Minggu, 20 Juni 2010

Kapolres Baru Banyak PR

[ Minggu, 20 Juni 2010 ]
PROBOLINGGO - Pucuk pimpinan Polres Probolinggo resmi berganti. AKBP Ai Afriandi sudah angkat koper menjadi Wadirlantas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng). Kapolres Probolinggo yang baru adalah mantan Kapolresta Kediri AKBP Rastra Gunawan.

Jumat (25/6) malam digelar pamit kenal kapolres di aula Mapolresta Probolinggo. Setelah menjabat, AKBP Rastra bakal punya banyak PR (pekerjaan rumah) yang ditinggalkan oleh kapolres sebelumnya. Sejumlah kasus kriminal besar masih ada yang belum terungkap sampai sekarang. Oleh sebab itu banyak masyarakat berharap agar kasus-kasus lama berhasil diungkap polisi.

Di antaranya kasus pembunuhan mantan wartawan JNV Herliyanto pada 29 April 2006 di tengah hutan jati RKPH Klenang. Diduga Herliyanto dibunuh karena berkaitan dengan masalah pemberitaan. Saat itu Herliyanto menulis kasus pembangunan jembatan Desa Rejing, Kecamatan Tiris yang diduga menyalahi bestek.

Usai melakukan pemeriksaan, pihak kepolisian saat itu sempat menentukan Tiga tersangka yakni Slamet alias Salim, Nipa Cipanjar, dan Su'id. Ketiganya tertangkap September 2006. Dari pemeriksaan tiga tersangka itu polisi menangkap beberapa tersangka lain. Yakni DB, Jer alias Lim (keduanya warga Desa Rejing Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo), Sl alias Sun, dan Leng (warga Desa Alun-Alun Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang). Namun empat orang tersebut tidak pernah ditangkap polisi.

Menurut pengakuan Slamet alias Salim pada polisi saat itu, keenam tersangka hanyalah pelaksana. DB disebut-sebut sebagai otak dalam aksi pembunuhan Herliyanto.

Menurut Slamet, DB memendam kesumat kepada Herliyanto. Gara-garanya, DB tak terima Herliyanto menulis kasus pembangunan Jembatan Desa Rejing Kecamatan Tiris yang diduga menyalahi bestek. Dengan upah yang dijanjikan Rp 1 juta per orang, keenam pembunuh bayaran itu bekerja.

Bulan Juni tahun lalu, perwakilan Dewan Pers bahkan mendatangi Kabupaten Probolinggo untuk menanyakan proses penanganan hukum terhadap Herliyanto. Mereka adalah Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat Dewan Pers Abdullah Alamaudi dan Kasi Pengaduan dan Penegakan Hukum.

Saat kejadian itu belangsung, Kapolres Probolinggo masih dijabat oleh AKBP Nana Sudjana. Kemudian berganti dari Kapolres AKBP Heru Pranoto dan AKBP Ai Afriandi masih belum ada perkembangan apapun.

Kasus besar kedua adalah penembakan terhadap aktivis Adeng alias Abdul Qodir dan pembunuhan petani Mustakim Aswadianto, 35 warga Dusun Lajtik Desa Ngepoh Kecamatan Dringu pada 31 Mei 2009 lalu. Kasus pembunuhan yang masih fresh adalah Sekretaris MUI Kabupaten Probolinggo sekaligus guru di MAN Pajarakan Syaiful Bahri.

Saat pamit kenal, AKBP Ai Afriandi sempat menyampaikan permohonan maafnya selama menjalankan tugas selama satu tahun lima bulan di Polres Prooblinggo jika ada yang tidak berkenan kepada Bupati Hasan Aminuddin, Wabup Salim Qurays, muspida dan para alim ulama yang datang malam itu.

"Untuk Kapolres yang baru, saya berharap dapat bertugas dan bersinergi lebih baik. Saya berdoa supaya Kabupaten Probolinggo tetap kondusif," ujar Ai. Sedangkan AKBP Rastra Gunawan dalam acara itu lebih pada memperkenalkan dirinya dan keluarga kepada tamu yang hadir.

Ia hanya berkata apa yang dijalankan dalam kedinasan itu dilaksanakan atas nama tugas. Karena baru sertijab Jumat siang di Polwil Malang, Senin (28/6) AKBP Rastra bakal ngantor di markas barunya.

Sementara itu, Bupati Hasan Aminuddin yang memenuhi undangan pamit kenal juga berkesempatan menyampaikan sambutan. Kepada AKBP Rastra, Hasan menginformasikan sekilas tentang profil Kabupaten Probolinggo.

"Kabupaten Probolinggo ini kondusif karena baik muspida atau alim ulama mengetahui tupoksi masing-masing. Tokoh ulama dengan tugas kemuspidaannya. Politikusnya ada kedewasaan, berpikir dulu baru bicara, tidak seperti di daerah lain. Tiap bulan selalu ada rapat muspida," kata Hasan yang mengibaratkan kepemimpinan AKBP Ai seperti slogan pegadaian, mengatasi masalah tanpa masalah.

Usai acara, Radar Bromo berusaha mengkonfirmasi AKBP Rastra Gunawan terkait banyaknya PR dan progresnya dalam pengungkapan kasus. "Progres apa? Besok-besok sajalah. Ini kan saya masih mengantarkan yang baru (AKBP Ai)," tuturnya sambil berlalu. (fa/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=165412

Tidak ada komentar:

Posting Komentar