Minggu, 20 Juni 2010

Pengumuman SBI, 229 Tidak Lulus

[ Minggu, 20 Juni 2010 ]
Sejumlah Wali Murid Nyatakan Kecewa

PROBOLINGGO - Hasil tes masuk sekolah berstandar internasional (SBI) di SMK Negeri 2 Kota Probolinggo diumumkan kemarin (19/6). Hasilnya, sebanyak 229 murid terlempar dan harus mencari sekolah lain.

Pengumuman itu kemarin digelar sekitar pukul 10.00. Ada 3 papan pengumuman yang disediakan oleh pihak sekolah. Begitu papan pengumuman dikeluarkan dari ruang kantor, para peserta yang sudah menunggu sejak masih pagi itu menyerbu. Mereka berebut mencari tahu apakah diterima atau tidak.

Meski sudah ditetapkan siswa yang lolos seleksi secara ketat, tapi masih saja ada wali murid yang kecewa dengan sistem yang diterapkan pihak sekolah. Mereka menduka ada kecurangan terhadap proses perekrutan calon siswa baru tersebut.

Suyitno, salah seorang wali murid mengaku kecewa terhadap sistem yang dilakukan sekolah. Termasuk adanya ketentuan besaran biaya yang harus dibayar. Suyitno mencurigai besaran sumbangan sukarela itu, berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya calon siswa.

"Saya curiga besaran dana sumbangan itu yang menjadi ukuran sekolah. Karena yang berkembang di masyarakat bila nyumbangnya besar, beda dengan yang nyumbangnya kecil, katanya ada prioritas," ujarnya.

Selain masalah biaya, Suyitno juga mengaku kecewa dengan adanya tes akademik. Menurutnya, tes akademik mengindikasikan pihak sekolah tidak percaya terhadap hasil ujian nasional (unas). "Saya curiga ada kecurangan dengan tes ini. Kalau unas yang sifatnya nasional bisa bocor, ini yang lokal apa bisa dipercaya? Terus apa mungkin independensinya terjamin," kritiknya.

Hal senada juga diutarakan Adnan seorang calon wali murid lainnya. Dia mengaku juga kecewa lantaran anaknya tidak diterima. Padahal, menurutya nilai anaknya tidak terlalu buruk pada unas kemarin. "Entah, apa karena saya memilih nilai sumbangan yang minimal ya?" ujarnya.

Menurutnya, nilai sumbangan itu minimal Rp 2 juta dan maksimalnya tidak terbatas. "Saya memang memilih yang terkecil, karena memang saya mampunya segitu," ujarnya.

Berdasar data yang masuk koran ini, untuk bersekolah di kelas SBI SMKN 2 dibutuhkan biaya tidak sedikit. Paling tidak orang tua harus menyediakan uang sebesar Rp 3 juta. Yakni untuk daftar ulang Rp 300 ribu. Dengan rincian, untuk biaya masa orientasi siswa (MOS) Rp 32 ribu, uang LDDK (latihan dasar disiplin korp) Rp 70 ribu dan SPP selama satu bulan Rp 198 ribu.

Selain itu, juga ada uang pengembangan mutu pendidikan yang besarnya minimal Rp 2 juta. Serta uang seragam sebesar Rp 650 ribu. "Untuk uang seragam, sama untuk putra dan putri. Itu sudah sesuai kesepakatan dengan wali murid," ujar Muslimat, ketua penerimaan peserta didik baru (P2DB) SMKN 2.

Sedangkan masalah besaran uang peningkatan mutu, menurut Muslimat itu besarnya tergantung kemampuan dari para wali murid. Dan, itu sangat tidak berpengaruh terhadap diterima atau tidaknya calon siswa. "Besaran dana itu tidak berpengaruh nilainya hanya 1 persen. Yang paling besar nilainya tes akademik," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ada 709 calon siswa yang mendaftar di SMKN 2. sedangkan kursi yang disediakan ada 480. Setelah dilakukan tes, ada 299 siswa harus tersingkir. Dari jumlah yang diterima ada 23 persen siswa berasal dari luar daerah. Di antaranya dari Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Pasuruan, dan Jayapura.

Para calon siswa yang sudah dinyatakan lulus tes itu diminta segera medaftar. Kesempatan mereka untuk mendaftar ulang sampai (23/6). Apabila mereka tidak mendaftar ulang sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka akan dinyatakan gugur. "Kalau tidak mendaftar, maka peserta di bawahnya otomatis naik," jelas Muslimat.

Calon penggantinya itu pun mempunyai waktu yang sangat terbatas. Mereka hanya mempunyai waktu satu hari setelah mendapat telepon atau kabar dari sekolah kalau dia dinyatakan sebagai pengganti calon siswa yang gugur.

"Nanti penggantinya, akan kami hubungi via telepon. Dan, akan kami minta untuk segera mendaftar, ada waktu satu hari. Kalau misalkan tidak bisa, kami cari calon lain yang nilainya tertinggi di bawahnya," ujar Muslimat lagi. (rud/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar