Minggu, 20 Juni 2010

Koin Kuno Bakal Diteliti

[ Minggu, 20 Juni 2010 ]
Diduga dari Peninggalan China

PROBOLINGGO - Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dispobpar) Kota Probolinggo akhirnya merespons penemuan koin kuno. Siang kemarin (26/6), petugas mendatangi rumah Didik Jariyadi di Jl Ijen, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan untuk melakukan pendataan.

"Kami masih melakukan pendataan dulu kemudian dilaporkan ke pimpinan. Soal lain-lainnya itu akan dikonfirmasikan lebih lanjut," tutur Sahlah Kasi Pemberdayaan dan Kerjasama Kebudayaan di Bidang Budaya Dispobpar saat ditemui di lokasi penemuan koin.

Sahlah langsung menemui Didik, meskipun bukan penemu tetapi lokasi koin itu berada di septictank miliknya. Kali pertama yang menemukan koin tersebut adalah Pak Mat, tukang gali septictank.

Seperti diberitakan, Jumat (25/6) lalu warga setempat geger lantaran ada penemuan ribuan keping koin kuno yang diduga peninggalan zaman China. WC milik Didik mampet alias penuh, sehingga ia berencana memperluas septictank supaya tidak penuh. Saat proses penggalian itulah ditemukan koin di kedalaman lebih dari satu meter.

"Koinnya sudah saya kumpulkan, ada sekitar setengah ember cat ukuran besar. Beratnya ada sekitar 50 kg. Tempat penyimpanannya memang kami rahasiakan karena banyak orang yang minta, lama-lama bisa habis," ujar Didik.

Siang itu, perbaikan septictank tetap dilanjutkan. Bukan menggali lagi tetapi menembok septictank menggunakan batu bata. Lubang seperti terowongan sudah tidak terlihat lagi karena tertutup tembok. "Tidak diteruskan Mbak, langsung ditutup," ujar Pak Mat kepada Radar Bromo.

Petugas Dispobpar bertanya kepada Didik tentang kronologi bagaimana koin itu bisa ditemukan. "Koin ini termasuk barang koleksi dan bersejarah," imbuh Sahlah. Sebagai bukti otentiknya, Sahlah meminjam satu koin untuk contoh, ditunjukkan kepada pimpinannya.

Ribuan keping koin kuno itu sudah tidak terlihat di halaman rumah itu lagi karena sudah diamankan. Tapi, banyak anak kecil dan remaja yang menggunakan koin tersebut menjadi asesoris kalung. Cara menghilangkan karat memang tidak mudah, rata-rata mereka butuh waktu sekitar dua jam.

Katanya, cukup digosokkan ke pasir dan direndam memakai garang asem (serbuk kimia). Sedikitnya ada empat orang anak yang memakai koin kalung tersebut. "Buat gaya-gayaan saja," tutur Juandika, masih sanak saudara Didik.

Didik tidak bisa memutuskan akan diapakan koin tersebut. Kalau pun harus menjadi koleksi museum, dengan adanya persyaratan tertentu, ia tidak memutuskannya sendiri tetapi tergantung kesepakatan dengan seluruh keluarga. Sebab lahan yang ditempati itu adalah tanah warisan keluarga besar.

"Kami mengikuti perkembangan dari dinas nanti bagaimana. Kalau sudah final, kami akan membahas jalan keluarnya. Apakah keluarga setuju atau tidak, tergantung dari kesepakatan keluarga nanti. Karena ini adalah aset warisan," ungkap Didik.

Pasalnya, neneknya pernah menyatakan jika menggali tanah di sekitar lahan tersebut. Karena zaman dulu buyutnya pernah menyimpan barang di sana. "Kami tidak tahu, barang yang dimaksud apakah itu (koin kuno). Katanya sengaja dipendam di sini," lanjutnya.

Sementara itu, Koordinator Museum Probolinggo Ade Sidiq Permana menambahkan langkah pertama yang dilakukan adalah menginventarisir barang itu menjadi koleksi museum. Kemudian data-data yang sudah dikumpulkan dikirim ke Balai Pusat Penelitian Purbakala (BP4) di Mojokerto untuk diteliti oleh pakar benda purbakala.

"Soal tali asih bisa dilakukan, tapi tetap ada prosesnya. Kalau sudah diteliti kebenarannya dan menjadi koleksi museum, baru diusulkan ke wali kota untuk pemberian tali asih," tutur Ade.

Berapa lama penelitian berlangsung? "Tergantung dari penelitiannya. Entah nanti tim yang datang ke Probolinggo atau kami yang membawa ke sana. Kalau koin itu sudah banyak ditemukan, maka referensinya lebih mudah dan cepat. Tapi, kalau tidak pernah ditemukan harus menentukan umur dan jenisnya," jawab Ade.

Benda kuno berupa mata uang baik logam atau kertas disebut numismatika. Ia bilang, bisa saja koleksi museum yang belum resmi dibuka itu bertambah dengan adanya temuan koin kuno tersebut. Suatu benda yang bisa menjadi koleksi museum adalah benda kuno yang punya informasi lebih dan berusia di atas 50 tahun. "Ini baru pertama kali temuan benda kuno di kota," pungkasnya saat dihubungi, kemarin. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165409

Tidak ada komentar:

Posting Komentar