Senin, 07 Juni 2010

Dimulai, Persaingan Masuk Kelas SBI

[ Senin, 07 Juni 2010 ]
Setelah SMAN 1, Kini Giliran SMKN 2

PROBOLINGGO - Persaingan masuk kelas SBI (sekolah bertaraf internasional) kembali dimulai. Setelah SMAN 1, mulai hari ini (7/6) dibuka pendaftaran calon murid kelas SBI di SMKN 2.

Ketentuannya hampir sama. Kelas ini tertutup bagi siswa setingkat SMP yang tidak lulus unas utama. Pelajar yang tidak lulus dalam unas utama itu secara otomatis terkendala sebuah persyaratan.

Syarat itu adalah keharusan memiliki ijazah SMP negeri maupun swasta, asli atau fokopiannya yang sudah dilegalisir. Dengan syarat itu, berarti sebanyak 287 siswa tingkat SMP yang tak lulus unas utama tingkat SMP tidak mempunyai peluang untuk masuk kelas SBI.

Kalau belum ada, pendaftar harus menyertakan surat keterangan lulus (SKL) dari sekolah asalnya. "Kalau tidak ada (ijazah atau SKL), ya tidak punya peluang," ujar Muslimat, ketua penerimaan peserta didik baru (P2DB) SMKN 2.

SBI memang diberi kebebasan untuk menggelar P2DB lebih awal dari dinas pendidikan (dispendik). "Itu karena kami memang dikasih kesempatan untuk melakukan seleksi lebih dulu," jelas Muslimat.

Tapi, bukan berarti siswa yang tidak lulus unas utama itu tidak ada kesempatan sama sekali untuk masuk kelas SBI. Mereka, masih diberi kesempatan untuk mengikuti pada seleksi tahun depan. "Kalau memang berminat di SBI, bisa tahun depan," ujarnya.

Peluang lebih baik dimiliki oleh pelajar pemegang ijazah kejar paket B. Mereka memiliki hak yang sama, yakni bisa melanjutkan ke sekolah berkelas SBI. "Kalau punya ijzah paket B boleh, asalkan usianya tidak lebih dari 21 tahun," jelasnya.

Setelah mendaftar, para calon siswa kelas SBI akan menjalani serangkaian tes. Dari tes akademik sampai nonakademik. Dan, yang paling tinggi nilainya adalah tes potensi akademik. Jadi, tidak semata-mata karena nilai unasnya. Hasilnya, akan diumumkan pada 19 Juni.

Tahun ini, SMKN 2 menyiapkan sebanyak 15 kelas. Masing-masing kelas akan diisi dengan 32 siswa alias butuh sebanyak 480 siswa. Diperkirakan persaingan untuk mendapatkan kursi itu, akan sangat ketat. Pasalnya, tidak ada batasan bagi para pendaftarnya. Siapa pun boleh mendaftar asalkan memenuhi persyaratan. Termasuk para siswa dari luara daerah.

"Tidak ada batasan (bagi siswa luar daerah). Juga tidak perlu rekomendasi kepala dinas (kadispendik), seperti pada SMA. Di sini, tidak ada perbedaan. Semuanya diperlakukan sama, yang membedakan hanya mereka bisa lulus tes atau tidak," jelas Muslimat. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=163067

Tidak ada komentar:

Posting Komentar