Selasa, 10 Agustus 2010

Kelelawar Oranye Itu Mati

[ Selasa, 10 Agustus 2010 ]
PROBOLINGGO - Kelelawar nyeleneh yang sempat bikin geger warga Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo sejak Jumat (6/8) lalu ternyata tak berumum panjang. Minggu (8/8) sore, kelelawar warna oranye itu mati.

Begitu mati, tak ada perlakuan istimewa terhadap seekor binatang malam itu. Bangkai kelelawar yang sempat dianggap sebagai makhluk jadi-jadian penguras harta benda itu dibuang begitu saja. "Mati, kemarin (8/8) sore," ujar Paina, istri ketua RT 4 Busar yang Jumat lalu juga ikut menangkap kelelawar "bule" itu.

Diberitakan Radar Bromo sebelumnya, Jumat (6/8) malam, Khofi, warga Kebonsari Wetan menemukan seekor kelelawar di dapur rumahnya. Kelelawar itu warnanya tidak jamak: oranye. Warga pun berbondong-bondong mendatangi rumah Khofi.

Tak hanya orang berdatangan ingin melihat. Beredar juga omongan bahwa Khofi berhasil menangkap pok-kopok. Di kalangan masyarakat, pok-kopok adalah sebutan untuk makhluk jadi-jadian berbentuk kelelawar. Makhluk ini dipercaya bisa menguras harta benda. Selain ada yang menyebut kelelawar itu sebagai pok-kopok, ada juga yang menganggap kelelawar itu sebagai tanda alam.

Sementara, Khofi menyimpannya di dalam sebuah toples dan diberi makan pisang. Warna sayap dan tubuh kelelawar itu telah membuat Khofi tertarik untuk memeliharanya. Tapi, kelelawar itu akhirnya mati.

Menurut Paina, tidak benar kalau kelelawar hasil tangkapannya itu adalah makhluk jadi-jadian alias pok-kopok. Tapi, itu benar-benar kelelawar yang berbeda dari segi warna. "Bukan, bukan pok-kopok. Hanya katanya orang-orang saja," jelas Paina kemarin.

Mengapa mati? "Mungkin karena tidak makan. Wong dikasih pisang tidak mau. Mungkin karena bukan di alam bebas itu. Kan biasnya itu di alam bebas. Bangkainya sudah dibuang," ujar Paina. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=showpage&rkat=4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar