[ Kamis, 10 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO-Ribuan guru di lingkungan Dinas Pendidikan (dispendik) Kota Probolinggo tak memenuhi syarat sertifikasi. Dari total 3.651 jumlah guru yang ada di kota mangga ini, 1.779 dinyatakan tidak memenuhi persyaratan karena sebagian besar belum lulus S1/D4.
Adi Suhermanto, Kabag Ketenagaan Dispendik kota mengatakan, ada batasan bagi para guru yang belum mengantongi ijazah S1/D4, yakni sampai 2014. Peraturan itu, tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 10/2009, tentang sertifikasi guru dalam jabatan.
"Bagi yang sudah memenuhi syarat atau mengantongi ijazah S1/D4 berlanjut," ujarnya.
Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi di antaranya mempunyai ijazah S1/D4. Sedangkan bagi guru-guru yang belum S1/D4, harus berusia minimal 50 tahun, mempunyai pengalamam kerja minimal 20 tahun, dan mempunyai NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan). "Kalau itu (NUPTK) yang diperoleh dari pusat," jelas Adi.
Nah, dari total 3.651 guru di Dispendik, baru ada 1.872 yang memenuhi syarat untuk mengikuti sertifikasi. Sisanya sebanyak 1.779 tidak memenuhi syarat karena sebagian besar belum lulus S1/D4.
"Mereka (yang tidak memenuhi syarat) bisa karena belum S1/D4, belum berusia 50, atau masa kerja belum 20 tahun," jelasnya.
Menurut Adi, para guru yang banyak belum berijazah S1/D4 paling banya tersebar di tingkat TK (taman kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar). Sedangkan, untuk tingkat SMP dan SMA mereka rata-rata sudah lulus S1/D4. "Kalau SMP, SMA 95 persen sudah S1," ujarnya.
Sedangkan dari jumlah 1.872 guru yang memenuhi syarat sertifikasi itu, baru 914 yang benar-benar sudah dinyatakan lulus. Dan, sudah menerima TPP (Tunjangan Profesi Pendidik). Mereka adalah yang lulus sertifikasi pada 2006-2009.
Sedangkan mereka yang masuk kouta 2010, sebanyak 255 masih menunggu hasil penilaian. Dan, sisanya 703 masih menunggu giliran kapan akan masuk kouta sertifikasi dalam setiap tahunnya.
"Insyaallah 2014, akan tuntas bagi yang memenuhi syarat. Bagi yang tidak memenuhi syarat, silakan kuliah dulu. Karena 2014, sertifikasi tertutup bagi non S1/D4," ujar Adi. (rud/nyo)
Adi Suhermanto, Kabag Ketenagaan Dispendik kota mengatakan, ada batasan bagi para guru yang belum mengantongi ijazah S1/D4, yakni sampai 2014. Peraturan itu, tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 10/2009, tentang sertifikasi guru dalam jabatan.
"Bagi yang sudah memenuhi syarat atau mengantongi ijazah S1/D4 berlanjut," ujarnya.
Persyaratan untuk mengikuti sertifikasi di antaranya mempunyai ijazah S1/D4. Sedangkan bagi guru-guru yang belum S1/D4, harus berusia minimal 50 tahun, mempunyai pengalamam kerja minimal 20 tahun, dan mempunyai NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan). "Kalau itu (NUPTK) yang diperoleh dari pusat," jelas Adi.
Nah, dari total 3.651 guru di Dispendik, baru ada 1.872 yang memenuhi syarat untuk mengikuti sertifikasi. Sisanya sebanyak 1.779 tidak memenuhi syarat karena sebagian besar belum lulus S1/D4.
"Mereka (yang tidak memenuhi syarat) bisa karena belum S1/D4, belum berusia 50, atau masa kerja belum 20 tahun," jelasnya.
Menurut Adi, para guru yang banyak belum berijazah S1/D4 paling banya tersebar di tingkat TK (taman kanak-kanak) dan SD (Sekolah Dasar). Sedangkan, untuk tingkat SMP dan SMA mereka rata-rata sudah lulus S1/D4. "Kalau SMP, SMA 95 persen sudah S1," ujarnya.
Sedangkan dari jumlah 1.872 guru yang memenuhi syarat sertifikasi itu, baru 914 yang benar-benar sudah dinyatakan lulus. Dan, sudah menerima TPP (Tunjangan Profesi Pendidik). Mereka adalah yang lulus sertifikasi pada 2006-2009.
Sedangkan mereka yang masuk kouta 2010, sebanyak 255 masih menunggu hasil penilaian. Dan, sisanya 703 masih menunggu giliran kapan akan masuk kouta sertifikasi dalam setiap tahunnya.
"Insyaallah 2014, akan tuntas bagi yang memenuhi syarat. Bagi yang tidak memenuhi syarat, silakan kuliah dulu. Karena 2014, sertifikasi tertutup bagi non S1/D4," ujar Adi. (rud/nyo)
Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163703
Tidak ada komentar:
Posting Komentar