Minggu, 30 Mei 2010

Soal Judi di Pemilihan Ketua RT

[ Minggu, 30 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Pemilihan ketua RT secara langsung di beberapa kelurahan di Kota Probolinggo ditengarai menjadi ladang perjudian. Penjudi tidak hanya datang dari dalam kota, tapi juga sampai dari luar kota macam Situbondo dan Lumajang.

Tengara itu diungkapkan KH Nizar Irsyad, Ketua MUI Kecamatan Kedopok yang juga Rais Syuriah PCNU Kota Probolinggo. Menurutnya, dalam perjudian di momen pemilihan ketua RT itu uang yang ditaruhkan tidak kecil. "Besarnya bervariasi. Ada yang Rp 1 juta, ada juga yang sampai Rp 20 juta," ujarnya kiai Nizar kepada Radar Bromo kemarin.

Menurutnya, pejudi lokal tidak sampai bertaruh dalam jumlah besar. "Kalau lokalan hanya Rp 1 juta sampai Rp 6 juta. Tapi, ada juga yang hanya Rp 50 ribu. Mungkin (yang Rp 50 ribu) masih belajar. Itu berdasarkan laporan dari masyarakat," jelasnya.

Selain itu, menurut kiai Nizar, para calon pun banyak yang mengeluarkan biaya tidak sedikit. Tujuannya ya agar terpilih jadi ketua RT. "Padahal jabatan itu adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan," ujarnya.

Praktik-praktik perjudian itu membuat kiai Nizar prihatin. Karena itu mantan ketua NU Kecamatan Kademangan tersebut gencar mengampanyekan agar orang tidak berjudi. Itu dilakukannya saban kali menghadiri pengajian dan pada malam-malam tertentu di mana ada kumpulan massa.

"Saya sudah sering menyampaikan melalui acara salawatan dan pengajian-pengajian lainnya. Tapi, masih saja mereka melakukan itu. Mungkin cara semacam ini (dakwah dengan lisan alias peringatan), sudah tidak cocok lagi," ujarnya.

Karena itu kiai Nizar akan meminta pemerintah setempat turun tangan guna menangani masalah tersebut. Termasuk, mengkaji ulang tentang mekanisme pemilihan ketua RT. Menurutnya, mekanisme pemilihan langsung tidak bisa dilanjutkan karena terlalu banyak mudhratnya.

"Dengan mekanisme pemilihan langsung itu, tidak hanya judi yang menjamur. Juga banyak terjadi konflik sosial yang diakitkan kecemburuan dan kesenjangan sosial di antara warga," jelasnya.

Kiai Nizar pun bersedia bila dipanggil oleh Wali Kota untuk membahas masalah tersebut. Menurutnya, kejadian itu harus segera terselesaikan dan tidak berlarut-larut. "Memang harus ada kerja sama yang baik antara ulama dan umara. Isnyaallah dalam waktu dekat ini, kami akan mengirim surat kepada wali kota. Kami akan menyampaikan keprihatinan kami," jelasnya.

Dia yakin akan ada tindakan tegas dari wali kota. "Karena wali kota adalah seorang yang responsif," katanya. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161399

Tidak ada komentar:

Posting Komentar