Jumat, 18 Juni 2010

Hanya Perlu Mengubah Shaf

[ Jum'at, 18 Juni 2010 ]
Masalah Pergeseran Arah Kiblat

PROBOLINGGO- Polemik soal pergeseran arah kiblat yang sempat menjadi perdebatan akhir-akhir ini ternyata tidak terjadi di Probolinggo. Adanya pergeseran arah kiblat itu tidak sampai membuat ramai para takmir masjid.

Mifftahorrahman, ketua Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Probolinggo mengatakan, adanya pergeseran arah kiblat di Kabupaten Probolinggo tidak sampai ramai karena sosialisasi yang cukup massif dari BHR.

"Kami memang telah mengantisipasi agar masalah penentuan kembali arah kiblat itu tidak sampai membuat ramai. Usai mengetahui ada sedikit pergeseran arah kiblat, tim hisab langsung sosialisasikan secara massif ke masjid-masjid," jelas Miftahorrahman.

Menurut Miftahorahman, dari hasil hisab timnya, arah kiblat untuk Kabupaten Probolinggo memang ada sedikit pergeseran. Itu setelah perwakilan BHR melihat langsung kondisi arah matahari dari Kakbah di Mekah pada 16 Mei lalu ada sedikit pergeseran bayangan. "Tetapi Cuma sedikit, tidak jauh berbeda dengan sebelumnya," ungkapnya.

Dijabarkannya pergeseran itu tidak sampai membuat masjid-masjid harus membongkar kembali arahnya. "Hanya saja cat untuk shafnya sedikit diubah. Beberapa masjid sudah melakukannya. Termasuk masjid Agung Kraksaan," bebernya.

"Intinya di Kabupaten Probolinggo sudah ada kesepakatan bahwa sedikit pergeseran itu dan tidak perlu diperdebatkan. Masjid baru di PLTU Paiton yang baru dibangun juga sudah menyesuaikan dengan arah kiblat yang baru," beber Miftahorrahman.

Ukur Lima Masjid

Di Kota Probolinggo lima masjid sudah dilakukan pengukuran arah kiblat. Hasilnya, Hanya perlu menggeser shaf, tanpa perlu mengubah bangunan masjid.

Masjid-masjid yang diukur itu tersebar di Kelurahan Jrebeng Kulon dan Kelurahan Wonoasih. "tidak ada yang sampai mengubah bentuk atau bangunan masjid. hanya merubah shafnya saja, karena memang pergeserannya hanya sedikit," ujar Taufieq, Kepala TU Kementriaan Agama Kota Probolinggo.

Menurut Taufieq, adanya pengukuran ulang itu sesuai surat perintah dari Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama di Jakarta. Menurutnya, itu akibat dari sering terjadinya bencana alam berupa gempa di Indonesia.

"Awal Juli nanti kami akan melakukan pertemuan dengan para takmir masjid dan ormas (organisasi kemasyarakatan) untuk membicarakan itu (pengukuran kembali arah kiblat)," ujar Taufieq, Kepala TU Kementerian Agama Kota Probolinggo.

Taufieq menyatakan, bagi para takmir yang mau masjidnya di ukur ulang tidak perlu menunggu sampai Juli. Tapi, cukup mengajukan permohonan kepada Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo untuk dilakukan pengukuran. "Kalau ada yang minta diukur sekarang, juga kami layani," ujarnya.

Untuk meluruskan masalah kiblat ini, kata Taufieq, Kementerian Agama telah membentuk sebuah tim yang siap turun ke daerah-daerah untuk mengukur kembali arah kiblat itu. Tim pengukuran arah kiblat ini gratis. Adapun peralatan yang digunakan adalah teodolit, GPS, dan kompas serta paling utama pengamatan terhadap Matahari.

Taufieq mengimbau semua pengurus masjid apabila mengetahui kalau masjid yang diigunakan bergeser agar cukup dibetulkan arah shafnya saja dan tidak harus membongkar semua bangunan.

Perubahan arah tersebut terjadi akibat gempa bumi sehingga menimbulkan pergeseran tanah. "Sebagai langkah awal, masjid dulu yang akan kami ukur. Setelah itu, baru musala-musala," ujar Taufieq. (mie/rud/nyo)

Sumber: http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4603951795410269508

Tidak ada komentar:

Posting Komentar