Kamis, 10 Juni 2010

Tolak Siswa Bertato dan Bertindik

[ Kamis, 10 Juni 2010 ]
Pendaftar SBI Capai 709 Orang

PROBOLINGGO - Sekolah berkelas SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) di Kota Probolinggo benar-benar diburu. Sampai Rabu kemarin (9/6) jumlah pendaftar kelas SBI di SMKN 2 mencapai 709. Padahal, kursi yang disediakan hanya 480.

Dari jumlah 709 itu, hanya terdapat 79 pelajar perempuan. Para pelajar perempuan itu, paling banyak mengambil jurusan teknik komputer, yakni sebanyak 77 orang. Sedangkan, 2 orang lainnya terbagi pada jurusan teknik mesin dan teknik listrik yang masing-masing 1 orang.

Mereka yang berminat di SBI tidak hanya pelajar dari dalam daerah. Jumlah pendaftar dari luar daerah mencapai 35 persen. Mereka berasal dari Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Jember, Malang, Blitar, Tulungagung, Sidoarjo, Madura, Jayapura, Solo, dan Tenggarong Kalimantan.

Kemarin (9/6) merupakan hari terakhir waktu pendaftaran di SMKN 2. Para pendaftar tidak perlu antre lagi seperti pada awal masa pendaftaran, Senin (7/6) lalu. Seperti pada hari pertama, para pendaftar itu harus melewati empat loket. Yakni, loket pertama sebagai tempat pengambilan formulir, loket kedua tempat pengisian formulir dan loket ketiga sebagai tempat tes fisik atau kesehatan.

Nah, pada loket ketiga inilah mereka harus menjalani beberapa pemeriksaan, seperti tes buta warna, timbang badan, dan pengukuran tinggi badan. Para calon siswa itu juga diperiksa tato dan tindik.

"Setelah lolos di loket ketiga mereka baru boleh menuju loket keempat untuk mendaftar," jelas Muslimat, ketua penerimaan peserta didik baru (P2DB) SMKN 2.

Dari hasil tes di loket tiga itulah, diketahui ada empat calon siswa yang mengalami buta warna. Terhadap mereka, panitia menyarankan harus pindah jurusan bila ingin terus bersaing merebut kursi di SMKN 2.

"Ada dua jurusan yang tidak mengharuskan mereka mengerti warna, yakni teknik mesin dan teknik bangunan," jelas Muslimat.

Bagaimana kalau misalkan mereka tidak mau pindah jurusan? "Ya dengan sangat terpaksa mereka harus mundur. Tapi, kebanyakan mereka tidak keberatan untuk pindah jurusan," ujar Muslimat.

Selain ada siswa buta warna, ada juga yang ketahuan memiliki bekas tindikan di telinganya. Nah, mereka yang mempunyai tindikan ini tidak boleh masuk ke SMKN 2. "Karena perusahaan juga enggan menerima mereka (orang punya bekas tindikan)," jelas Muslimat.

Tapi, menurut Muslimat, bila tindikan itu memang bawaan dari kecil. Tidak ada masalah, asalkan ada surat keterangan dari desa atau kelurahannya. "Kalau memang dari kecil tidak apa-apa, biasanya ini mereka yang lahir (weton) Wage," ujarnya.

Selain bertindik dan buta warna, pendaftar bertato juga tidak boleh. Tapi, meski itu sudah jelas-jelas tidak boleh masih ada saja yang mecoba mendaftar. "Ada yang sempat konsultasi ke saya satu orang (bertato). Saya jelaskan kalau tidak boleh, akhirnya tidak jadi mendaftar," ujar Muslimat. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163704

Tidak ada komentar:

Posting Komentar