Jumat, 09 Juli 2010

Keluhkan Sumbangan Daftar Ulang

[ Jum'at, 09 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Para orang tua kini disibukkan urusan daftar ulang sekolah putra-putrinya. Di SMAN 1 Tongas Kabupaten Probolinggo, sejumlah wali murid mengeluhkan sumbangan dalam biaya daftar ulang.

Menurut keterangan beberapa wali murid, selain dikenai tarikan untuk kebutuhan dana pendamping dan peningkatan mutu siswa, wali murid juga dibebani sumbangan. Tapi, sumbangan itu bersifat wajib.

Seorang wali murid menuturkan, usai mengumumkan nama-nama siswa yang diterima di sekolah tersebut, lantas pihak sekolah meminta wali murid untuk daftar ulang. "Persisnya pada tanggal 6 Juli lalu, kami diberi sebendel formulir untuk diisi," katanya sambil minta namanya tak dikorankan.

Menurutnya, dalam bendel formulir tersebut, juga ada sejumlah tarikan untuk kebutuhan sekolah yang jumlahnya mencapai Rp 460 ribu. Tarikan itu diantaranya untuk OSIS selama setahun, komputer, perpustakaan, remidi, kopsis dan lain-lain.

Draft tersebut ditandatangani oleh kepala sekolah Mustari dan ketua komite sekolah Subantar R. "Sebenarnya yang tarikan ini tidak begitu kami permasalahkan. Cuma surat pernyataan ini yang rada aneh," imbuh wali murid lainnya.

Surat pernyataan untuk wali murid tersebut isinya berupa tarikan sumbangan untuk pengembangan sekolah. Tapi kesannya bukan sumbangan. Isinya: Dengan ini menyatakan bahwa untuk kepentingan pengembangan sekolah kami sanggup dan bersedia menyumbang (pilih salah satu dengan melingkari),

Ada tiga opsi sumbangan yang tertulis dalam surat pernyataan tersebut. Yakni Rp 500 ribu, Rp 600 ribu dan Rp 700 ribu. Pada bagian selanjutnya ada juga opsi pilihan pembayaran sumbangan tersebut. Mulai dari opsi pembayaran tunai, pembayaran 3 kali angsuran, 4 kali angsuran dan 5 kali angsuran. Semuanya terhitung mulai Agustus 2010.

Di akhir surat pernyataan itu, ada tanda tempat untuk tangan wali murid dan tempat untuk materai Rp 6 ribu. "Kalau ada materai itu kan berketetapan hukum tetap. Jadi wali murid harus membayar," keluh wali murid tersebut.

Disebutkan, ketika pemberian formulir tersebut, pihak sekolah tidak menjabarkan soal pembayaran sumbangan itu. "Waktu itu Cuma dibagi formulir dan suruh mengisi saja," bebernya.

Karena itu wali murid pun takut untuk tidak mengisi surat pernyataan tersebut. "Rata-rata wali murid takut kalau tidak mengisi sumbangan itu, nanti anaknya malah tidak jadi diterima," katanya.

Padahal kebanyakan wali murid di SMAN 1 Tongas berasal dari keluarga menengah ke bawah. Rata-rata wali murid bekerja sebagai petani dan nelayan. "Jadi rata-rata wali muridnya hanya memilih opsi yang paling kecil (Rp 500 ribu) dengan pembayaran paling lama (opsi 5 kali angsuran)," jelasnya.
:
Sholeh Waqif, ketua panitia pendaftaran di SMAN Tongas saat dikonfirmasi Radar Bromo kemarin mengaku tidak bisa menjelaskan soal tarikan sumbangan itu. "Mohon maaf mas, yang berkenan menjawab itu kepala sekolah," katanya.

Sedangkan Kepala Sekolah SMAN 1 Tongas Mustari sendiri kemarin tidak hadir di sekolah. Saat dihubungi via ponselnya juga tidak berhasil. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=168894

Tidak ada komentar:

Posting Komentar