Minggu, 26 September 2010

Penyebab Kematian Masih Gelap

[ Minggu, 26 September 2010 ]
Polres Tunggu Hasil Visum RSUD

KRAKSAAN- Mayat laki-laki yang ditemukan di sungai pinang pahit, Kecamatan Krucil, Kamis (23/9) lalu, hingga kini belum teridentifikasi. Penyebab kematian pun masih gelap. Hingga kemarin, jasad lelaki berusia sekitar 35 tahunan itupun masih tersimpan di kamar mayat RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Pihak polisi berdalih masih menunggu hasil visum dari pihak RSUD. Iptu Muhammad Dugel, KBO Reskrim Polres Probolinggo mengatakan, sampai kemarin (25/9) pihaknya masih belum mengetahui identitas mayat tersebut. "Sampai saat ini (kemarin, 25/9) belum ada keluarga yang mengakui," ujarnya.

Iptu Dugel menegaskan, sebelum hasil visum keluar, pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab kematiannya. "Belum tahu. Itu karena pembunuhan atau bukan. Karena, hasil visumnya belum keluar," ujarnya.

Lalu, kapan hasil visum akan keluar? Dugel masih belum bisa memastikan kapan hasil visum itu akan keluar. Menurutnya, semua tergantung kepada pihak RSUD. "Tergantung rumah sakit, paling tidak satu minggu. Tapi, kalau kasus seperti ini biasanya agak lama," jelasnya.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Kamis (23/9) siang, warga Desa Roto dan Desa Kertosuko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo geger. Pasalnya, ada salah seorang warga menemukan sesosok mayat lelaki di sungai pinang pahit yang jadi batas dua desa tersebut.

Mayat lelaki itu, ditemukan warga sekitar pukul 13.00 WIB. Posisinya telentang di antara batu-batu tepi sungai. Kaki hingga perut mayat itu masih bisa kelihatan. Sedangkan kepalanya tak kelihatan.

Korban mengenakan celana jeans berwarna gelap, lengkap dengan ikat pinggang. Sedangkan kaos yang dikenakan juga warna gelap, berlengan panjang. Mayat tersebut baru dievakuasi sekitar pukul 18.00. Karena hujan lebat, mobil pengangkut mayat baru tiba di RSUD sekitar pukul 20.00.

Menurut Iptu Soetarman, Kasi Humas Polres Probolinggo, ada beberapa petunjuk khusus dari mayat lelaki itu. Di bagian perut terdapat sebuah tato bertulis "Peni", di lengan kaan ada tato bergambar kembang dan di lengan kiri terdapat sebuah tato bergambar kepala orang.

Mayat lelaki itu brewok, berambut panjang tapi agak botak. Mayat lelaki itu, diperkirakan berusia 35 tahun.

Waktu itu, Soetarman memastikan belum ditemukan indikasi unsur penganiayaan atau pembunuhan. Hal itu dilihat dari kondisi mayat yang tidak mengalami banyak luka. Kecuali di bagian alis kanan dan kiri. "Selebihnya tidak ada luka lagi di tubuhnya," kata Soetarman waktu itu.

Atas kejadian ini, polres juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap Saidi, 35, seorang petani asal Desa Roto. Menurut Soetarman, Saidi adalah orang yang pertama menemukan dan melihat mayat tersebut.

Tapi, sumber Radar Bromo, korban mengalami luka pada kepalnya. Luka itu, bukan bekas bacokan, tapi seperti bekas kepruan benda keras. Tak hanya itu, pada bibir korban juga pecah dan ada beberapa gigi depan korban yang protol.

Saat ditanya tentang kebenaran sumber tersebut, Iptu Dugel mengaku memang ada indikasi Rata Penuhdemikian. Tapi, sebelum ada hasil visum pihaknya masih belum bisa memastikan mayat itu merupakan korban pembunuhan atau bukan. "Ada indikasi begitu," ujarnya. (rud/day)

Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=181062

Tidak ada komentar:

Posting Komentar