Jumat, 09 Juli 2010

Minta Kaji Ulang Len Jelenan

[ Jum'at, 09 Juli 2010 ]
Hearing Komisi B dengan Pemkot

PROBOLINGGO - Pemkot Probolinggo berencana menghidupkan lagi kawasan kuliner khas Len Jelenan di Jl Niaga. Rencana tersebut kini sedang digodok. Komisi B DPRD pun memberi perhatian pada rencana tersebut dengan menggelar hearing kemarin (8/7). Hasilnya, dewan minta pemkot mengkaji ulang rencana itu.

"Kondisi Len Jelenan sekarang cukup memperihatinkan. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama, eksekutif dan legislatif. Kami ingin tahu bagaimana rencana ke depannya, sanggup menghidupkan Len Jelenan kembali atau tidak? Kalau masih ada harapan kedepannya seperti apa?" tanya Ketua Komisi B Sri Wahyuningsih membuka hearing pagi itu (8/7).

Dalam forum itu dari jajaran pemkot hadir Kabid Ekonomi Bappeda Retno Feby, Kepala Dinas Koperindag Widiharto, Kabid Aset di DPPKA Rachmadeta dan Kepala Satpol PP Sukam. Retno menjelaskan Bappeda bersama instansi terkait sudah membahas bagaimana menghidupkan kembali Len Jelenan.

"Len Jelenan akan dibuka seminggu sekali, setiap malam minggu. Nanti akan diisi oleh rumah makan, usaha kecil menengah (UKM) dan pedagang kaki lima (PKL). Hiburannya secara bergantian ada ludruk, fashion show atau band. Di sana juga disediakan pramusaji, jadi pengunjung bisa menikmati hiburan dan berbagai menu makanan," ujar Retno.

Rencananya Len Jelenan bakal dibuka pada 17 Juli nanti. Tapi, karena waktunya sangat mendesak maka diundur karena satker diharapkan bisa mengajukan anggaran pada saat perubahan anggaran keuangan (PAK).

Kepala Dinas Koperindag menambahkan adanya Len Jelenan untuk memberdayakan ekonomi lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Diakui oleh Widiharto, sekarang hanya tersisa empat pedagang di Len Jelenan. Dulu pernah diupayakan menambah pedagang sempat terkumpul 13 pedagang tapi jumlah itu terus menyusut. Dan sekarang yang masih bertahan hanya empat pedagang tersebut.

"Ke depan pemkot tetap ingin menghidupkan Len Jelenan. Koperindag sudah menindaklanjuti mengundang 24 rumah makan, sampai sekarang baru 8 yang menyerahkan surat kesanggupannya," jelas Widiharto.

Pendapat Kabid Aset Rachmadeta yang mewakili DPPKA malah lebih ekstrim. Selama Len Jelenan belum bisa mampu bertahan dan ramai, maka pihaknya tidak akan menarik retribusi. Jika sebaliknya, DPPKA baru bakal menarik retribusi sesuai dengan perda.

"UKM itu terlalu dimanja. Yang terlupakan ada PKL. Taruhlah pedagang yang murni dia berdagang, dengan rasa yang enak dan harga kompetitif orang pasti akan kembali," tegas dia.

Terungkap banyak faktor yang bikin Len Jelenan gagal. Antara lain harga makanan yang mahal, lahan parkir sulit, pengawasan petugas yang terlalu ekstra, hanya makanan tidak ada pedagang lain atau mainan anak-anak, serta ada yang beranggapan menunya tidak enak.

Menangapi hal itu, anggota komisi B Yusuf Susanto punya keterangan berbeda. Menurutnya, mestinya pemkot melakukan investigasi berapa orang yang lalu lalang di sekitar Jalan Niaga. Termasuk menghitung pula sepeda motor dan mobil yang melintas.

"Jangan dipaksakan. Masih ada lokasi yang lebih bagus selain di sana. Bisa disentralisasi di Jl Dr Soetomo, karena di sana adalah pusat pertokoan," ungkap Yusuf dengan nada pesimis terhadap rencana pemkot tersebut.

Tidak hanya Yusuf Susanto, anggota komisi B lainnya seperti Umil Sulistyoningsih, Syaifudin, Agus Riyanto, Farina Churun Inin dan Moeasim punya pendapat yang sama.

"Kalau dipaksakan, berat. Tapi, mungkin bisa dicoba. Dulu waktu pembukaan sebegitu ramainya tapi hanya beberapa bulan saja. Saya setuju kalau ada kemanjaan yang membuat mereka tidak bertahan lama. Kalau mereka bondo dewe, pasti semangat," tegas Umil yang juga sekretaris komisi B.

Syaifudin mencontohkan bila sentra seperti Len Jelenan bisa saja dibuat di Jl Panglima Sudirman. Karena mengingat banyak kendaraan yang menuju Bali melintas di daerah tersebut. "Jangan sampai terjerembab di tempat yang sama untuk kedua kalinya," sahut Agus dari PDIP itu.

"Jika hanya untuk program pencitraan yang bersifat kontemporer, saya rasa bisa muspro. Saya menyarankan agar perlu dikaji ulang untuk Len Jelenan," imbuh dari FKAK Moeasim.

Sementara Sri Wahyuningsih menambahkan, adanya kabar pemkot akan menghidupkan Len Jelenan lagi, itu merupakan berita yang menggembirakan. Namun, menurutnya itu perlu dikaji ulang. (fa/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=168893

Tidak ada komentar:

Posting Komentar