[ Jum'at, 13 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Fd, 23, seorang pemuda Desa Muneng, Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo ini terkesan cengeng. Gara-gara percintaannya gagal, Fd kemarin (12/8) nekat mencoba bunuh diri dengan cara mengiris tangannya pakai silet.
Tak tanggung-tanggung, Fd menyilet tangannya berkali-kali. Ia sampai jatuh pingsan dan kehilangan banyak darah. Tapi, syukur saja nyawanya masih bisa diselamatkan setelah mendapat perawatan di RSUD Dr Moh. Saleh Kota Probolinggo.
Informasinya, sekitar 2 tahun lalu Fd bertunangan dengan seorang gadis, sebut saja namanya Mawar. Selama bertunangan, di antara mereka tidak pernah ada masalah. Tapi baru sebulan lalu mulai muncul masalah.
Mendadak orang tua Mawar secara sepihak membatalkan pertunangan. Padahal, Mawar masih mencintai Fd. "Kalau tunangannya (Mawar), masih suka sama dia (Fd). Tapi, orang tuanya yang laki-laki yang tidak setuju," ujar seorang kerabat Fd saat di RSUD.
Pembatalan pertunangan secara sepihak itu menyentak Fd. Apalagi, pemutusan pertunangan itu dilakukan di waktu yang sudah dekat dengan pernikahan. Fd berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarga Mawar agar hubungannya tetap bisa lanjut. Tapi, keputusan orang tua Mawar tak bisa berubah.
Sampai akhirnya, kemarin sekitar pukul 06.30, Fd, ditemukan lunglai dengan tangan bersimbah darah. Tepatnya di depan rumah kos Mawar di kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan. "Katanya, dia (Fd) melakukan itu (menyilet tangannya) sekitar pukul 04.00. Pokoknya habis subuh," jelas seorang sumber.
Mawar kemudian melarikan Fd ke RSUD. Tak lama kemudian, keluarga Fd datang ke RSUD. Suasana haru pun pecah, mereka tak percaya kalau Fd melakukan perbuatan senekat itu. "Biasa anak muda. Katanya pusing, terus melakukan itu," ujar salah seorang kerabat Fd.
Sementara dari hasil pemeriksaan medis, dipastikan Fd telah menyilet tangannya lebih dari 10 kali. Itu, terlihat jelas di tangan kiri Fd, yang penuh dengan luka. Beruntung, tidak ada sayatan yang sampai menembus urat nadinya.
"Sayatannya lebih dari sepuluh. Bisa bahaya juga, apalagi di bawa ke RSUD sudah bebrapa jam. Bisa infeksi. Setiap tindakan bunuh diri memang berbahaya," jelas dr Bety, dokter jaga di RSUD yang menangani Fd waktu itu.
Meski dikatakan bahaya, Fd, tak sampai menginap di RSUD. Sekitar Pukul 09.30 ia dibawa pulang oleh keluarganya. (rud/yud)
Tak tanggung-tanggung, Fd menyilet tangannya berkali-kali. Ia sampai jatuh pingsan dan kehilangan banyak darah. Tapi, syukur saja nyawanya masih bisa diselamatkan setelah mendapat perawatan di RSUD Dr Moh. Saleh Kota Probolinggo.
Informasinya, sekitar 2 tahun lalu Fd bertunangan dengan seorang gadis, sebut saja namanya Mawar. Selama bertunangan, di antara mereka tidak pernah ada masalah. Tapi baru sebulan lalu mulai muncul masalah.
Mendadak orang tua Mawar secara sepihak membatalkan pertunangan. Padahal, Mawar masih mencintai Fd. "Kalau tunangannya (Mawar), masih suka sama dia (Fd). Tapi, orang tuanya yang laki-laki yang tidak setuju," ujar seorang kerabat Fd saat di RSUD.
Pembatalan pertunangan secara sepihak itu menyentak Fd. Apalagi, pemutusan pertunangan itu dilakukan di waktu yang sudah dekat dengan pernikahan. Fd berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarga Mawar agar hubungannya tetap bisa lanjut. Tapi, keputusan orang tua Mawar tak bisa berubah.
Sampai akhirnya, kemarin sekitar pukul 06.30, Fd, ditemukan lunglai dengan tangan bersimbah darah. Tepatnya di depan rumah kos Mawar di kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan. "Katanya, dia (Fd) melakukan itu (menyilet tangannya) sekitar pukul 04.00. Pokoknya habis subuh," jelas seorang sumber.
Mawar kemudian melarikan Fd ke RSUD. Tak lama kemudian, keluarga Fd datang ke RSUD. Suasana haru pun pecah, mereka tak percaya kalau Fd melakukan perbuatan senekat itu. "Biasa anak muda. Katanya pusing, terus melakukan itu," ujar salah seorang kerabat Fd.
Sementara dari hasil pemeriksaan medis, dipastikan Fd telah menyilet tangannya lebih dari 10 kali. Itu, terlihat jelas di tangan kiri Fd, yang penuh dengan luka. Beruntung, tidak ada sayatan yang sampai menembus urat nadinya.
"Sayatannya lebih dari sepuluh. Bisa bahaya juga, apalagi di bawa ke RSUD sudah bebrapa jam. Bisa infeksi. Setiap tindakan bunuh diri memang berbahaya," jelas dr Bety, dokter jaga di RSUD yang menangani Fd waktu itu.
Meski dikatakan bahaya, Fd, tak sampai menginap di RSUD. Sekitar Pukul 09.30 ia dibawa pulang oleh keluarganya. (rud/yud)
Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=174620
Tidak ada komentar:
Posting Komentar