Jumat, 20 Agustus 2010

GHIPPA ke Jatim, Yakin Juara

[ Jum'at, 20 Agustus 2010 ]
KRAKSAAN - Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo tengah bersiap mengikuti lomba evaluasi GHIPPA (Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air) tingkat Jawa Timur. Itu setelah GHIPPA Sumber Abadi Kabupaten Probolinggo berhasil menjuarai lomba sejenis tingkat Bakorwil III Malang.

Kepala Dinas PU Pengairan Anung Widiarto mengaku optimis bisa menjuarai lomba evaluasi itu. "Sebab perangkat yang disiapkan sudah cukup matang dan teruji," ujar Anung kepada Radar Bromo saat ditemui di kantornya, kemarin (19/8).

Dikatakan Anung, sudah kesekian kalinya Kabupaten Probolinggo meraih juara di bidang Pengairan. Bahkan pernah menjuarai lomba evaluasi tingkat nasional. Secara umum menurutnya, hampir setiap tahun Kabupaten Probolinggo menjadi juara tingkat provinsi. "Selalu tiga besar," sebut Anung.

Tahun ini lomba itu sendiri akan dilaksanakan pada September. Kabupaten Probolinggo hanya mengirimkan GHIPPA pada lomba tersebut. Sementara lomba untuk kategori HIPPA tidak ada delegasi yang dikirim. "Sebab pada bakorwil lalu hanya meraih juara kedua," kata Anung.

Lebih jauh Anung menjelaskan, GHIPPA Sumber Abadi yang dikirim saat ini berdiri pada 14 Juni 2000. Keberhasilannya disebabkan, karena kelompok tersebut sukses menerapkan pemanfaatan sumber yang ada.

"Setiap anggota GHIPPA dikenai iuran. Besarnya Rp 15 ribu per hektar. Jadi swadaya di situ cukup kuat," tuturnya. Bahkan GHIPPA bisa mandiri dari iuran anggota. Sebab dari iuran itu saja, banyak hal yang berhasil dilakukan.

Anggota GHIPPA Sumber Abadi mencakup tiga kecamatan. Yakni maron, Gending dan Banyuanyar. Sementara jumlah HIPPA yang bergabung sebanyak 11 kelompok dari 11 desa. "Sistem yang dibangun cukup kuat. Sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi anggota," jelas Anung.

Sementara itu, lahan yang di awasi oleh GHIPPA Sumber Abadi cukup luas. Yakni, 752 hektar. Dari luas tersebut, GHIPPA berhasil membangun saluran irigasi sekunder sepanjang 7.644 meter. Sementara saluran pembuangan sepanjang 2.323 meter.

Juga ada saluran sadap sebanyak 20 buah, gorong-gorong sebanyak 7 buah. Selain itu juga ada bangunan terjun sejumlah 26 buah. "Kemandiriannya tampak. Bahkan tampak bantuan modal dari pemerintah," kata Anung.

Selain membangun sistem, Dinas PU Pengairan kata Anung mendorong GHIPPA agar memanfaatkan potensi usaha yang ada. Sejauh ini pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan sejumlah kelompok tani. Yakni petani ikan air tawar, petani batu bata, peternak itik, pembuat pupuk bokasi. "Untuk sementara 4 usaha. Nanti akan di kembangkan ke yang lain," tuturnya.

Namun kata Anung, prioritas juara bukan yang utama. Sebab yang penting adalah kesejahteraan petani. Selain itu juga keteraturan sistem penggunaan air yang layak. "Juara bukanlah yang utama. Sebab kemandirian petani dan kelompok lebih penting. Juga faktor kesejahteraan anggota," kata Anung.

Anung berharap, langkah yang sudah dilakukan GHIPPA Sumber Abadi bisa dilakukan GHIPPA lainnya. Sehingga petani pemakai air Kabupaten Probolinggo bisa memiliki kecenderungan mandiri. "Karena juga akan memberikan manfaat bagi lahan dan sekitarnya," pungkas Anung. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=175718

Tidak ada komentar:

Posting Komentar