Minggu, 31 Oktober 2010

Dendeng Tokek Probolinggo Kian Eksis

Jumat, 29 Oktober 2010 | 13:47 WIB

OLEH: IKHSAN MAHMUDI

Meski bagi sebagian orang termasuk hewan menjijikkan, tokek bernilai ekonomis tinggi. Daging tokek oven dan dendeng Probolinggo pun diekspor ke sejumlah negara di Asia.

ketika sebagian orang berburu tokek gendut (di atas 3 ons) yang konon harganya puluhan hingga ratusan juta rupiah, Didik Prabudi (45) bergeming. Warga Desa Leces, Kec. Leces, Kab. Probolinggo yang menekuni bisnis “pertokekan” sejak belasan tahun silam itu justru mencari tokek kurus.

’’Maaf, usaha saya bukan jual-beli tokek hidup yang beratnya 3 ons ke atas, yang katanya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta per ekor,” ujar Didik di rumah sekaligus tempat pengolahan daging tokek di Jl Raya Leces, Kamis (28/10).

Sejak 1995 lalu, Didik mengaku, mencari tokek untuk kemudan dikeringkan (dioven). “Justru tokek kurus yang kami cari, karena tidak banyak lemaknya, sehingga gampang dikeringkan,” ujarnya.

Tidak sekadar menangkap tokek di alam, belakangan sejak 2002, ia juga menangkarkan tokek. Tujuannya masih sama, tokek hasil penangkaran itu untuk dikeringkan. Tokek oven ini kemudian diekspor ke sejumlah negara di Asia seperti Jepang, Taiwan, Singapura, dan China. “Sejak setahun ini, saya memproduksi dendeng tokek untuk memenuhi permintaan pasar lokal,” ujarnya.

Selama menangkarkan tokek, Didik mengaku tidak pernah menjumpai tokek hidup yang beratnya sampai 3 ons, apalagi lebih. Paling-paling jika tokek itu gemuk, beratnya sekitar 2-2,5 ons. “Di perusahaan saya, justru tokek kurus yang harganya mahal,” ujarnya.

Didik pun mengaku tidak ingin berspekulasi dengan mengoleksi tokek dengan berat 3 ons ke atas. Soalnya, ia tidak pernah menemukan tokek yang beratnya 3 ons, apalagi seberat 64 kilogram seperti dilansir di sebuah media cetak,” ujarnya.

Diakui ketika bisnis jual-beli tokek hidup merebak di sejumlah daerah, Didik merasakan dampak positifnya. “Tokek kering per ekor paling mahal Rp 4 ribu-Rp 6 ribu, sementara tokek hidup yang tidak perlu biaya pengolahan dan pengopenan bisa laku Rp 50 ribu per ekor,” ujarnya.

Sejumlah pembeli memang mendatangi tempat penangkaran tokek milik Didik. Karena tidak mendapatkan tokek berukuran 3 ons ke atas, mereka membeli tokek hidup seberat 2-2,5 ons untuk dipelihara dan digemukkan. “Dengar-dengar agar tokek itu cepat gendut diberi makan jangkrik. Jangkrik untuk pakan tokek, setiap hari diberi minum susu segar. Wah ribet banget,” ujarnya.

Sementara itu, ekspor tokek oven asal Indonesia mencapai kisaran 1 juta sampai 2 juta ekor per tahun. “Saya hanya bisa mengekspor 300-400 ribu ekor tokek oven. Omzet saya Rp 750 juta hingga Rp 1 miliar per tahun,” ujar Didik Prabudi.

Dari hasil berbisnis tokek, Didik berhasil mengoleksi sejumlah mobil. Tahun 2009 lalu ia mengaku keuntungannya berbisnis tokek bisa dibelikan Pajero Sport. Pemilik Honda Odessy dan Kijang Innova itu berharap pada 2010 ini pasar tokek tetap stabil. “Pesaing utama tokek oven dari Indonesia hanya Thailand, yang kualitas tokeknya bagus karena dikeringkan dengan api berbahan bakar arang,” ujarnya.

Selama ini tokek oven asal Probolinggo dikeringkan dengan kompor berbahan bakar minyak tanah. “Sejak konversi ke elpiji, minyak tanah jadi mahal, mungkin saya akan beralih ke pengeringan dengan sinar matahari,” ujarnya.

Guna ketersediaan pasokan bahan baku tokek, selain menangkarkan tokek sendiri, Didik mengaku membina 10 kelompok penangkaran tokek di Kab Probolinggo. “Sekarang tinggal 7 kelompok penangkaran yang masih bertahan,” ujarnya.

Selain itu tokek juga diperoleh dari penangkapan di alam. Sejumlah pemburu tokek berburu tokek di Probolinggo bahkan hingga Jember, Lumajang, Banyuwangi, dan Madura. Belakangan pasar lokal tokek olahan mulai muncul, meski pangsanya tidak sebesar pasar ekspor. “Untuk pasar lokal, saya siapkan dendeng tokek. Harganya Rp 7.500 per ekor,” ujarnya. *

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=d8a0633c8052ad4e56fa5838b5b45136&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

3 komentar:

  1. Saya Didik dari Surabaya, saya punya tokek ekor cabang 3 ( 2 ekor ) yang merupakan tokek ekor ganjil. apakah bisa laku mahal dan memang tokek saya ini barusan saya dapat dari alam liar jadi bkn rekayasa dan cuma punya saya yg ada di Indonesia. Mungkin anda bisa bantu. Telp. 08165452976 / 03177379716

    BalasHapus
  2. Ass... pak Didik. Saya Bpk. Nasri Sayarif dari Padang Sumatera Barat. Saya mau tau abnyak tentang usaha yang Bpk Didik Kelola. Kalau boleh tau kemana saya bisa menghubungi ( no Hp / Telp ) / biacara langsung dengan Bpk Didik.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum mas/pk minta nonya yang masih aktif.. Tolong
    Aku mau tanya2 tenta dendeng..

    BalasHapus