Jumat, 02 Juli 2010

Besok Jazz Gunung Kedua

[ Jum'at, 02 Juli 2010 ]
PROBOLINGGO - Akhir pekan ini (3/7) ada tontonan musik berkelas di kawasan wisata Gunung Bromo Kabupaten Probolinggo. Yakni pagelaran Jazz Gunung di hotel Java Banana, Sukapura. Jazz Gunung edisi kedua ini bakal lebih menarik.

Sama halnya dengan penyelenggaraan pertama pada 2009 lalu, Jazz Gunung 2010 juga dimeriahkan penampilan beberapa musisi kondang jazz Indonesia. Ada dari Syaharani, Donny Suhendra, I Wayan Balawan dan ethnic Fusion serta beberapa artis jazz lainnya.

Instrumen musik dari Djaduk Ferianto serta keluwesan Butet Kertaredjasa dalam membawakan acara akan menambah daya tarik tersendiri pagelaran musik ini.

Acara Jazz Gunung di Bromo ini merupakan ide dari owner Java Banana Sigit Pramono yang terobsesi oleh Gunung Bromo. Melalui event ini ia ingin membuat rebranding Gunung Bromo yang selama ini hanya dikenal karena sunrise-nya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengatakan, tahun ini Jazz Gunung juga dimeriahkan pertunjukan musisi lokal. "Nanti juga akan ada kolaborasi dengan kesenian Jathilaras dari Tengger," katanya.

Selain disuguhi oleh penampilan beberapa musisi jazz papan atas, dalam pagelaran jazz gunung kali ini juga digelar peluncuran buku fotografi dari Sigit Pramono, owner Java Banana. Buku fotografi itu bertemakan tentang Gunung Bromo. Yang merupakan kolaborasi kumpulan foto-foto tentang Gunung Bromo dengan kumpulan puisi Goenawan Moehammad.

Rupanya acara tersebut cukup menarik perhatian para pecinta jazz. Dari 500 tiket yang disediakan oleh panitia, setidaknya sudah ada 350 tiket terjual. "Ada tiket yang satu paket dengan penginapan hotelnya," jelas Tutug.

Sementara itu Pemkab Probolinggo juga berencana menyemarakkan jazz gunung tersebut. Rencanannya Pemkab bakal menggelar Kroncong Gunung yang bakal digelar Selasa (6/7) mendatang.

Sedianya keroncong gunung tersebut digelar sebelum Jazz Gunung. Namun karena Kabupaten Probolinggo menjadi salah satu tempat konferensi pelajar dunia, jadi acara keroncong gunung itu digelar bertepatan dengan kedatangan pelajar tersebut. "Jadi para pelajar dari negeri lain juga mengetahui kebudayaan kita," ucap Tutug. (mie/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=167665

Tidak ada komentar:

Posting Komentar