Minggu, 05 September 2010

Keuangan Jeblok, Direktur RSUD ‘Diadili’

Minggu, 5 September 2010 | 09:14 WIB

PROBOLINGGO - Rapat komite medis di RSUD Dr Moch. Saleh, Kota Probolinggo berubah menjadi ajang ‘pengadilan’ terhadap Direktur RSUD, dr Budi Poerwohadi SpPD.

Dia dituding bertanggungjawab atas jebloknya kondisi keuangan yang menyebabkan tidak dibayarnya uang jasa medis (JM) dokter dan perawat. Sementara, bagi pasien kondisi ini berimbas pada tidak memadainya ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis.

Rapat komite medis di Ruang Edelweis RSUD, Sabtu (4/9) siang yang dipimpin Dirut RSUD diwarnai yel-yel karyawan. “JM cair, JM cair, JM cair,” ujar sejumlah pegawai RSUD.

Kepala Farmasi RSUD, Dra Endang Purwaningsih misalnya, mempertanyakan kapan JM bisa dicairkan. “Jangan sampai dijanjikan menunggu PAK (perubahan anggaran keuangan, Red.),” ujarnya.

Disusul Kepala Kamar Operasi, Haryono yang mempertanyakan, mengapa manajemen RSUD main kepras JM yang menjadi hak-hak dokter dan perawat. “Saya tidak habis pikir dengan istilah kepras-mengepras anggaran. Kalau dikepras apa RSUD masih bisa beroperasi?” ujarnya.

Sayekti Setyarini, karyawan RSUD mengaku heran dengan sikap RSUD. “Antisipasi yang dilakukan magemen RSUD sekarang ini terlambat. Mendekati Lebaran baru ada wacana,” ujarnya.

Setyarini menambahkan, kondisi keuangan RSUD yang menunggu PAK merupakan angin segar tetapi jumlahnya tidak memadai. Bahkan muncul rumor di luar, karyawan RSUD mau memboikot pelayanan gara-gara JM tidak dicairkan. “Kalau begini caranya, lebih baik pelayanan RSUD digratiskan, biar sama-sama tidak dapat,” ujar Setyarini disambut tepuk tangan meriah.

Sejumlah dokter spesialis juga angkat bicara menyoroti kinerja RSUD. “Sekarang ini permasalahannya bukan sekadar belum cairnya uang jasa medis. Manajemen RSUD yang ‘gali lubang tutup lubang’ jelas tidak bisa menyelesaikan masalah,” ujar dr Aminuddin SpOG MMKes.

Untuk JM saja, dana awal Rp 2,6 miliar yang dikucurkan Pemkot Probolinggo sudah habis. “Sekarang menunggu PAK sebesar Rp 2,6 miliar lagi. Ini jelas tidak cukup untuk JM, obat-obatan, dan pelayanan,” ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan itu.

Hingga berita ini diturunkan, direktur rumah sakit tersebut belum mau memberikan konfirmasi atas permasalahan ini.isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=f9aa98cd6afda1192d3d7689ef7af506&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar