Jumat, 20 Agustus 2010

Dewan Lihat Kompor Solar-Deterjen

[ Jum'at, 20 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Komisi B DPRD Kota Probolinggo langsung memberi perhatian pada ibu rumah tangga yang menggunakan solar campur deterjen sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Para anggota dewan komisi tersebut kemarin (19/8) mendatangi rumah Siti Khodijah di Jl Kiai Abdul Hamid, Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran.

Para anggota dewan yang datang saat itu adalah Ketua Komisi B, Sri Wahyuningsih bareng Wakil Ketua Komisi Agus Riyanto, dan tiga anggota. Yakni Farina Churun Inin, Syaifudin dan Eko Laksono. Sekira pukul 12.30 lima anggota dewan itu menemui Siti di kediamannya.

Saat didatangi dewan, Siti sedang tidur. Dia langsung dibangunkan keluarganya. Selanjutnya para wakil rakyat memberondong pertanyaan bak menginterogasi. Mereka menanyakan asal muasal Siti sampai punya ide menggunakan solar untuk kompornya.

Siti pun menjelaskan bagaimana ketika dia memakai solar sejak lima bulan lalu. Seperti diberitakan sebelumnya, ide itu berasal karena keterbatasan perekonomian keluarganya untuk membeli minyak tanah (mitan). Di samping harga mitan yang mahal, mitan juga sempat sangat langka di pasaran. Nah, inspirasi menggunakan solar itu muncul saat Siti sedang berada di pelabuhan.

Ia melihat sendiri nelayan kapal ada yang mencampur solar dengan mitan untuk bahan bakar. Hasilnya, kapal itu tidak terbakar dan justru bisa beroperasi. Dari apa yang dilihatnya itulah Siti akhirnya mau coba-coba sendiri di rumahnya.

Sampai lima bulan berjalan apa yang mereka khawatirkan tidak terjadi. Siti mengakui ide untuk mencampurkan deterjen ke solar lantaran ia berpikir jika detergen itu berbau wangi, jika dicampurkan ke solar maka bau solar bakal hilang.

Secara ekonomi apa yang dilakukan oleh Siti benar-benar bisa mengirit pengeluarannya. Dulu, satu liter mitan hanya bisa digunakan selama dua hari saja. Berbeda dengan solar yang bisa bertahan sampai tiga hari. Harganya pun relatif lebih murah ketimbang mitan. Solar hanya Rp 4500 seliter sedangkan mitan saat ini mencapai Rp 7.500 hingga Rp 8.000.

Tidak cukup hanya mendapat penjelasan, komisi B meminta Siti untuk mempraktikkan secara langsung. "Solarnya habis," kata Siti. Segera wakil ketua Agus Riyanto memberikan duit kepada salah seorang kerabat Siti agar berangkat ke SPBU dan membeli solar.

Dewan juga tidak segan untuk mencium bahan bakar yang sudah ada di dalam kompor. "Baunya seperti minyak tanah, persis," celetuk Agus. Anggota komisi lainnya pun ikut meneteskan cairan ke telapak tangannya dan mencium cairan tersebut.

Ketika solar sudah terbeli, Siti diminta untuk mengoplos solar dengan deterjen yang dimiliknya. Caranya pun cukup mudah, dari jirigen solar dimasukkan ke botol air mineral ukuran besar lalu dimasukkan detergen. Dikocok sampai bercampur baru kemudian dimasukkan ke kompor. "Ya itu, pokoknya sumbunya harus dilihat terus. Sumbunya mesti panjang biar apinya bagus," cetus Siti sambil praktik.

Tidak hanya mengoplos saja, Siti juga mengeluarkan panci berisi air dan dewan menunggu hingga air itu benar-benar matang melalui kompor tersebut. "Ini merupakan penemuan baru di Kota Probolinggo. Ada masyarakat sampai seperti ini berarti program elpiji pemerintah tidak berjalan dengan baik," ungkap Agus Riyanto dari PDIP itu.

Sementara itu, Sri Wahyuningsih menambahkan pihaknya sampai turun ke masyarakat dan melihat hasil temuan baru pengganti mitan, karena ini bisa menjadi solusi bagi masyarakat kurang mampu. Terutama mereka yang masih takut dengan elpiji sehingga bisa menggunakan cara seperti ini.

"Agar masyarakat tidak menjerit bahwa mitan mahal dan langka. Namun harapan komisi B dengan adanya temuan alternatif mitan ini kiranya bisa ditindaklanjuti oleh pemkot melalui Diskoperindag atau mungkin sekolah-sekolah melakukan penelitian," jelas Sri.

Penelitian tersebut harus dilakukan, lanjut Sri, untuk mengetahui apakah penggunaan solar untuk kompor menimbulkan bahaya pada makanan atau keamanan terjadinya ledakan.

Dengan adanya ini program elpiji tetap jalan terus dengan segala upaya perbaikan ke depan yang dilakukan oleh pemerintah agar aman terhindar dari bahaya dan besar manfaatnya untuk masyarakat. "Oplos solar dan deterjen ini bisa menjadi solusi alternatif untuk masyarakat, terutama bagi masyarakat atau warga kurang mampu," katanya. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=175713

1 komentar:

  1. Min, saya tertarik untuk meneliti ini..
    saya boleh bertanya min... deterjen yang digunakan merek apa dan komposisinya berapa ya..?
    terimakasih...

    BalasHapus