Jumat, 25 Juni 2010

Dianggap Program Masa Depan

[ Jum'at, 25 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Pro dan kontra dalam pelaksanaan sebuah kebijakan di pemerintahan merupakan hal yang lumrah. Berbagai respon itu mestinya bisa menjadi kritikan bagi pemerintah, seperti penyelenggaraan event tahunan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro).

Koordinator Forum Kota Probolinggo Sukardi Mitho berpendapat pro kontra itu pasti terjadi. Pelaksanaan Semipro menurutnya menjadi sangat penting karena ini merupakan ide kreatif pemkot untuk menggali potensi yang ada di daerahnya.

"Ini menjadi sangat penting ditengah keterbatasan yang dimiliki oleh pemkot Probolinggo. Semipro adalah promosi daerah dalam bentuk event pariwisata. Karena Kota Probolinggo hampir tidak memiliki potensi alam yang bisa dijadikan wisata. Sangat pragmatis, bila ada Semipro maka ujug-ujug langsung ada investor," katanya.

Melalui Semipro bisa menjadi ajang untuk mempertontonkan kepada investor apa yang dimiliki oleh Kota Probolinggo. "Ini (Semipro) adalah lompatan program yang bersifat masa depan. Tidak selalu kegiatan itu bersifat pragmatis. Saya optimis akan ada hal-hal positif yang bisa dihasilkan," terang Sukardi.

Kepada Radar Bromo, Sukardi menegaskan dirinya sangat yakin akan banyak variabel yang bisa diperoleh dari kegiatan Semipro untuk masyarakat. "Kota Probolinggo ini diibaratkan seperti rumah. Kalau sebuah rumah, jendela dan pintunya tidak buka, siapa yang akan tahu dalamnya rumah itu seperti apa. Semipro itu program strategis dalam jangka panjang," tuturnya.

Ia mencontohkan, dalam pameran produk unggulan UKM (usaha kecil menengah), selama ini Sukardi melihat banyak UKM binaan pemkot yang punya kualitas baik tapi punya kendala di pemasaran. Nah, dengan event Semipro ini banyak daerah yang akan melihat dan mengenal produk unggulan Kota Probolinggo sebagai ajang promosi.

"Jangan berpikir pragmatis. Melalui Semipro bisa menjadi daya tarik bagi pengunjung dari luar Kota Probolinggo. Pemkot juga harus mengemas event ini dengan kegiatan menarik dan membuka peluang dari daerah-daerah lain. Kalau menurut saya, ke depannya anggaran Semipro harus ditambah lagi, untuk tambah kegiatan dan benar-benar nasional punya," tegas Sukardi lagi.

Sementara itu, Ketua LSM Wamor Kota Probolinggo Imam Suliono menyatakan Semipro bukan sekedar hiburan. Tapi, media perpaduan pelestarian budaya dengan transaksi ekonomi UMKM. Sehingga tidak hanya untuk menarik wisatawan lokal tapi juga para pelaku bisnis lokal.

"Dampak yang dirasakan nantinya, Kota Probolinggo akan menjadi ikon pemberdayaan masyarakat berbasis partisipatif melalui wisata budaya dan keunggulan lokal yang lain. Jadi, Semipro sangat berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Cuma diharapkan, lanjut Imam, agar ada kesinambungan dalam program ini sehingga tidak terkesan ramai sesaat. Semua sektor harus all out agar masyarakat terlibat secara maksimal dan menerima manfaat atas kegiatan ini.

"Memang semua kegiatan ada dampak biaya. Tapi, kalau menghambur-hamburkan anggaran ya tidaklah. Toh, dampak dari kegiatan ini untuk kesejahteraan masyarakat juga. Kalau tidak diserahkan saat ini paling tidak masa mendatang. Saran agar semua satker benar-benar mendukung penuh. Sosialisasi ke masyarakat agar sampai ke tingkat kelurahan, LPM, PKK diberi peran agar bisa berkontribusi positif," beber Imam.

Imam mengaku kegiatan yang menurutnya menarik adalah pawai budaya. Dengan pawia budaya masyarakat bisa mengenal budaya asli Kota Probolinggo dan budaya daerah lain. "Manfaatnya untuk mengimbangi arus budaya asing dan ancaman bencana teknologi informasi terhadap generasi muda," kata dia.

Kemarin, berbagai persiapan properti untuk kegiatan pendukung Semipro sudah dilaksanakan. Mulai dari pengecatan panggung bantuan dari PT KTI, pemasangan partisi pameran Protex di alun-alun, pameran produk di GBH dan GOR A Yani serta pameran flora di alun-alun. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=166477

Tidak ada komentar:

Posting Komentar