Minggu, 16 Mei 2010

Transportasi Kota Lumpuh

[ Minggu, 16 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Selain menyibukkan warga yang rumahnya terendam air banjir kemarin juga melumpuhkan jalur transportasi dalam kota. Hampir semua angkutan kota, kemarin tidak bisa melewati jalur atau trayek normal.

Sebab, banjir parah terjadi di satu-satunya jalur utama di Jl Soekarno-Hatta. Jalan ini sekaligus merupakan satu-satunya jalur menuju terminal Bayuangga. Sementara hampir semua angkutan kota bertujuan ke terminal.

Banjir terparah terjadi di depat PT Eratex Djaya dan Taman Manula atau La Tangkring. Bahkan, air masih menggenang cukup tinggi sampai sekitar pukul 12.00 WIB, kemarin siang.

Akibatnya, sampai siang hampir semua angkutan kota harus berjalan memutar untuk menghindari banjir. Praktis, jalur utama hanya digunakan oleh kendaraan besar. Seperti truk yang tidak terganggu dengan banjir di tempat itu.

Pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB, angkutan kota memilih lewat Sumber Pacar dan tembus ke jalan di lingkungan Perumahan Asabri. Kemudian berjalan lurus menuju belakang pabrik Eratex, tembus ke Jl Brantas dan kembali lewat jalur normal di Jl Soekarno-Hatta.

Siang sekitar pukul 12.00, angkutan kota sudah bisa melewati simpang tiga di depan Kasbah. Yakni, Jl Supriyadi. Sebuah mobil patroli Polres Probolinggo bahkan membimbing pengguna jalan untuk melewati jalan itu.

"Ayo yang mau ke arah Surabaya, silakan belok. Terus lurus, jangan terlalu minggir," jelas seorang petugas melalui mobil patroli.

Namun, itu menyebabkan semua pengguna jalan tumplek blek di tempat itu. Mulai mobil, motor, sepeda, becak dan kendaraan roda tiga. Akibatnya, kemarin siang jalan luar biasa macet. Sebab, saat itu juga bersamaan dengan jam para karyawan Eratex pulang.

Langsung Buka Dapur Umum

Sejumlah pihak langsung turun tangan begitu banjir terjadi. Beberapa instansi dan parpol langsung membuka posko atau dapur umum.

DPD Golkar Kota Probolinggo misalnya, membuat dapur umum di simpang empat Kampung Dok, Mayangan. Dapur umum juga didirikan Tagana Provinsi Jatim di sekitar Jl Flamboyan.

Dapur umum Tagana provinsi ini menyediakan makanan untuk semua korban banjir. Namun, dapur umum didirikan di sekitar Kampung Dok dan Flamboyan, karena dua tempat ini merupakan lokasi terparah banjir.

Lalu, PMI dan Pramuka juga menurunkan personelnya di titik-titik banjir. Termasuk di Flamboyan dan Kampung Dok. Personel dari dua organisasi ini juga membantu di dapur umum Tagana.

Ada juga RMS (Relawan Mbak Syntha / Dwi Laksmi Syntha K), juga langsung turun ke Kelurahan Jati Gang Sunggi dan Kampung Sentono, Kelurahan Mangunharjo. Di sana, selain membantu warga membersihkan rumahnya. Mereka juga membagi-bagikan nasi bungkus kepada warga yang ikut bekerja bakti dan rumahnya terendam banjir.

Dapur umum Golkar sendiri didirikan khusus untuk warga Kampung Dok. "Dapur umum sengaja kami dirikan di Kampung Dok, karena banjir di daerah ini tergolong parah," terang Sekretaris Golkar Muchlas Kurniawan didampingi ketua kegiatan posko yang juga Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga Fernanda Zulkarnaen.

Menurut keduanya, Golkar langsung meninjau beberapa lokasi banjir. Salah satunya, Kampung Dok. Mereka menjelaskan, sekitar pukul 08.00 WIB kemarin, air di bagian depan Kampung Dok mencapai lutut. Sementara di bagian yang berbatasan langsung dengan pesisir, air mencapai dada.

Akibatnya, aktivitas warga sehari-sehari lumpuh. Termasuk kegiatan di dapur atau memasak. Karena itu, Golkar memutuskan untuk mendirikan dapur umum. Sehingga, kebutuhan makan warga sekitar tetap terpenuhi.

Rencananya, dapur umum ini akan dibuka sepanjang hari. Yakni, mulai pagi sampai sore. "Untuk besok kami belum bisa memutuskan. Apakah akan tetap dibuka atau tidak. Kita lihat keadaan dulu," tambah Nanda, panggilan Fernanda Zulkarnaen.

Selama buka menurut Muchlas, dapur umum ini bisa dimanfaatkan oleh siapa saja. Syarat hanya tercatat sebagai warga Kampung Dok atau masyarakat di sepanjang pesisir tersebut. Karena itu, dapur umum menyiapkan makanan yang cukup banyak. Yakni, untuk 500 orang lebih.

"Ini merupakan partisipasi kami dan wujud kepedulian pada masyarakat yang menjadi korban banjir," lanjut Muchlas.

Lalu sore hari, sekitar 30 pengurus Golkar kembali turun ke lapangan. Mereka membagi-bagikan nasi bungkus dan 100 dos mie instan pada warga di beberapa titik yang terkena banjir. Tepat pukul 14.30 misalnya, mereka turun ke Armada.

Nasi bungkus dan mi instan itu diberikan pada ketua RW masing-masing lokasi yang didatangi. "Nasi bungkus ini sengaja kami bagikan sekarang. Karena kalau pagi, mereka kan sudah dapat jatah juga," terang Muchlas.

Selain membuat posko atau dapur umum, Golkar bersama AMPG juga berencana melakukan kerja bakti masal di beberapa titik. Salah satunya di Kelurahan Kebonsari Kulon.

Sebab tempat ini menurut Nanda yang juga ketua AMPG dilewati sungai yang fungsinya tidak lagi normal. Nanda mengatakan, di daerah itu ada selokan yang lebarnya sekitar 2 meter.

Namun, tidak sampai satu meter yang bisa dilewati air. Sementara sisanya berupa tanah dengan posisi lebih tinggi yang ditumbuhi beragam tanaman. Akibatnya, air yang melalui tempat itu tidak tertampung sempurna. Keadaan ini menurutnya perlu dinormalkan. "Nanti akan kita keruk supaya aliran airnya menjadi normal," lanjutnya.

Rencananya, kerja bakti masal itu akan melibatkan beberapa pihak sekaligus. Yakni, panitia sendiri, warga dan TNI. "Untuk TNI masih kita koordinasikan bagaimana nanti pelaksanaannya," jelasnya. (hn/nyo)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=158665

Tidak ada komentar:

Posting Komentar