Minggu, 20 Juni 2010

HARI JADI LAMONGAN DITUTUP KESENIAN DAERAH PESISIR

Monday, 21 June 2010 01:31

Rangkaian peringatan Hari Jadi ke-441 Kabupaten Lamongan ditutup dengan pergelaran kesenian yang dibawakan oleh para seniman dari 14 kabupaten/kota daerah pesisir di Jawa Timur, Minggu.

Lamongan, 20/6 (Antara/FINROLL News) - Rangkaian peringatan Hari Jadi ke-441 Kabupaten Lamongan ditutup dengan pergelaran kesenian yang dibawakan oleh para seniman dari 14 kabupaten/kota daerah pesisir di Jawa Timur, Minggu.

"Kami sengaja manghadirkan seniman dari 14 kabupaten/kota pesisir di Jatim dengan harapan masyarakat memberikan penghargaan khusus kepada kesenian khas daerah pesisir," kata Pelaksana Tugas Kabag Humas Pemkab Lamongan Aris Wibawa.

Puncak peringatan hari jadi itu diawali dengan penampilan mahasiswa Jurusan Sendratari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang menyajikan Eksotika Nusantara dengan beragam tarian, di antaranya tari kolosal yang berjudul "Adeking Dahanapena".

"Tarian kolosal ini menceritakan tentang pelarian Prabu Erlangga dari Kerajaan Waranmas ke daerah Pamotan karena dikejar-kejar oleh Raja Worawiri," kata Aris menjelaskan.

Selanjutnya seniman dari Kabupaten Probolinggo menampilkan "Rebekan Oreng Tingkir Soreng", sebuah ritual selamatan yang lazim ditemui di komunitas masyarakat pesisir Jawa.

Disusul seniman dari Kabupaten Situbondo yang menyuguhkan Tari Lajeng dan Kabupaten Tuban dengan mengetengahkan seni Sandur.

Sandur adalah tarian khas masyarakat Tuban yang keberadaannya hampir punah lantaran para pemainnya sudah berusia lanjut.

Sementara itu, Kabupaten Sampang, Madura, juga turut meramaikan dengan kesenian Gumbak, sebuah tradisi "baceman" atau membersihkan dan menyucikan 24 pusaka senjata tradisional.

Seniman dari Sampang itu tampil lengkap dengan membawa 24 senjata pusaka, termasuk sebilah senjata sejenis pedang yang panjangnya melebihi tinggi orang dewasa.

Budaya pesisir yang lekat dengan agama Islam diwakili oleh kesenian Tari Zafin Mandilingan. Tarian ini dibawakan sejumlah siswi Akademi Kebidanan Delima Kabupaten Gresik. Dengan iringan musik gambus, penarinya berpakaian muslim dengan kerudung tertutup.

Lain lagi dengan penampilan dari Kota Probolinggo yang menyuguhkan Tari Ting-Genting, tarian perang yang gerakannya menimbulkan gerak tawa penonton karena mengadopsi gerakan anak kecil yang menirukan peperangan.

Selain dirayakan bersama seniman dari 14 kabupaten/kota pesisir Jawa Timur, siswa-siswi SMA Negeri 2 Lamongan juga menampilkan tradisi masyarakat pantura Lamongan, yakni Petik Laut.

Para pelajar MAN Lamongan yang menampilkan tradisi Kupatan, sebuah tradisi yang berawal dari kisah pendirian masjid oleh Sunan Drajat di Paciran, Kabupaten Lamongan.

Tak ketinggalan, siswa-siswi SMP Negeri 2 Lamongam juga menyumbang penampilan kisah Jaka Mada (Gajah Mada) dan Mbok Rondo Andong yang diyakani masyarakat setempat sebagai ibunda Mahapatih Gajah Mada yang makamnya berada di Kecamatan Ngimbang.

Pemkab Lamongan saat ini sedang mensosialisasikan bahwa Mahapatih Gajah Mada lahir di Lamongan.

Sementara itu, Bupati Lamongan, Masfuk, mengatakan, penampilan seniman dari 14 kabupaten/kota di Jatim itu merupakan kontribusi Pemkab Lamongan terhadap pelestarian budaya bangsa, terutama kesenian khas masyarakat pesisir.

"Keanekaragaman seni dan budaya adalah aset yang harus dikembangkan sebagai sarana promosi daerah. Hari ini kita melihat suguhan keanekaragaman budaya dan kesenian dari 14 kabupaten/kota pesisir di Jawa Timur. Semoga pawai ini dapat menjadi pelestari kekayaan kesenian dan udaya masyarakat pantura di Jawa Timur," katanya.

Sumber: http://www.news.id.finroll.com/home/archive/282652-hari-jadi-lamongan-ditutup-kesenian-daerah-pesisir.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar