Sabtu, 12 Juni 2010

Keturunan Majapahit Di Kaki Bromo

Saturday, 12 June 2010 13:27

BROMO, JCDnews – Kita pasti sering mendengar Gunung Bromo, lalu pernahkah kita kesana? Gunung Bromo merupakan kawasan yang beriklim digin dengan kelembapan udara rendah, karena termasuk dataran tinggi berpasir di Jawa Timur.

Area Bromo masuk kedalam kabupaten Probolinggo, dan di kaki Gunung Bromo terdapat masyarakat suku Tengger.

Suku Tengger merupakan penduduk asli wilayah Bromo yang menurut mitos merupakan keturunan dari Roro Anteng dan Joko Seger, dua sejoli dari kerajaan Majapahit yang menjadi awal cerita suku Tengger di kawasan Gunung Bromo.

Masyarakat Tengger yang beragama Hindu percaya bahwa Gunung Bromo (Brahma) merupakan gunung yang suci.

Makanya masyarakat Tengger setiap tahun selalu mengadakan upacara Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang terletak di kaki Gunung Bromo Utara dan dilanjutkan hingga ke puncak Bromo.

Sebagian besar masyarakat Tengger menggunakan bahasa Jawa Kuno Tengger yang agak berbeda dengan bahasa Jawa pada umumnya. Bagi suku Tengger, konsep tentang manusia erat kaitannya dengan siklus kehidupan; kehamilan dan kelahiran, perkawinan dan terakhir kematian. Momen-momen itu selalu dirayakan dengan upacara adat.

Agama Hindu yang dianut masyarakat Tengger juga berbeda dengan Hindu yang dipeluk masyarakat Bali. Diantaranya adalah masyarakat Hindu Tengger tidak membakar orang yang sudah meninggal seperti yang dilakukan masyarakat Bali dengan upacara Ngaben.

Seorang peneliti, Nancy J. Smith, menyatakan, mantra-mantra yang dipakai dalam upacara adat suku Tengger mirip dengan mantra Budha, namun budha di sini bukan dalam pengertian agama Budha, tetapi budha yang datang sebelum islam.

Pada abad ke-14 setelah masuknya islam, sebutan “Budha” diberikan kepada orang-orang yang belum menganut Islam saat itu.

Masyarakat Tengger sangat taat beribadah dan menjalankan adat istiadat dengan baik, maka setiap upacara yang dilakukan benar-benar tanpa perubahan, sama persis seperti yang dilakukan oleh para leluhurnya berabad-abad lalu.

Suku Tengger juga dikenal sebagai orang-orang yang terkenal jujur, patuh, dan rajin bekerja. Mereka juga hidup dengan damai dan tenteram dalam kesederhanaan masyarakat pedesaan. Tidak pandang laki-laki atau perempuan, dewasa atau anak-anak, suku Tengger semuannya berkain sarung.

Jika anda ingin mengenal lebih dekat suku yang ramah ini, datanglah ke kaki Gunung Bromo, dan anda bisa merasakan penerimaan yang bersahabat dari suku Tengger akan orang-orang luar. Jakartacitydirectory.com (RendiW)

Sumber: http://www.jakartacitydirectory.com/news/item/descendants-of-the-majapahit-in-legs-bromo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar