Minggu, 16 Mei 2010

Kakak Ipar Korban Mutilasi Gantung Diri

Minggu, 16 Mei 2010 | 12:24 WIB
SP/Ikhsan Mahmudi SEJUMLAH warga yang penasaran melihat tempat korban mutilasi di kebun kopi.

PROBOLINGGO - Ketika polisi disibukkan mengungkap identitas pembunuh Hartono (30) yang tubuhnya ditemukan terpotong-potong (dimutilasi), secara mengejutkan kakak iparnya ditemukan bunuh diri. Busa alias Sunambro (45), warga Desa Andungsari, Kec. Tiris, Kab. Probolinggo itu ditemukan gantung diri di pohon kopi, Sabtu (15/5) pagi.

Disinggung soal kemungkinan keterkaitan Busa gantung diri dan kasus pembunuhan Hartono, Kapolres mengaku sedang didalami. “Sepertinya ada kaitannya, sedang kami ungkap,” Kapolres Probolinggo, AKBP A.I. Afriandi, Sabtu (15/5) sore.

Jasad Busa ditemukan menggelantung di pohon kopi setinggi sekitar 3,5 meter. Lehernya terjerat tali dari anyaman karung plastik (glangsing), Sabtu pagi sekitar pukul 07.00. Hayi (20), warga Desa Andungsari yang menemukan jasad petani itu langsung menghubungi warga lainnya.

Sebelumnya, sekitar pukul 05.30 Busa keluar rumahnya dan sempat mampir di rumah anaknya, Siman (25) di Dusun Segaran Duwas. Kepada anaknya, Busa mengatakan mencari tali untuk mengambil pisang di kebun. Ia kemudian berjalan ke pekarangan belakang rumah anaknya. Sejam kemudian jasad Busa ditemukan menggantung di pohon kopi yang berjarak sekitar 400 meter dari rumah anaknya.

Busa merupakan kakak kandung Misnati (28), istri Hartono. Ditanya kemungkinan Busa merupakan tersangka pembunuhan terhadap Hartono, yang karena stres memilih bunuh diri, Kapolres mengatakan belum bisa menyimpulkan. Dugaan Busa sebagai pembunuh Hartono dilandasi kebiasaan sebagian masyarakat dalam ”membela” kehormatan keluarga. Perselingkuhan dianggap dosa yang secara sosial tak termaafkan.

Hubungan almarhum Hartono dengan istrinya, Misnati sekitar sebulan lalu sempat retak. Misnati yang sedang hamil tua sempat menempeleng suaminya disertai tudingan suaminya berselingkuh. Pemicunya, kata sejumlah saksi, sekitar sebulan lalu Hartono ditemukan berkunjung ke rumah Gatimah yang saat itu tak ditemani suaminya, Ali. Mengetahui hal itu, Misnati langsung melabrak Hartono dan menamparnya. Hartono yang bersikukuh tidak berselingkuh, hanya tertawa menerima tamparan istrinya. ”Sesampai di rumahnya, Hartono kembali ditempeleng istrinya,” ujar Kapolres.

Usai dua kali ”dihadiahi” tempeleng tangan istrinya, Hartono ngambek. Sekitar seminggu ia pulang dan tinggal di rumah ibunya, Ny. Surat, juga di Desa Andungsari. Setelah kemarahan istrinya mereda, Hartono pun kembali ke rumahnya.

Bukan Pistol TNI

Meski penyelidikan mengarah pada motif asmara, namun polisi juga terus menyelidiki teka-teki keberadaan sepucuk pistol FN, 11 butir peluru, dua utas tali dari kain doreng yang semuanya bercirikan militer. Kapolres tidak habis pikir mengapa pelaku meninggalkan atribut militer di antara potongan tubuh Hartono.

Serma Niman, pemilik kebun kopi tempat mayat Hartono ditemukan sudah diperiksa Kodim 0820. “Kami sudah memeriksa Serma Niman yang menggarap lahan Perhutani untuk ditanami kopi di Desa Andungsari,” ujar Pasi Intel Kodim, Kapten Inf. Matali kepada wartawan.

Pasi Intel juga menanyakan aktivitas Serma Niman pada 9-13 Mei lalu. Hasilnya, tidak dijumpai aktivitas mencurigakan yang dilakukan Serma Niman.

Saat diperiksa, Serma Niman juga mengaku tidak mempunyai musuh di desanya. "Termasuk dengan korban (Hartono, Red.) yang memang masih tetangga di Dusun Kongsi,” ujar Kapten Matali.

Soal pistol FN berkaliber 4,5 mm, Kapten Matali memastikan itu bukan milik anggota TNI. ”Pistol anggota TNI berkaliber 9 milimeter, bukan 4,5 milimeter,” ujarnya.

Pasi Intel menambahkan, pistol anggota TNI juga dilengkapi nomor indeks. Padahal, pistol FN 4,5 mm yang ditemukan di antara potongan jasad Hartono tidak disertai nomor indeks di bagian luarnya.

Kapten Matali pun menduga, ada pihak yang sengaja menjatuhkan korps TNI terkait dengan kasus mutilasi itu. ”Untuk mengungkap kasus ini, kami akan bekerja sama dengan Polres,” ujarnya. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=7b10a219afad0ca706d67c42a787f487&jenis=b706835de79a2b4e80506f582af3676a

Tidak ada komentar:

Posting Komentar