Sabtu, 21 Agustus 2010

Sosialisasi UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Ketetapan MPR di Kota Probolinggo

Jumat, 13 Agustus 2010

Pemerintah Kota Probolinggomengadakan pertemuan dengan tema ”Sosialisasi UUD (Undang – Undang Dasar) 1945,NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), Bhineka Tunggal Ika dan KetetapanMPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)” yang dilaksanakan pada hari Kamis (12/8)di ruang Sabha Bina Praja Kantor Walikota Probolinggo.

Sosilisasi dihadiri sekitar 55orang undangan yang terdiri dari Walikota Probolinggo. HM. Buchori, WakilWalikota, H. Bandyk Soetrisno, Sekda, H. Johny Haryanto, Kapolres, AgusWijayanto, Dandim 0820, Hery Setiyono, masing – masing Kepala Satker KotaProbolinggo, Guru dan ketua OSIS SLTP dan SMU sekota Probolinggo serta AssistenPemerintahan Kota Probolinggo, Agus Subagiyo sekaligus sebagai koordinatoracara dengan pelaksana Bagian Hukum Kota Probolinggo.

HM. Buchori membuka acara denganmenyampaikan arahan, ”Kita sekarang sedang menjalankan suatu kewajiban agamayaitu berpuasa di bulan suci Ramadhan. Puasa janganlah dijadikan beban untukmengurangi aktivitas, tetapi harus disyukuri karena merupakan suatu mandat dariAllah SWT. Salah satu implementasinya dengan mengikuti acara Sosialisasi UUD 1945,NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Ketetapan MPR sampai selesai”.

”Bahwa Burung Garuda di Indonesia berbeda denganyang ada di Amerika. Sebagai lambang negara bangsa Indonesia yang biasa disebutdengan Garuda Pancasila, mempunyai makna yang jelas pada setiap bagian tubuh burunggaruda. Salah satunya, jumlah bulu pada burung garuda 17 helai bulu pada masing masing sayap,melambangkan tanggal 17, 8 helai bulu pada ekor mengartikan bulan 8 atauagustus, dan 45 helaibulu pada leher burung garuda melambangkan tahun kemerdekaan yaitu tahun 1945. Sedangkantulisan Bhineka Tunggal Ika di pita yang tercenkram oleh kaki burung garuda mengartikanberbeda beda tetapi tetap satu jua. Maksudnya, menegaskan meski memilikikeberagaman suku bangsa adat budaya dan agama tetapi dengan persatuan dankesatuan dapat mewujudkan negara Republik Indonesia”, tambah HM. Buchori.

Kemudian pemaparan tentang NKRI dalam bingkaiBhineka Tunggal Ika yang dijelaskan oleh Hery Setiyono, menyampaikan tentang pentingnyawawasan kebangsaan bagi bangsaIndonesia, yaitu bagaimana cara memandang dalam bersikap sebagai bangsaindonesia untuk lebih mengenal diri yang serba beragam dan selalu berubah, serta berfikir strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa,tetap menghargai dan menghormati kebhinekaanbangsa guna mencapai tujuan nasional.

”Semua tragedi nasionalis yang terjadi di Indonesiamulai dari Orde Lama, Orde Baru sampai Era Reformasi bertolak ukur pada kurangnyapemahaman nilai-nilai luhur yg dibangunoleh para pendahulu kita / para pendiri bangsa sehingga terbentuk nilai-nilaipersatuan (Sumpah Pemuda) 28 Oktober1928 yang bertujuan untuk menciptakan pemahaman wawasan kebangsaan seluruh lapisan bangsa agarlangsung dapat terealisasi kedalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara”, ucap Hery Setiyono.

Sambutan dilanjutkan olehKepala Dinas Pendidikan, Maksum Subani mengenai kesepakatan dasar dalam perubahan UUD 1945meliputi, tidak mengubah pembukaan UUD Negara RI 1945, tetap mempertahankanNegara kesatuan RI, mempertegas sistem pemerintahan Presidensial, dan penjelasanUUD Negara RI 1945 yang memuat hal – hal normatif.

Yang terakhir, Kepala Bakesbangpolinmas (BadanKesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat) Kota Probolinggo, Muchsin,menjelaskan isi dari Pancasila sebagai Kepribadian dan jiwa bangsa Indonesia. Denganperincian, sila pertama, Ketuhanan, menjalankan kewajiban syariat Islambagi pemeluk – pemeluknya, sila kedua, Kemanusiaanyang adil dan beradab, ketiga, Persatuan Indonesia, keempat, Kerakyatan yangdipimpin oleh hikmah kebijaksanaandalam permusyawaratan perwakilan dan terakhir sila kelima Keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=326

Tidak ada komentar:

Posting Komentar