Minggu, 19 September 2010

Santet Goyang Probolinggo

Rumah Dilempari Batu, Korban Sembunyi

Sabtu, 18 September 2010

PROBOLINGGO | SURYA - Setelah sempat mereda, kasus santet meledak lagi di Probolinggo. Sekelompok warga mengamuk melempari rumah Jumai, 45, warga Ranugedang, Kecamatan Tiris, yang dituding dukun santet, Kamis (16/9) malam. Beruntung tak ada korban jiwa.

Warga yang kalap melempari rumah Jumai dengan batu hingga kaca jendela dan sebagian genting rumah pecah. Tak hanya itu, pesawat televisi dan sepeda motor juga jadi sasaran lemparan.

Melihat keberingasan ini, Jumain, istri, dan keponakan hanya bisa bersembunyi di kamar. Saat warga bubar, mereka bergegas lari menyelamatkan diri. Saleh, warga setempat, menyatakan peristiwa perusakan terjadi setelah Jumain menunaikan Salat Isya. Pagi hari, korban dan keluarganya melapor ke Polres Probolinggo sambil meminta perlindungan.

Polisi baru menangkap Arif, warga yang diduga sebagai otak, Jumat (17/9) pagi. Pihak polres menurunkan puluhan personel untuk mengamankan lokasi kejadian.

Jumain dituduh menyantet ibu Arif yang sakit keras. Ini berawal dari mimpi si ibu yang dibayangi Jumain. Saat perusakan terjadi, pelaku yang masuk rumah korban sekitar tiga orang. Satu warga lainnya, diduga berasal dari wilayah Kec Bantaran.

Dalam tiga tahun terakhir, ada sekitar 26 kasus santet di Kab Probolinggo. Pada 2009, ada delapan kasus. Tiga kasus terbaru terjadi di Landengan Kalibuntu Kec Kraksaan, disusul kasus santet yang berujung perusakan musala di Lesan Rondokuning Kec Kraksaan dan juga di Pulau Gili Desa Gili Ketapang Kec Sumberasih. Menangani tiga kasus itu, polisi turun ke lokasi dengan senjata lengkap mengamankan lokasi.

Mayoritas penyebab isu santet, bermula dari mimpi warga yang sakit. Seperti di Landengan Kalibuntu Kec Kraksaan yang bermula dari tetangga Muksi yakni, Matlawi Badri, yang tiba-tiba jatuh sakit. Matlawi memanfaatkan jasa paranormal untuk menyembuhkan penyakit yang diderita. Dari hasil pengobatan itu, Matlawi mencurigai Muksi telah menyantetnya dan diperkuat dengan mimpi dia didatangi Muksi. Dugaan itu akhirnya menjadi desas desus warga dan berujung dengan upaya membakar rumah Muksi.

Saat itu, Kapolres AKBP AI Afriandi menggelar pertemuan dengan kiai dan pejabat pemkab di aula Polres Probolinggo. Hadir Ketua MUI KH M Hasan Saiful Islam, KH Munir Cholili, Asisten I Pemkab, 24 camat dan beberapa tokoh perwakilan kalangan pondok pesantren.

Dalam pertemuan itu, semua tokoh yang hadir sepakat menyosialisasikan gerakan sadar isu santet. Jika muncul isu santet, yang dituduh dan penuduh harus menempuh pengobatan medis atau pembuktian spiritual melalui sumpah pocong.

Namun, setelah mereda beberapa saat, ternyata isu santet muncul lagi. Kapolres Probolinggo AKBP Rastra Gunawan belum bisa dikonfirmasi mengenai kejadian ini karena tengah berada di jalan, memantau arus mudik.

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/09/18/santet-goyang-probolinggo.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar