Jumat, 27 Agustus 2010

Luruskan Bacaan, Dua Karib Carok Usai Tadarus

Jumat, 27 Agustus 2010

PROBOLINGGO - Surya- Tomi, 28, warga Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo akhirnya harus melupakan keinginannya untuk bisa ikut merayakan Idul Fitri. Pemuda yang masih lajang ini meninggal dunia setelah terlibat carok dengan temannya sendiri, Feri Romadhon, 20, warga RT 4 RW 1 Kelurahan Kebonsari Wetan.

Akibat peristiwa berdarah usai Salat Tarawih, Rabu (25/6) sekitar pukul 21.35 WIB ini, Tomi mengalami luka bacok di bagian lengan kiri, dada kiri hingga tembus tulang rusuk dan luka di pantat bagian belakang sebelah kiri. Kendati sempat dibawa ke RSUD dr Muhammad Saleh Kota Probolinggo, namun nyawa Tomi tidak tertolong lagi. Ia mengembuskan nafas terakhirnya karena terlalu banyak darah keluar dari lukanya.

Sedangkan Feri Romadlon hanya mengalami luka di lengan bagian kiri. Akibat perbuatannya, kini Feri diamankan di Mapolres Probolinggo untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pria yang memiliki anak yang masih berusia 4 bulan itu digelandang petugas ke Mapolresta Probolinggo usai dirawat di rumah sakit PG Wonolangan PTP Perkebunan XI, Dringu, Kabupaten Probolinggo.

Menurut M Rofii, Lurah Kebonsari Wetan, kedua pemuda yang terlibat perkelahian menggunakan celurit ini sebenarnya dilatarbelakangi persoalan sepele. Malam itu, usai Tarawih, keduanya ikut kegiatan tadarus di Musalla Ar-Ridho, Kelurahan Kebonsari Wetan yang tak jauh dari rumahnya. Dirasa pelafalan tajwid (bacaan) Alquran yang dilakukan Feri kurang tepat, Tomi menegurnya.

Tidak terima ditegur teman tadarusnya, Feri marah-marah dan menantang carok. Tomi yang kesehariannya bekerja mencari penumpang di terminal bus Bayuangga, Kota Probolinggo ini langsung menyambut tantangan Feri. Keduanya pun pulang ke rumah masing-masing untuk mengambil senjata tajam berupa celurit.

Tidak berselang lama, keduanya berpapasan di luar halaman musala. Tanpa ada komando, keduanya saling serang dengan senjata tajam. Nahas, sabetan Feri berkali-kali mengenai tubuh Tomi sehingga membuatnya terkapar bersimbah darah.

Begitu melihat Tomi roboh, Feri melarikan diri dengan sepedanya. “Informasinya begitu, Cuma saya enggak tahu persis, dia kabur dengan sepeda motor atau sepeda pancal,” jelas Lurah Kebonsari Wetan.

Sebenarnya saat berlangsung carok, ada beberapa warga yang mengetahui pertarungan tersebut. Namun mereka mengaku tidak berani memisah karena masing-masing memegang celurit. Bahkan warga memilih menyingkir. Sehingga Tomi yang kala itu sudah roboh, tidak segera mendapat pertolongan, karena warga telanjur menyingkir.

Sementara itu, warga sekitar mengaku prihatin dengan peristiwa carok tersebut. Mestinya, menurut mereka, persoalan yang dipicu masalah sepele itu diselesaikan dengan cara damai. Apalagi, kata warga, keduanya merupakan sahabat dan sering tadarus bersama.

Kapolresta Probolinggo melalui Kasat Reskrim AKP Agus I Supriyanto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab terjadinya saling bacok tersebut. Namun pihaknya mengaku telah mengamankan barang bukti berupa sandal dan sarung celurit di tempat kejadian. “Kami masih mendalami peristiwa ini,” jelas Kasat saat berada di kamar mayat RSUD dr Muhammad Saleh, Kamis (26/8).nst35

Sumber: http://www.surya.co.id/2010/08/27/luruskan-bacaan-dua-karib-carok-usai-tadarus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar