[ Senin, 10 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Morning on Panglima Sudirman Street (MPS2) di Kota Probolinggo untuk edisi kedua tahun ini digelar kemarin (9/5). Acara ini benar-benar sudah dinanti masyarakat. Simak saja, Jl Panglima Sudirman dan Jl Dr Soetomo yang jadi lokasi acara tersebut sejak sekitar pukul 05.00 kemarin sudah dipadati manusia.
Event triwulanan tersebut kali ini mengambil tema Meningkatkan perberdayaan rakyat, demi mewujudkan masyarakat Probolinggo yang sejahtera. Tiga instansi jadi panitianya. Yakni Dinas Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA), Dinas Pendidikan, serta Staf Ahli Sumber Daya Manusia (SDM).
Lebih dari 165 lembaga dan elemen masyarakat yang ikut mengisi kegiatan tersebut. Yang digeber bermacam-macam. Masih ada pentas seni, budaya, olahraga, gelar sembako murah, pelayanan kesehatan gratis maupun pemberdayaan ekonomi lokal melalui UKM (usaha kecil menengah). "Jumlah itu, belum termasuk para pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang dadakan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Maksum Subani.
Sedangkan Wali Kota Probolinggo Buchori dalam sambutannya menyatakan bahwa acara itu bertujuan memasarkan produk-produk hasil olahan kota. Juga sebagai sarana mengekpresikan ide-ide kreatif warga.
Menurutnya, MPS2 kali ini memang sengaja dibuat berbeda. Yakni, lebih banyak mengedepankan kepentingan umat. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan sembako murah dan gratis. "Kali ini, 70 persen stand menyediakan sembako murah. Bahkan ada yang gratis," ujarnya.
Buchori mengatakan, itu sebagai salah satu bentuk pengamalan dari ajaran agama. Yakni, tentang tolong menolong dan mengingat saudara-saudaranya yang kurang mampu. Buchori juga mengutip ayat Alquran surat At-Taubah ayat 20.
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."
Selanjutnya, Buchori mengajak masyarakat untuk mencintai produk lokal. Karena menurutnya, itu juga dianjurkan dalam agama. "Mencintai produk lokal sama dengan mencintai tahan air. Dan, mencintai tanah air adalah sebagian dari iman," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Buchori mengingatkan kalau sekira 1,5 bulan lagi akan ada acara besar di kota. Karena itu ia minta warga, terutama jajaran pemkot dan anak buahnya untuk tidak mencari hiburan ke luar kota.
"Karena, hari itu bertepatan dengan hari libur. Sehingga, saya harapkan jangan sampai mencari hiburan ke luar kota. Cukup di Probolinggo saja. Terutama, rumahnya yang di luar Probolinggo, seperti Kediri dan Surabaya," ujarnya.
Mendengar itu, para undangan dalam pembukaan kemarin banyak mendehem. "Lha iya, masak orang luar datang ke sini. Kok yang (warga) sini mau keluar," sahut Buchori kemudian.
Selesai sambutan, Wali Kota Buchori memukul gong tanda acara MPS2 hari itu dimulai. Selanjutnya, didampingi para kepala satker, Wali Kota bergerak dari depan rumah dinas yang jadi tempat pembukaan, menuju stan-stan MPS2.
Namun, sampai di depan kantor pemkot, terlebih dahulu Buchori bersama para kepala satker melepas beberapa ekor burung. Itu sebagai tindak lanjut dari program pemerintah, yakni Probolinggo Berkicau. Saat itu Wali Kota Buchori didampingi sang istri yang juga anggota DPR RI Rukmini Buchori. Tampak juga jajaran Muspida, anggota DPRD.
Sementara itu, dalam episode kali ini, MPS2 yang ditampilkan memang lebih beragam. Tidak seperti episode sebelum-sebelumnya yang didominasi band. Kemarin pentas band memang masih ada, tapi tak sebanyak sebelumnya.
Selain itu, budaya dan seni juga mewarnai gelaran MPS2 kemarin. Dari tari tradisonal, pajangan keris, tari samman. Bahkan ada yang menampilkan dai cilik sampai kelompok taekwondo pun unjuk diri. Bocah-bocah anggota kelompok taekwondo itu memamerkan kemampuannya melakukan jurus-jurus tendangan.
Tampilan itu digeber maksimal, terutama, saat rombongan Wali Kota singgah. Tapi, ada juga yang gagal unjuk kebolehan saat dihampiri Wali Kota. Sekelompok penari sudah mempersiapkan diri tampil di depan wali kota. Tapi, begitu Wali Kota sampai di stan tersebut, sound systemnya malah ngadat.
Akhirnya, mereka tidak jadi menari. Rombongan Wali Kota pun akhirnya meninggalkan mereka. "Kasihan..." celetuk seorang warga.
Sekira pukul 09.00, sudah banyak stan yang kukut alias tutup. Pada episode sebelumnya transaksi di MPS2 mencapai Rp 850 juta. Sedangkan untuk kemarin, Kepala Dispendik Maksum Subani menyatakan lebih dari nilai itu. "Untuk besarnya, kami masih belum tahu pasti. Tapi, kami yakin itu akan lebih besar dari kemarin (episode pertama 2010)," katanya. (rud/yud)
Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=157557
Tidak ada komentar:
Posting Komentar