Minggu, 09 Mei 2010

Datang Berkebaya, Tak Lulus Sekolah

[ Minggu, 09 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Kegembiraan tak menghampiri SPA, seorang siswa SMPN 7 Kota Probolinggo. Jumat (7/5) lalu ia sudah memakai kebaya dan datang mengambil pengumuman kelulusan di sekolahnya. Tapi, SPA justru menerima amplop yang menyebutkan dia tidak lulus sekolah.

Seorang wali murid sampai iba melihat nasib SPA. Sebab, SPA adalah teman sekelas anaknya. "Katanya di SMPN 7 itu lulus 100 persen. Tapi, kenyataannya malah ada satu yang tidak lulus. Di website dijelaskan kalau nama siswa tersebut lulus," ucap wanita yang enggan namanya dikorankan itu.

Melihat data dari Dinas Pendidikan, ada 1 siswa SMPN 7 yang tidak lulus dan harus mengulang ujian. "Iya, tapi satu siswa yang tidak lulus itu memang tidak pernah ikut unas sejak pertama sampai terakhir. Sudah dua bulan dia tidak sekolah, anaknya laki-laki. Bukan si SPA," tuturnya.

Diakui olehnya, SPA pernah punya catatan di sekolahnya. Sewaktu masih semester 1 SPA pernah ketahuan mencuri HP (handphone) milik temannya. SPA lalu di sidang di sekolah. Atas peristiwa itu SPA masih dimanfaatkan dan tidak dikeluarkan dari sekolah.

Menginjak semester dua, sekitar bulan Februari 2010 SPA tidak masuk sekolah karena ada permasalahan keluarga. SPA tinggal disini dengan budhenya. Ibunya bekerja di Singapura sebagai TKW (tenaga kerja wanita) sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia.

Anehnya, selama 16 hari tidak masuk sekolah, pihak sekolah tidak pernah mencari SPA. "Setidaknya itu wali kelas atau guru BK mendatangi rumahnya. Prosedurnya kan ada surat panggilan wali murid sampai tiga kali, kalau tidak ada tanggapan gurunya harus mencari ke rumah murid. Ini yang tidak dilaksanakan oleh sekolah," ungkap wanita berjilbab itu.

Belasan hari tidak masuk sekolah, salah satu wali murid berhasil menemukan SPA. Selama itu ia bersembunyi di rumah temannya di Belokan. Beberapa minggu sebelum UN, SPA masuk sekolah.

Tapi, bukan mendapatkan sambutan hangat dari gurunya. SPA malah diberitahu kalau dia tidak akan lulus karena nilai non akademisnya tidak memenuhi syarat. Namun SPA tetap punya semangat untuk sekolah. Ia mengikuti UN, ujian praktik dan ujian akhir semester (UAS).

"Apa hanya karena masalah non akademis sampai tidak meluluskan siswa. SPA mengikuti semua ujian. Masak gara-gara tidak masuk 16 hari akhirnya tidak lulus. Apa bedanya dengan murid yang masuk penjara yang malah diperhatikan sama sekolah, ini kok tidak," gerutunya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Maksum Subani tidak banyak memberi penjelasan soal SPA. "Masalah ini yang tahu sekolah (SMPN 7). Keberhasilan unas bukan satu-satunya untuk kelulusan," pungkas dia. (fa/yud)

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157425

Tidak ada komentar:

Posting Komentar