Kamis, 10 Juni 2010

Sidak Plengsengan Ambrol

[ Kamis, 10 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Plengsengan di Jl Kerinci, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan yang ambrol pada Sabtu (5/6) lalu, jadi sorotan Komisi C DPRD setempat. Kemarin (9/6) Komisi C menggelar hearing dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) membahas itu.

"Plengsengan di Jalan Kerinci kok bisa seperti itu? Itu sebenarnya proyek tahun berapa? Bagaimana bisa ambrol begitu," tanya Wakil Ketua Komisi C Hamid Rusdi saat hearing yang dihadiri Kepala Dinas PU Sanusi Sapuan dan Kabid Perumahan dan Permukiman Amin Fredy.

Sanusi Sapuan membenarkan plengsengan itu ambrol. Proyek itu dikerjakan CV Jati Jaya di sepanjang Jl Kerinci. Pengerjaannya baru selesai 15 Desember 2009 lalu. Saat ini masih dalam masa pemeliharaan dan tanggung jawab rekanan. "Masa pemeliharaan enam bulan, seminggu sebelum masanya habis (15 Juni) proyek sudah ambrol duluan," terangnya.

Sanusi menegaskan ambrolnya plengsengan itu karena irigasi di sebelah barat, dekat sawah penuh dengan air. Sehingga airnya meluber, masuk ke dalam resapan tanah plengsengan hingga menyebabkan proyek tersebut ambrol.

Kendala lainnya, saluran air di bawah jembatan Jl KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur belum ada sentuhan perbaikan. Bentuk salurannya seperti huruf U. "Kami meminta agar PU segera menyelesaikan masalah (proyek) yang belum selesai," ujar Ketua Komisi C Nasution.

Seperti diberitakan plengsengan itu, berada persis di sisi selatan perempatan antara Jl Kerinci dan Jl Gus Dur, yang baru diresmikan Februari lalu. Tepatnya persis di sisi selatan jembatan pertama bila masuk ke Jl Gus Dur dari arah timur (Jl Brantas).

Ambrolnya cukup parah panjangnya sekitar 6 meter. Badan jalan juga ikut longsor hingga 1,5 meter dari bibir sungai. Informasinya plengsengan itu mulai ambrol Sabtu (5/6), sekitar pukul 15.30.

Yang ironis, plengsengan itu ambrol di saat cuaca sedang cerah. Arus air di sungai tersebut tidak begitu deras. Hanya saja, dari selokan sisi barat jalan airnya agak besar. Selokan yang tidak begitu lebar itu tidak mampu menampung gelontoran air. Ditambah terowongan di bawah jembatan sangat kecil.

Senin (7/6) lalu rekanan mulai memperbaiki plengsengan yang ambrol tersebut. Untuk mengetahui pasti kondisi terbaru plengsengan, setelah hearing kemarin Komisi C bersama Dinas PU langsung mendatangi lokasi.

Siang itu ada sejumlah pekerja yang sedang menata batu dan mengeduk tanah. Sewaktu di lokasi Jl Kerinci, Sanusi menjelaskan saluran air penyebab ambrolnya plengsengan. Ceritanya, kondisi saluran di sisi barat sangat kecil dan saluran di bawah jembatan tidak bisa menampung tingginya debit air. Akhirnya air di saluran tersebut langsung meluap dan meluber hingga ke tanah plengsengan.

"Ini kan masih tanah urukan, belum disemen. Sehingga resapan air mengakibatkan daya dorong. Kemungkinan pipa sulingan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu panjang. Akhirnya plengsengan tidak bisa menahan resapan air lalu ambrol," ujar Sanusi.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi, PU berencana bakal mengaspal jalan lingkungan tersebut. PU juga telah memerintahkan kepada rekanan untuk memberikan pipa dalam jumlah banyak.

Waktu itu, Hamid Rusdi sempat bersitegang dengan pekerja. Menurut pengamatan Hamid, tidak ada batu pondasi dalam plengsengan tersebut. Kerena sampai kedalam hampir dua meter tidak ada tatanan batu pondasi yang terlihat.

Tetapi pekerja tetap nekat mengatakan kalau pondasi batu itu ada tetapi berada jauh di dasar tanah. Pekerja juga menantang dewan supaya mau menunggu sampai batu pondasi itu dikeduk. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar