Sabtu, 23 Oktober 2010

Presentasi Mengakat Tentang Kredit

Jumat, 22 Oktober 2010

Untuk meningkatkan kwalitas SDM (Sumber Daya Manusia) pegawai, BAPPEDA Kota Probolinggo menyelengarakan kegitan rutinitas mingguan, presentasi staf yang dilaksasakan secara bergiliran untuk semua staf BAPPEDA yang terdiri dari Bidang Sekretariat, Ekonomi, Fisik dan Prasarana, Sosial dan Budaya serta Bidang Dalitbang.

Presentasi dilaksanakan (19/10) siang hari sekirtar pukul 13.30 diruang rapat BAPPEDA (Badan Perencanaan Pemabangunan Daerah) Kota Probolinggo yang diikuti oleh 16 orang. Staf lain yang tidak bisa hadir dalam forum diinformasikan karena adanya pekerjaan yang harus diselesaikan dan ada pula yang sedang menjalankan DL (Dinas Luar).

Dalam sesi presentasi, topik yang diusung tentang Kredit, lebih lengkapnya berjudul Kredit Sebagai Dinamika Kehidupan. Topik dipaparkan oleh staf Bidang Ekonomi, Mirza Ronald, menyampaikan, “yang namanya kredit tidak akan lepas dari kehidupan kita semua, karena sewaktu – waktu kita akan diposisikan dalam situasi yang terpojok sehingga kita tidak akan bisa mencari solusi yang lain selain mengambil kredit dari bank atau instansi yang lain dengan bunga yang telah ditentukan oleh bank atau instansi tersebut”, tegas Mirza Ronald.

Kemudian dijelaskan secara luas maksud dan tujuan adanya pengajuan kredit serta syarat – syarat yang perlu diperhatikan, mulai dari personal debitur (peminjam dana), syarat administrasi, penghasilan debitur, jumlah pinjaman yang diinginkan, dan bentuk jaminan yang dimiliki debitur sebagai penjamin atas pinjaman dana, sehingga diperlukan suatu pemprosesan olah bank selaku pemilik dana supaya proses pengangsuran kredit bagi debitur berjalan lancar dan tepat waktu.

“Sebenarnya mana yang lebih dahulu antara kebutuhan atau keinginan”, tanya Mirza Ronald sambil memberi kesempatan kepada staf yang lain untuk menyumbangkan uneg - uneg untuk menjawabnya. “kalau menurut saya dahuluan kebutuhan, karena kebutuhan dalam hal ini bersifat wajib sedangkan keingnginan hanya sebagai penyemangat, bisa dibilang nafsu”, ungkap Dodit Supriyanto, staf dari Bidang Fisik dan Prasarana.

“Memang benar apa yang diungkapkan oleh mas Dodit, dahuluan kebutuhan daripada keingnginan. Kita ambil contoh saja makan, makan adalah kebutuhan pokok dan kita pasti makan, tapi karena timbul suatu keinginan, maka akan ada pernyataan, kita akan makan pakai menu apa, itu yang menjadikan kita untuk memilih sehingga tercipta keingnginan yang beraneka ragam”, imbuh Mirza Ronald.

Selanjutnya hasil dari presentasi staf BAPPEDA ditarik kesimpulan, bahwa kita sebagai debitur harus selalu berhati – hati dalam mengambil kesimpulan menentukan nominal kredit yang diinginkan, harus disesuaikan dengan kemampuan kita untuk membayar, selain itu perlu dibaca secara jelas dan matang maksud dari akad kredit atau perjanjian tertulis oleh bank, tujuannya supaya kita sebagai debitur dapat memahami aturan pengkreditan yang berlaku, sehingga dengan begitu kerjasama antara debitur dan bank atau intansi lain pemberi dana bisa langgeng dan berkelanjutan.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=365

Tidak ada komentar:

Posting Komentar