Jumat, 25 Juni 2010

Tekan Premanisme, Gelar Operasi

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
Amankan Dua Pengamen di Bus

KRAKSAAN - Kemarin (24/6) Polres Probolinggo menggelar operasi premanisme gabungan dengan Satpol PP setempat. Utamanya aksi premanisme di jalan raya. Sasaran operasi adalah pelaku kejahatan jalan dan anak jalanan (anjal). Selain itu, operasi juga menjaring pengamen jalanan yang dianggap meresahkan.

Operasi dipimpin Kasat Samapta Polres Probolinggo AKP Heri Suyanto. Sementara personel yang diturunkan sekitar 20 polisi dan 15 Satpol PP. Rombongan menggunakan sebuah truk polisi dan sebuah mobil patroli.

Dalam pantauan Radar Bromo, operasi digelar sepanjang Jl PB Sudirman Kraksaan. Sekitar pukul 11.00 WIB, tim operasi berangkat ke arah Pajarakan. Namun saat tiba di lapangan Pajarakan, tim berbalik ke Timur. "Kosong," ujar salah satu anggota tim. Radar Bromo sendiri mengikuti rombongan tersebut dengan kendaraan pribadi.

Selanjutnya rombongan bergerak menuju Alun-alun Kraksaan. Setiba di alun-alun, tim langsung bergerak memisah. Yakni di sebelah Utara dan Selatan jalan. Sebagian lagi menyisir wilayah alun-alun.

Hasilnya, di alun-alun tim tidak menemukan anjal, maupun pelaku kejahatan. Tugas mereka kemudian membantu tim yang bergerak di sisi kanan dan kiri jalan. Menurut Heri, operasi itu terutama untuk menggeledah bus angkutan umum yang lewat. "Kalau bus pariwisata jangan distop," perintah Heri pada anggota tim.

Operasi tersebut dilakukan hingga sekitar pukul 13.00 WIB. Dalam kurun tersebut, tim menghentikan sekitar 15 bus umum. Baik bus dari arah Timur, maupun barat. Sementara anjal yang terjaring hanya 2 orang. Yakni pengamen di sebuah bus menuju Timur.

Mereka akan dibawa ke Mapolres. Menurut Heri, anjal tersebut akan mendapat pembinaan sosial oleh Polres. "Tentunya sesuai prosedur yang berlaku," tutur Heri.

Ditemui setelah operasi Heri mengatakan, operasi itu merupakan langkah preventif. Tujuannya untuk mengurangi angka kejahatan yang terjadi di jalan raya. "Kebanyakan terjadi di angkutan umum. Terutama bus antar kota maupun provinsi," sebut Heri.

Selain itu, operasi bertujuan untuk menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat. Khususnya pengguna jasa bus. Sebab kata Heri, angka kejahatan di bus kota terbilang tinggi. Modusnya pun bermacam-macam. Seperti jambret, copet, ataupun pemerasan.

Pengamen di bus pun bisa dikatakan mengganggu kenyamanan penumpang. Sebab kata Heri, beberapa di antaranya tidak bersikap sopan pada penumpang. "Yang seperti itu juga tergolong kejahatan jalan," kata Heri.

Karena itu, Heri berharap operasi tersebut bisa berjalan efektif. Sehingga, akan memberi keamanan bagi pengguna jalan. Hal itu kata Heri, adalah tujuan utama kepolisian. "Artinya masyarakat kita merasa nyaman," pungkasnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166487

Tidak ada komentar:

Posting Komentar