Minggu, 04 Juli 2010

Tiga Atlet Badminton Probolinggo Jadi Wakil Jatim dalam O2SN

[ Minggu, 04 Juli 2010 ]
Rajin Berlatih dan Rajin Nyekar

Selain menjadi wakil Jatim untuk olimpiade sains, ada juga pelajar dari Probolinggo yang jadi duta Jatim di arena O2SN. Ini olimpiade untuk bidang olahraga. Mereka adalah tiga pelajar yang menjadi atlet badminton.

MUHAMMAD FAHMI, Probolinggo

KAMIS (17) pukul 14.30, PB Abadi, sebuah klub bulu tangkis di Probolinggo sedianya melakukan latihan rutin. Tapi, saat jarum jam menunjuk pukul 13.30, sudah ada beberapa atlet yang datang lebih dulu dan melakukan latihan sendiri.

Di antaranya adalah Richa Widi Purnamasari,12, dan Sri Fatmawati, 11.

Kedua atlet yang masih bocah itu asyik berlatih sendiri memainkan fun game untuk pemanasan. Walau hanya pemanasan, keduanya tetap serius melatih gerakan-gerakan smash dan drop shot.

Dua anak-anak itu memang bukanlah atlet semabarangan. Mereka saat ini tercatat sebagai pemain dari Probolinggo yang bakal mewakili Jatim di ajang O2SN pada 18 Juli mendatang.

Pada ajang O2SN tingkat Jatim yang digelar Juni lalu di Surabaya , Sri Fatmawai yang mewakil Kabupaten Probolinggo berhasil menjadi juaranya untuk kelas putri. Sementara Richa yang mewakili Kota Probolinggo menjadi runner up-nya, setelah dikalahkan Sri Fatmawati di babak final.

Selain dua atlet tersebut, masih ada atlet asal Probolinggo lainnya yang juga mewakili Jatim. Yakni Arif Dwiyanto, 12 yang mewakili kontingen Kota Probolinggo. Pelajar asal SDN Wonoasih 1 ini berhasil menjadi juara di O2SN nomor putra. Nah, juara dan runner up O2SN tingkat provinsi ini secara otomatis bakal mewakili provinsinya untuk berlaga di O2SN tingkat nasional.

Sekira pukul 14.30 pelatih kepala PB Abadi, Harianto, datang. Beberapa atlet yang sempat berlatih sendiri sesaat sebelum latihan dimulai pun beristirahat sejenak. "Setiap ada waktu ya latihan," ujar Sri Fatmawati, yang masih sekolah di SDN Tamansari IV saat ditemui disela-sela istirahatnya.

Meski keringat bercucuran di dahinya, namun gadis berambut cepak ini nampak masih cukup semangat. "Belum capek. Kan latihannya baru dimulai," kata gadis kelahiran 1 Juni 1999 ini.

Sri Fatmawati dan Richa sejak kecil sudah bergelut dengan bulu tangkis. Persisnya mereka berlatih bulutangkis sejak masih Taman Kanak-kanak (TK). Alasan keduanya bermain bulutangkis juga sama.

Sri awalnya sering diajak ke tempat latihan bulutangkis oleh sang kakak Hendra. Sementara Richa tertarik dengan bulutangkis lantaran mempunyai bude atlet bulutangkis. "Awalnya dulu diajak bude," kata Richa.

Bermula dari ajakan orang terdekat tersebut, baik Richa maupun Sri akhirnya tertarik dengan olahraga Bulutangkis. Akhirnya mereka pun bergabung dengan PB Abadi ketika masih TK.

Sementara Arif Dwiyanto mempunyai cerita yang sedikit berbeda. Bergabungnya Arif dengan PB Abadi lantaran ketidaksengajaan. Arif dinilai mempunyai bakat alam. Arif sendiri merupakan tetangga Harianto sang pelatih.

Awalnya Harianto tidak sengaja melihat Arif yang bermain bulutangkis dengan teman satu angkatannya di lapangan desa. "Saat bermain asal teplok saja itu, , ia (Arif) bermain baik. Karena itu saya memintanya untuk berlatih di klub," jelas Harianto.

Dengan tangan kanan dingin Harianto, ketiga atlet tersebut menjelma menjadi atlet yang berprestasi. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini ketiga atlet ini sudah meraih beragam medali dari berbagai kejuaraan.

"Saya tak ingat meraih berapa medali. Soalnya tidak dihitung. Tapi kira-kira lebih dari 10 medali. Semuanya ditaruh di rumah saya. Disimpan oleh ibu di rumah," kata Sri Fatmawati polos.

Dari seabrek medali dan pengalaman tersebut, salah satu pengalaman paling menariknya adalah saat berhasil menjuarai kejuaraan tingkat Jatim kali pertama tahun 2008 lalu. "Itu adalah medali pertama saya di tingkat Jatim. Sebelumnya hanya di tingkat cabang," ceritanya.

Selain meraih medali, salah satu pengalaman yang paling tak terlupakan adalah bisa mengalahkan lawan bebuyutan. "Kalau lawan bebuyutan saya yang berat itu Rivano dari Surabaya," ungkapnya.

Setiap pertandingan menurut Arif selalu mempunyai cerita sendiri. "Kata pelatih harus selalu konsentrasi di tiap pertandingan. Dan tak boleh mengentengkan lawan," kata Arif menirukan ucapan sang pelatih.

Karena itu jelang O2SN nasional mendatang ketiga atlet tersebut semakin giat berlatih. "Kalau saya setiap hari terus berlatih. Biasanya setiap pagi dan sore. Paling dalam seminggu libur sehari," kata Sri Fatmawati.

Selain giat berlatih, ketiga atlet ini juga mengaku selalu berdoa setiap kali sebelum berlaga. Khusus untuk Arif, ia mempunyai ritual khusus sebelum berlaga di sebuah turnamen.

Beberapa hari jelang pertandingan, biasanya Arif selalu menyempatkan dirinya nyekar di makam kakeknya untuk berdoa. "Kebetulan makam kakek saya berada di belakang rumah," celetuknya.

Sejauh ini ketiga atlet tersebut sudah dipersiapkan untuk tampil. Hanya saja hantu cedera saat ini masih mengganggu. Saat ini kondisi Richa masih belum fit karena belum sembuh dari cedera lutut yang dideranya dari ajang O2SN tingkat Jatim lalu.

Karena itu Richa pun tidak diturunkan pada ajang KONI Pamekasan cup pada 2-5 Juli ini. "Richa masih dalam tahap pemulihan. Kami berharap kondisinya terus membaik dalam beberapa hari terakhir," harap Harianto.

Harianto berharap ketiga atletnya itu tampil maksimal dalam ajang O2SN di Jakarta nanti. Rata Penuh"Kalau bisa menjadi juara di O2SN, nanti bisa dikirim di Athena, Yunani untuk O2SN internasional," katanya. (yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=168024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar