Selasa, 15 Juni 2010

Sekdes Resmi Jadi PNS

[ Selasa, 15 Juni 2010 ]

KRAKSAAN - Kemarin (14/6) menjadi hari bersejarah bagi sekitar 40 sekretaris desa (sekdes) di Pemkab Probolinggo. Mereka resmi dilantik menjadi PNS. Pelantikan dilakukan di gedung Islamic Center Kraksaan.

Pelantikan dilakukan oleh Bupati Probolinggo Hasan Aminuddin. Selain melantik sekdes menjadi PNS, juga dilakukan pengukuhan kepala badan penanggulangan bencana daerah.

Selain itu, Hasan juga melantik sekitar 200 pejabat eselon II, III, IV. Termasuk sejumlah sekcam, pengawas sekolah TK, SD. Juga ada penilik dan kepala SD, SMP, dan SMA di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Hadir pada kegiatan itu yakni, Wabup Salim Qurays dan Ketua DPRD Ahmad Badawi. Juga sejumlah anggota Komisi D DPRD dan PKK Kabupaten Probolinggo.

Sebelum pelantikan, Hasan dalam sambutannya mengatakan, para pejabat yang dilantik harus bisa memahami tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Sebab, penempatan tersebut sudah sesuai dengan pengamatan yang dilakukan Baperjakat Kabupaten Probolinggo. "Jadi harus dijaga betul (tugas)," tukas Hasan

Mengenai penempatan Hasan mengatakan, tidak mau diintervensi siapapun. Sebab hal itu merupakan wewenang Baperjakat. Jadi kata Hasan, penempatan tersebut harus dilaksanakan. "Tolong dijaga amanah dan tugas masing-masing," ujarnya.

Hasan lantas menegaskan, meski akrab dengan sejumlah pejabat, namun tugas tetap tidak boleh diremehkan. Misalnya, kepala sekolah harus datang lebih pagi daripada muridnya. "Karena kepala sekolah harus menjadi contoh," tuturnya.

Hasan juga mengingatkan agar para pejabat tersebut harus bertanggung jawab. Tak boleh saling jegal sesama pejabat. "Ayo membangun kebersamaan. Jangan menggunting dalam lipatan. Artinya jangan munafik," katanya.

Tak lupa Hasan berharap, pembinaan terus dilakukan oleh para pimpinan. Pelantikan tersebut kata Hasan, harus menjadi pemicu perbaikan di semua lini pembangunan. "Harus bisa meningkatkan kinerja masing-masing," pungkas Hasan.

Sementara itu, pelantikan sempat diwarnai peristiwa tak sedap. Seorang gadis pedagang asongan menangis di gedung Islamic Center. Gadis berusia 18 tahun yang tidak berhasil dikonfirmasi namanya itu disebutkan telah dimarahi oleh oknum petugas Satpol PP.

Ceritanya berawal saat acara sudah selesai. Gadis tersebut sedang berada di ruangan luar gedung Islamic Center dan menjajakan roti. Seorang oknum Satpol PP lantas menegurnya. Karena kerasnya teguran, gadis itu spontan menangis. Sementara dagangannya terlempar karena kaget.

Setelah menangis sekitar 5 menit, gadis itu bangun dan memunguti dagangannya. Tak lama kemudian, dia kembali menjajakan dagangan tersebut dengan wajah sembab. Dia lantas menuju salah satu ruangan di Islamic Center. Karena dinilai bande, petugas Satpol PP mengeluarkan gadis itu. Bahkan hingga dagangannya semburat ke mana-mana.

Saat didekati Radar Bromo, gadis itu masih menangis. Dia tidak berbicara sepatah katapun. Hanya menggeleng-gelengkan kepala. Bahkan sampai mengundang simpati beberapa pejabat.

Sementara saat dikonfirmasi, Ketua Satpol PP Kabupaten Probolinggo Sjaiful tidak menampik hal tersebut. Menurut Sjaiful, gadis itu sudah diperingatkan baik-baik oleh petugas Satpol PP. Namun, tetap memaksa. "Ngeyel, Mas," ujar Sjaiful.

Namun Sjaiful menegaskan, insiden tersebut bukan kesalahan oknum Satpol PP. Insiden tersebut menurut menurut Sjaiful, disebabkan karena gadis itu tidak mau mendengar teguran oknum Satpol PP. "Terpaksa dilarang masuk, Mas," imbuhnya. (eem/hn)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=164503

Tidak ada komentar:

Posting Komentar