Senin, 20 September 2010

Gunung Bromo pun Ramai Wisatawan

[ Minggu, 19 September 2010 ]

PROBOLINGGO - Gunung Bromo tetap menjadi salah satu destinasi wisata di masa liburan lebaran ini. Kemarin (18/9) ramainya kunjungan wisata di Gunung Bromo jelas terlihat.

Dari pantauan Radar Bromo kemarin praktis tidak ada jeep (hartop) wisata yang sampai antre menunggu penumpang. Artinya, semua armada pengangkut wisatawan di kawasan lautan pasir Gunung Bromo itu telah laku disewa penumpang.

Keramaian wisatawan juga terlihat dari banyaknya kendaraan yang parkir di sekitar Ngadisari dan Cemorolawang. Maklum, setelah diberlakukan peraturan mobil pribadi dilarang turun ke lautan pasir, maka semua mobil (kecuali jeep) harus parkir di atas.

Kemarin saat masih sekitar pukul 05.30 parkiran jeep dan sepeda motor di lautan pasir belum begitu ramai. Beberapa saat kemudian banyak kendaraan yang turun dari Penanjakan, Kabupaten Pasuruan.

Setelah menyaksikan sunrise di Penanjakan, wisatawan mancanegara atau nusantara banyak yang langsung turun ke lautan pasir lalu mendaki Bromo. Tapi, tidak sedikit dari wisatawan yang memilih langsung ke Bromo sambil melihat sunrise.

Tidak semua wisatawan datang ke Bromo untuk menaklukkan lautan pasir dan ratusan anak tangga hingga mencapai kawah. Langkah mereka ada yang terhenti sampai di pura saja. Sambil menunggu keluarga yang naik ke kawah, pedagang menu "lautan pasir" jadi jujugan.

Perut kosong tidak menjamin bisa mencapai ke puncak kawah. Beberapa wisatawan justru sengaja mampir ke pedagang sebelum melanjutkan perjalanannya. "Wah.. Ini dia dewa penyelamat kita. Ayo isi perut dulu buat naik tangga ntar," celetuk seorang wisatawan asal Jawa Barat.

Pria itu tidak sendirian. Ia bersama keluarga besarnya. Dua pedagang yang berbekal dingklik dan menu sederhana pun diserbu. Yang menjadi favorit adalah tahu isi, mie instant dan nasi pecel. Menikmati menu di tengah hamparan "pasir berbisik" setidaknya ada kesan tersendiri.

"Gue udah kagak kuat. Lo aja deh naik ke sana. Gue ma nyerah. Bu, mau dong kopinya satu. Ini mie direbus atau diseduh? Kalau direbus, aku mau juga satu aja," ujar Yuliana, wisatawan nusantara asal Jakarta ke temannya kemudian memilih duduk di warung sederhana itu.

Yuliana mengatakan kalau dirinya sudah tidak kuat lagi untuk melanjutkan perjalanan sampai ke kawah. Dia mengaku tidak bisa membayangkan capeknya. Ditawari naik kuda, Yuliana justru takut. Diakuinya jika kemarin adalah kunjungan pertamanya ke Bromo. Dia ikut rombongan wisata dari Jakarta. "Biar dah, di sini aja ama nunggu yang pada turun," kata perempuan dewasa itu.

Pedagang menu lautan pasir pun dibuat sibuk. Begitu banyak peminat yang menyerbu dagangan mereka. Tahu isi penuh mengisi wadah malah habis tidak sampai setengah jam. "Ramainya sudah seminggu ini. Kalau sekarang (kemarin) sudah sedikit sepi," ucap salah satu pedagang.

Makin siang justru semakin banyak wisatawan yang berdatangan. Jumlahnya makin bertambah dan bikin antrean tangga mengular. Wisatawan berbondong-bondong menuju ke tangga melewati laut pasir dan tebing bebatuan.

Ramainya pengunjung Bromo ternyata tidak lepas dari pantauan Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo. Kepala Disbudpar Tutug Edi Utomo membenarkan jika menu tahu dan nasi -dia menyebutnya menu laut pasir- memang pas dengan selera wisatawan.

Soal ketentuan jeep dan kuda memakai voucher (antre) diarahkan oleh pemkab untuk memuaskan wisatawan. Seandainya jumlah wisatawan melampaui jumlah calon penikmat jeep, maka kuda menjadi alternatif kebijakan dua kali antar tetapi tidak mengurangi paket dasar "antar jemput" dari lokasi awal.

"Kami sudah memprediksi hari ini (kemarin) bakal banyak pengunjung. Dan, kami sudah antisipasi bersama paguyuban jeep, kuda, hotel dan pelaku usaha wisata lainnya. Kami bahkan sudah menyiapkan kata-kata khusus welcome to Bromo, sugeng rawuh wonten Bromo," jelas Tutug saat dihubungi kemarin.

Dari data yang terekap di Disbudpar, mulai tanggal 9-17 September jumlah pengunjung didominasi oleh wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan mancanegara maksimal 60 orang per harinya.

Sementara wisatawan nusantara hampir seribu pengunjung. Hotel di Bromo sejak hari raya sampai kemarin pun full booked. "Hanya beberapa saja yang tersisa kamarnya. Hotel Ucik saja full booked lho..," tuturnya berpromosi.

Tutug menambahkan, apresiasi wisatawan ini berkat kerja keras para pelaku usaha wisata yang terobsesi mewujudkan konsep rebranding. Bahwa Bromo tidak hanya indah sunrisenya saja tapi ada beragam daya tarik alam lainnya termasuk budaya.

"Kami terus berupaya memajukan Bromo dan memanjakan wisatawan dengan menggelar event-event menarik. Misalnya jazz gunung, festival tengger, festival rawon, gebyar reog, jelajah budaya hingga menyiapkan desa wisata dan lainnya," ucap Tutug bersemangat. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=179902

Tidak ada komentar:

Posting Komentar