Jumat, 02 Juli 2010

Bocah 6 Tahun Tewas Kesetrum

[ Jum'at, 02 Juli 2010 ]
Terjadi Saat Hendak Nyalakan Kipas Angin

PROBOLNGGO - Malang nasib Bunga Amalia, 6, warga kelurahan Sukoharjo Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Bocah yang baru saja lulus dari bangku pendidikan anak usia dini (PAUD) itu kemarin (1/7) tewas kesetrum.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, siang kemarin Bunga berada di dalam rumahnya bersama ibunya, Uut Rusmiati. Sedangkan ayahnya, Salim Iklim sedang bekerja dan tidak ada di rumah. Uut dan Bunga mulanya asyik nonton TV di ruang tengah sambil tiduran.

Saat itu sekitar pukul 11.30. Karena cuaca panas, Bunga berniat menyalakan kipas angin yang berada di ruang tamu rumahnya. Saat hendak memasukkan colokan kipas tersebut ke steker, tiba-tiba tangan kiri Bunga kesetrum. Rupanya, Bunga tak bisa melepaskan tangannya dan sampai akhirnya roboh.

Kejadian itu mengagetkan Uut dan neneknya, Sami, yang saat itu sedang berada di teras rumahnya. Sami langsung berteriak minta tolong. Sedangkan Uut melihat anaknya kesetrum, langsung syok. Dengan tubuh tak berdaya, Uut masih sempat berusaha menolong Bunga.

Sementara teriakan Sami terdengar warga sekitar. Mereka berdatangan, tapi mengira Uut dan Sami bertengkar. "Neneknya (Sami), berteriak memanggil-manggil Uut (Ibu Bunga) minta es. Kami kira mereka bertengkar," kata Sulastri, salah seorang kerabat Bunga.

Tapi, perkiraan warga keliru. Bukannya Sami dan Uut bertengkar. Tapi Bunga kesetrum. Saat warga datang, Bunga sudah lemas. "Waktu itu, wajahnya sudah membiru," ujar Sulastri.

Warga kemudian melarikan Bunga ke RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo, dengan mengendarai motor. Tapi, belum sampai ke RSUD, Bunga menghembuskan napas terakhirnya. "Naik motor, karena waktu itu tidak ada mobil sama sekali," ujar Sulastri.

Meski sudah diketahui meninggal, sampai di RSUD jenazah Bunga masih sempat dibawa masuk ke IRD (Instalasi rawat darurat). Setelah diperiksa petugas medis, Bunga dipastikan sudah meninggal.

Jenazah putri pertama dari pasangan suami istri (pasutri) Uut dan Salim itu kemudian dipindah ke kamar mayat. Kabar meninggalnya Bunga, pun menyebar ke para kerabatnya. Mereka berdatangan ke RSUD. Suasana duka pecah. Kerabatnya tak kuasa menahan tangis. Mereka masih tak percaya kalau Bunga sudah meninggal.

Tapi, Uut dan Salim sampai siang itu belum mendapat kabar yang sebenarnya. Uut dan Salim hanya dikabari Bunga baik-baik saja dan perlu perawatan. "Jangan dikasih tahu kalau sudah meninggal. Nanti malah semaput di sini (RSUD). Biar kita langsung bawa pulang saja," ujar salah seorang kerabat korban kepada yang lainnya.

Namun, tak lama kemudian, jenazah Bunga dibawa pulang oleh keluarganya. Mereka menolak dilakukan otopsi terhadap Bunga. Para kerabat bersepakat untuk mengurus jenazah Bunga di rumahnya sendiri.

Sesampai di rumahnya, tepatnya di RT 4 / RW V Kelurahan Sukoharjo, jenazah Bunga disambut histeris oleh keluarganya. Suasana haru semakin pecah. Kerabatnya, banyak yang syok bahkan sampai jatuh pingsan. Terlebih Uut dan Sami. Jenazah Bunga pun disemayamkan di rumah duka.

Pagi Daftar TK

Kepergian Bunga benar-benar menjadi pukulan telak keluargaanya. Kemarin pagi, Bunga masih sempat mendaftar masuk TK. Bocah itu diantarkan kakeknya, Untung. "Tadi (kemarin) pagi, sudah saya daftarkan untuk masuk di TK," jelas Untung.

Meski tak sampai menangis, wajah Untung jelas menunjukkan raut kesedihan. Terlebih, Bunga adalah bocah yang terkenal cerdas dan tidak banyak tingkah. Untung tak pernah membayangkan cucunya yang lucu itu bakal pergi secepat ini.

Hal yang juga membuat Untung semakin sedih, ketika mengenang masa kehidupan cucunya itu. Menurutnya selama bersekolah di PAUD, kerap kali Bunga mendapat perlakuan berlebihan dari gurunya. Yakni Bunga dicubit pipinya sampai membiru.

Bahkan, sempat Untung dan keluarganya hampir melaporkan guru tersebut kepada polisi. Tapi, pelaporan tak sampai dilakukan. Masalah itu diselesaikan secara kekeluargaan.

Tak hanya itu, Bunga juga pernah dicabuti rambutnya. Tepanya, di atas telinga kanan dan kirinya. Sehingga, hal itulah yang membuat Untung berinisiatif memindah Bunga ke sekolah baru.

"Entah penyebabnya apa saya juga tidak tahu. Sebenarnya di sekolah yang alam ada TK-nya, tapi karena sering disakiti mau saya pindah. Tapi, belum (pindah)...sekarang dia (Bunga) sudah tiada," ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh Totok Suharto ketua RT 4 / RW V Kelurahan Sukoharjo. Totok mengatakan, kalau pada Rabu malam sempat bertemu dengan Untung. Pada saat itu, Untung menyampaikan tentang perlakuan guru Bunga yang katanya sering menyiksa. Untung juga menyampaikan kalau akan memindah sekolah Bunga.

Mendapat laporan itu, Totok menyarankan untuk mendatangi kantor kelurahan pada Kamis (1/7) pagi untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Tadi (Rabu) memang mengadu ke saya kalau rambutnya (Bunga), dicabuti oleh gurunya," ujar Totok.

Menurut Totok, pagi kemarin Untung dan Bunga datang ke kantor kelurahan untuk urusan tersebut. Setelah dari kantor kelurahan, Untung juga mengantarkan Bunga untuk mendaftar di TK yang baru.

Sementara itu, dari hasil pemeriksaan fisik pada jenazah Bunga di RSUD kemarin ditemukan bekas membiru pada tangan kirinya. "Tidak ada tanda-tanda apa-apa. Hanya pada jari tengah tangan kirinya membiru. Mungkin itu yang bersentuhan langsung dengan aliran listriknya," ujar Abdul Bahri salah seorang petugas di kamar mayat RSUD. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=167663

Tidak ada komentar:

Posting Komentar