rakyat China kepada masyarakat.

Mendatangkan wayang potehi bukan sepenuhnya tanggung jawab dari panitia pelaksana. Ternyata setiap hari wayang potehi diminta memulai pertunjukan setelah ada umat yang mau nanggap.

"Setiap hari gantian umat yang nanggap.. Banyak umat yang percaya dengan nanggap bisa menjadi pintu rejeki atau kebaikan. Mereka mempercayai itu. Dan di pembukaan atau penutupan selalu disebut siapa yang nanggap lalu didoakan. Jadi, besok (hari ini) beda lagi yang nanggap tapi ceritanya sambungan dari pertunjukan sebelumnya. Sekali nanggap sekitar Rp 600 ribu," ujar Adi. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=176453

Tidak ada komentar:

Posting Komentar