Jumat, 27 Agustus 2010

Umat Antusias Hadiri Yadnya Kasada

Ritual
Kamis, 26 Agustus 2010 | 22:09 WIB
Kompas/set

SURABAYA,KOMPAS--Ribuan masyarakat Tengger yang berasal dari empat kabupaten, yaitu Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, dan Malang bersama-sama merayakan puncak perayaan Yadya Kasada di Pura Luhur Poten, Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (26/8) pagi. Ritual khusus pemeluk agama Hindu di Jawa ini tampak semarak karena dihadiri umat Hindu dari Bali serta wisatawan dalam negeri dan mancanegara.

Kerumunan umat Hindu serta wisatawan mulai terlihat sejak pukul 00.00. Mereka berkumpul di sekitar Pura Luhur Poten.

Made Yasa (57) umat asal Denpasar, Bali bersama 15 umat Hindu asal Bali lainnya datang ke Bromo sejak Rabu (25/8) kemarin. Kami ingin merasakan bagaimana bersembahyang dengan umat serumpun di sini. Di Bali, kami juga memiliki ritual serupa seperti Kesada, yaitu Pakelem di mana sesaji-sesaji kami larung ke danau atau laut, ucapnya.

Hadir juga dalam perayaan Yadnya Kasada, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik serta Wakil Gubernur Jat im Saifullah Yusuf. Sebelum dimulai ritual, Rabu (25/8) malam oleh sesepuh masyarakat Tengger Jero Wacik dikukuhkan sebagai warga kehormatan Tengger di Pendopo Agung, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Tahun lalu, gelar serupa diku kuhkan kepada Wakil Gubernur Jatim.

Tak hanya itu, para wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara juga sangat antusias menyaksikan jalannya perayaan Yadnya Kasada. Kevin (45) wisatawan asal London mengaku sangat tertarik dengan ritual masyarakat T engger. Ia juga sangat takjub dengan pemandangan Bromo yang indah.

Rangkaian ritual

Sekitar pukul 01.30 dini hari, rangkaian perayaan Yadnya Kasada dibuka dengan lantunan gamelan bernuansa Bali yang dimainkan di Pendopo Pura Luhur Poten. Selanjutnya, Ketua Perkumpulan Dukun Sekawasan Tengger Mujono membacakan sejarah Kasada yang menceritakan sejarah awal mula leluhur masyarakat Tengger yang merupakan keturunan pasangan Joko Seger dan Rara Anteng.

Dalam sejarah disebutkan, dahulu kala, setelah menikah Joko Seger dan Rara Anteng tak juga dikaruniai anak. Lalu, Joko Seger bersamadi dan mohon petunjuk Sang Hyang Widi Wasa. Akhirnya, berdasarkan petunjuk gaib, pasangan tersebut dikaruniai 25 anak.

Namun, ada satu syarat dimana salah satu anak Joko Seger dan Roro Anteng suatu saat akan diambil. Raden Kusuma, putra bungsu pasangan Joko Seger dan Roro Anteng yang akhirnya diambil melalui jilatan api saat meletusnya Gunung Bromo.

Saudara-saudara yang saya tinggalkan saya mewakili kalian. Kalian akan hidup rukun, tentram, dan bahagia. Setiap bulan purnama tanggal 15 Kasada persembahkanlah sesaji ke kawah Bromo, kata Mujono menirukan suara Raden Kusuma saat menyampaikan pesan kepada keluarganya. Dari kisah inilah, awal mula Kesada yang hingga kini dilestarikan dengan tradisi labuh sesaji ke kawah Bromo.

Setelah pembacaan sejarah, para dukun dan pemangku melakukan puja stuti atau puji-pujian yang kemudian dilanjutkan dengan acara wisuda dukun. Sebanyak empat calon dukun menjalani ujian dengan membaca mantra. Dar i empat calon tersebut, tiga di antaranya dinyatakan lulus dan sah menjadi dukun, sedangkan satu calon dukun mengundurkan diri.

Setelah wisuda dukun, ritual selanjutnya adalah labuh sesaji. Sebelum dilabuh, sesaji didoakan dulu di Pura Luhur Poten. Seluruh dukun dan pemangku mendoakan sesaji didampingi para umat.

Sekitar pukul 06.00 sesaji diarak naik ke kawah Bromo. Sesaji tersebut berupa ongkek atau pikulan berisi makanan, sayur serta buah-buahan, gunungan berisi hasil bumi, serta kepala kerbau. Di belakangnya, ribuan masyarakat Tengger juga turut melarung sesaji mereka masing-masing, entah berupa hasil bumi, uang, atau ternak.

Desa wisata

Di sela perayaan, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan mengembangkan kawasan Bromo dengan konsep desa wisata. Beberapa perlengkapan yang menunjang pariwisata akan dilengkapi, mulai dari teropong pandang, tempat singgah/penginapan, dan pendidikan sekolah menengah kejuruan khusus pariwisata.

Kami bekerjasama dengan Pemprov Jatim akan serius mengembangkan kawasan Bromo. Semua pihak sudah mengakui jika kawasan ini sangat indah dan penduduknya ramah-ramah. Ini adalah potensi luar biasa, ujarnya.

Sumber: http://oase.kompas.com/read/2010/08/26/2209599/Umat.Antusias.Hadiri.Yadnya.Kasada-3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar