Rabu, 02 Juni 2010

Pameran Setara World Cup

[ Rabu, 02 Juni 2010 ]

Selama sepekan ke depan, Direktur Radar Bromo
Zahidin berkunjung ke Shanghai. Tujuan utama adalah melihat World Expo Shanghai 2010. Ajang ekspo terbesar dan termegah di dunia. Selama sepekan Zahidin akan berbagi kabar kepada pembaca Radar Bromo. Berikut laporan pertamanya.

Cuaca cerah di Shanghai. Suhu 21 derajat. Begitu keluar dari Bandara International Shanghai, di Pudong, semilir angin nan sejuk. Cuaca mirip kayak di Batu, Malang. Meski saat kami datang pada pukul 14.30.

Kami, bersama enam pimpinan Radar Jawa Pos Group, ke Shanghai untuk melihat World Expo Shanghai 2010. Eksp super akbar yang disebut-sebut tidak ada tandingannya di dunia.

Sejak keluar dari pesawat, suasana ekspo sungguh terasa. Di sepanjang koridor airport iklan Shanghai Expo bertebaran di mana-mana. Cukup mencolok dan dalam aneka bentuk. Mulai dari sekedar poster, tapi yang banyak dalam bentuk neonbox raksasa. Tak ketinggalan dalam format layar LED maupun LCD.

Bahkan, brosur di bandara pun hanya dua jenis. Yakni, guide keluar dari bandara dan tentang ekspo yang berslogan Better City, Better Life itu.

Di sepanjang jalan menuju hotel dengan jarak tempuh 1,5 jam itu, promo ekspo ini luar biasa. Baik dalam bentuk baliho superraksasa, LED, LCD, maupun raksasa. Di setiap angkuran umum terpanpang aneka stiker ekspo.

Rambu-rambu petunjuk jalan pun ditambahi papan lagi selebar 1 meteran persegi bertulis arah menuju ekspo. Hotel-hotel pun tak kalah dalam menyambutnya. Baik poster, birosur maupun map-map ekspo.

Hotel Holiday Inn, tempat kami menginap, harus punya sertifikat bahwa hotel ini mendukung dan menjadi peserta untuk menyukseskan ekspo ini. Begitu juga hotel-hotel lain. Bila tidak mempunyai sertifikat ini, maka ''dilarang'' menerima turis asing yang mau ke ekspo.

World Expo Shanghai 2010 sangat mencengangkan. Bagaimana tidak, World Expo Shanghai 2010 diadakan di area seluas 528 hektar (5,28 kilometer persegi) atau sedikit lagi hampir sama luasnya dengan Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. Luas Kecamatan Mayangan sendiri 865 hektare.

Kalau disusuri panjangnya mulai Kantor Radar Bromo ke barat hingga RM Bromo Asri, terus ke selatan sampai Lumbang, terus ke timur persegi sampai Radar Bromo lagi.

Atau kalau ditarik dari Kantor Radar Bromo ke timur sampai Dringu, selatannya kira-kira sampai Jorongan. Dan, terus membentuk persegi.

Bedanya, kalau Kota Probolinggo ini di tengah-tengahnya ada Kali Banger, di arena ekspo ini dibelah dengan Sungau Huangpu, salah satu anak sungai Yangtse yang terkenal itu. So, venue ekspo ini satu sisi di utara sungai dan sisi lain di selatannya.

Kemarin, memang kami belum mengunjungi ekspo itu. Tapi, saat melewati jembatan menuju Shanghai Bund, beberapa pojok arena ekspo mulai terlihat. Yang mencolok adalah bangunan merah yang cukup tinggi. Kata guide kami, itulah paviliun China, tuan rumah ekspo ini.

Paviliun? Ya, ini sebenarnya stand. Karena saking besarnya kapasitas masing-masing ''stan'' sampai disebut paviliun.

''Stand Indonesia'', kabarnya, berupa bangunan megah bersusun empat lantai dan menghabiskan dana USD 10 juta atau sekitar Rp 9,4 miliar. Kayak apa ya megahnya?

Bukan itu saja, World Expo Shanghai 2010 ini akan berlangsung selama setengah tahun! Dibuka 1 Mei lalu dan akan berakhir 31 Oktober 2010. Inilah ajang ekspo paling lama di dunia. Pesertanya mencapai 180 negara.

Targetnya ekspo ini bakal dikunungi sebanyak 70 juta orang itu. Itu didasarkan pada perhitungan bahwa setiap hari sebanyak 400.000- 600.000 orang akan datang ke World Expo Shanghai 2010. ''Di dalam penuh sesak. Setiap hari tak kurang dari 500.000 pengunjung,'' kata David Lou, guide kami.

Sampai awal Maret, lebih dari 22 juta tiket masuk telah terjual. Sedikitnya 70.000 tenaga sukarela akan membantu di dalam arena Expo dan 100.000 tenaga sukarela lainnya akan bekerja di lebih dari 1.000 pusat layanan di berbagai bagian kota Shanghai.

Inilah pameran yang megahnya disetarakan dengan perhelatann World Cup atau olimpiade dunia.

Ajang ekspo semacam ini pernah diadakan sebelumnya, yakni Great Exhibition di London pada tahun 1851, yang menandai suksesnya Revolusi Industri. Serta tahun 1970 di Osaka, melanjutkan Olimpiade Tokyo tahun 1964. Kesempatan itu juga digunakan Jepang untuk mempertontonkan kebangkitannya sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Pada saat expo di London, China masih berupa negara miskin dan dikuasai kekuatan kolonial.

Sama seperti Expo Osaka pada tahun 1970 yang mengawali kebangkitan Jepang sebagai kekuatan ekonomi dunia, World Expo Shanghai 2010 juga akan mengawali kebangkitan China sebagai kekuatan ekonomi dunia.

Tentu, sangat penasaran bagaimana hebohnya pameran super raksasa ini. (zhmuntaha@yahoo.com)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=161889

Tidak ada komentar:

Posting Komentar