Minggu, 01 Agustus 2010

Kalender Pranoto Wongso Dinilai Lebih Jitu Ketimbang Prediksi BMKG

Petani Tembakau.[TEMPO/Fully Syafi]

TEMPO Interaktif, Surabaya - Petani tembakau di Jawa Timur tak terpengaruh perubahan iklim. Bahkan hujan yang masih turun malah menguntungkan. "Sejak awal petani memprediksikan musim hujan akan lama, semuanya sudah diantisipasi oleh petani," kata Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Timur, Abdul Hafidz, Minggu (1/8).

Prediksi ini, menurut Hafidz didasari oleh hitungan kalender Jawa bernama kalender Pranoto Wongso. Selain itu, petani tembakau juga melihat perilaku alam seperti kicauan burung-burung.

Hasil dari prediksi petani ini ternyata sangat tepat. Petanipun bisa mengukur kapan mereka tanam dan kapan panen. Bahkan dengan musim hujan yang masih turun ternyata sangat menguntungkan karena membuat daun tembakau lebih tebal ketimbang biasanya.

Tak hanya itu, hujan yang berkepanjangan juga membuat kualitas aroma tembakau semakin harum wangi dan gurih dibandingkan tembakau yang ditanam di musim kemarau. "Menurut kalender Pranoto Wongso, hujan kali ini dinamakan hujan tanglung atau hujan keberuntungan," tambah Hafidz.

Kalender Pranoto Wongso sendiri setidaknya telah dipercaya oleh para petani sejak turun temurun. Kalender ini sebenarnya tak ada bedanya dengan kalender biasanya, hanya saja kalender ini sangat berpatokan pada tanda-tanda alam semisal letak matahari dan bulan.

Kalender ini biasanya dijadikan patokan bagi petani kapan mereka mulai turun kesawah alias mulai panen dan kapan mereka harus memanen hasilnya. Sangking jitunya kalender ini, mayoritas petani tembakau tak percaya prediksi dari Badan Meteorologi dan Geofisika.

Para petani yang masih berpatokan dengan kalender Pranoto Wongso mayoritas tersebar di daerah lumbung tembakau yaitu dikawasan tapal kuda mulai Madura, Bondowoso, Probolinggo, Situbondo, Jember dan Banyuwangi. Sesuai kalender pranoto wongso, musim panen tembakau akan tiba pada oktober mendatang.

Sekadar diketahui, Jawa Timur hingga saat ini merupakan daerah dengan suplai tembakau nasional mencapai 56 persen dengan rata-rata hasil tembakau mencapai 60 ton, padahal kebutuhan tembakau pabrik rokok hanya 51 ton per tahun. Total areal lahan untuk tembakau di Jawa Timur merupakan yang terbesar di Indonesia dengan lahan mencapai 66.292 hektare.

Rohman Taufiq

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/08/01/brk,20100801-267915,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar