Jumat, 13 Agustus 2010

Buah Laris, Harga Naik

[ Jum'at, 13 Agustus 2010 ]
KRAKSAAN - Memasuki Ramadan, stok buah di pasar buah Semampir, Kecamatan Kraksaan meningkat. Namun, banyaknya stok bersamaan dengan naiknya beberapa harga buah. Sebabnya, karena harga dari petani juga naik.

Dalam pantauan Radar Bromo, beberapa hari terakhir banyak buah diturunkan di pasar tersebut. Terutama di beberapa bedak buah milik pedagang. Bahkan stoknya melimpah. Seperti di bedak milik Faris, 30, pedagang Semangka.

Menurut Faris, stok buah meningkat karena pedagang juga kulakan dari luar kota. Selain dari Probolinggo, juga dari Kabupaten Situbondo dan Jember. "Ini kebanyakan luar kota," kata Faris.

Setiap kali kulakan, Faris pasti mendatangkan Semangka dalam jumlah besar. "Untuk awal Ramadan saja, modalnya sekitar Rp 32 juta. Ini belum sampai akhir (Ramadan)," terangnya.

Dijelaskan Faris, seiring Ramadan sejumlah harga buah naik. Setidaknya, ada empat jenis buah yang mengalami kenaikan harga. Yakni, Semangka merah dan kuning, Blewah dan melon.

Awalnya harga Semangka merah sekitar Rp 3 ribu per kilogram. Memasuki Ramadan, naik pada kisaran Rp 4 ribu. Sementara Semangka kuning awalnya Rp 4 ribu. Tapi saat ini menjadi Rp 5 ribu. Sedangkan harga Melon naik hingga Rp 5 ribu-Rp 5.500. Sebelumnya harga Melon sekitar Rp 4 ribu.

Lonjakan harga tertinggi terjadi pada buah Blewah. Awalnya per kilogram Blewah hanya Rp 2.500. Namun saat ini meningkat jadi Rp 4 ribu. Menurut Faris, kenaikan itu disebabkan karena stok Blewah memang paling sedikit. "Karena di beberapa daerah Blewah memang belum panen. Jadi harganya lebih tinggi," terangnya.

Hal serupa diungkapkan Hermanto, 47, pedagang buah lainnya. Berbeda dengan Faris, dalam sekali kulakan maksimal Hermanto hanya bisa belanja Rp 4 juta. Padahal idealnya jumlah nominal mesti lebih banyak. "Karena penjualan buah cepat, Mas. Apalagi bulan ini," terangnya.

Dalam kondisi seperti itu kata Hermanto, rata-rata pedagang buah kekurangan modal untuk kulakan. Karena itu, mereka membutuhkan koperasi. Khususnya di pasar buah Semampir.

Sayang, sampai kini belum ada koperasi seperti yang diinginkan pedagang. Padahal menurut Faris, kebutuhan pedagang terhadap koperasi cukup tinggi. Sebab banyak pedagang yang membutuhkan modal usaha. Sekarang saja kata Faris, banyak pedagang mengeluhkan modal. "Terutama pedagang-pedagang kecil," ujarnya.

Sementara Hermanto mnegaskan, semua pedagang buah sudah melengkapi persyaratan pembuatan koperasi di pasar buah. Namun hingga kini belum terealisasi. "Padahal sudah lama diajukan," ujarnya.

Hal yang sama dikeluhkan Ny Sum, 35. Bedak milik Sum berada di sebelah Barat bedak Hermanto. Sum mengaku kekurangan modal untuk kulakan dalam jumlah besar. "Padahal sekarang ramai, Mas. Buah pasti cepat habis. Kalau modalnya minim, kita bisa kebingungan," kata Sum. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=174624

Tidak ada komentar:

Posting Komentar