Rabu, 11 Agustus 2010

Kepala SMAN 2 Pun Diadili DPRD

Rabu, 11 Agustus 2010 | 08:05 WIB
Siswa SMAN 2 Probolinggo yang dipecat.

PROBOLINGGO-Acara dengar pendapat Komisi A DPRD Probolinggo menjadi ajang pengadilan bagi Kepala SMAN 2, Syafiudin. Sebab dialah yang memutuskan memecat empat siswi yang mengkritik sekolahnya di Facebook.

Sementara posisi empat siswa yang ikut dengan pendapat itu sebagai “korban” yang kemudian dibela banyak pihak termasuk Komisi A DPRD, walimurid, dan Dewan Pendidikan.

“Saya kaget mendengar anak saya di-DO. Anak saya itu masih di bawah umur, kalau melakukan tindakan apa pun itu karena jiwanya masih labil,” ujar Sunardi, ayah Devi Rizki. Ia menilai, tindakan sekolah men-DO anaknya berlebihan.

“Saat dipanggil ke sekolah, saya tidak diberi kesempatan bicara. Tahu-tahu saya yang tidak membawa kacamata, disuruh tanda tangan. Ternyata itu pemecatan anak saya,” ujar Djunaedi, ayah Anisah Nurul Hidayah.

“Terus terang saya dan anak saya kaget saat dipanggil ke sekolah, soalnya diancam (UU ITE, Red.) dengan denda Rp 1 miliar dan penjara 1 tahun,” ujar Yunianto, ayah Rusdiana Islamiati. Hal senada diungkapkan Arif Sulivan, paman Mega Ayu Korina.

Syafiudin membantah dikatakan sekolah tidak memberikan kesempatan berbicara kepada walimurid. “Istilahnya bukan DO, tetapi dikembalikan kepada orangtua. Kalau DO dipecat disertai alasan-alasan yang memberatkan sehingga tidak mungkin siswa itu diterima di sekolah negeri lainnya,” ujarnya.

As’ad pun menyoroti diskriminasi yang dilakukan SMAN 2 terhadap facebookers. “Saya dengar ada 6 siswa yang membuat catatan di Facebook, tetapi mengapa hanya 4 siswa yang ditindak. Informasinya yang tidak ditindak adalah kerabat DPRD atau mantan DPRD,” ujar politisi PKNU itu.

“Tolong jangan diskrimanatif, tebang pilih,” ujar Sunardi, ayah Devi. Apalagi selama ini walimurid tidak pernah diberi tahu tata tertib sekolah.

Syafiudin lagi-lagi membantah dikatakan diskriminatif. “Dua siswa lainnya bakal diproses menyusul karena saya waktu itu sibuk, ada acara dinas ke Bogor,” ujarnya.

Alasan Syafiudin langsung disahut As’ad. “Lo kalau memecat 4 siswi kok Anda punya waktu? Begitu menyangkut dua siswa lainnya, masih dalam proses. Ini aneh,” ujar As’ad. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=50c1cb748be1fe2ed080703fc5a815b7&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Tidak ada komentar:

Posting Komentar