Minggu, 23 Mei 2010

Ada Niken KDI di Haul

[ Minggu, 23 Mei 2010 ]
PROBOLINGGO - Ribuan jamaah memadati halaman Ponpes Zainul Hasan (Zaha) Genggong, Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, Jumat (21/5) malam. Mereka datang untuk mengikuti acara haul almarhum KH Muhammad Damanhuri Romli alias Gus Mu, salah seorang pengasuh ponpes Zaha Genggong.

Selain masyarakat umum, acara itu juga dihadiri beberapa tokoh. Di antaranya, Kepala Kementerian Agama Jawa Timur KH Imam Haromain Asyari, pengasuh ponpes Bumi Sholawat Tulangan Sidoarjo KH Agoes Ali Mashuri, Habib Ali dari Banyuwangi, pengasuh Ponpes Nurul Jadid Paiton KH Zuhri Zaini, KH Nuruddin dari Paiton dan Rais Syuriah PC NU Kraksaan KH Munir Kholili.

Sebelum acara haul dimulai, sekira pukul 20.00 terlebih dahulu para undangan itu diajak bersalawat oleh group musik Ki Sawunggaling dari Surabaya. Lantunan-lantunan salawat dibawakan dengan iringan rebana dan tabuhan kendang.

Salawat badar menjadi pembuka dalam pra acara haul itu. Kemudian, ada juga lagu Tombo Ati dan Ya Badratin dengan irama minang. Lagu-lagu itu, dibawakan oleh para vokalis dari Ki Sawungggaling. Tak hanya itu, Niken KDI juga hadir dalam acara tersebut dan mengajak para undangan bersalawat.

Dalam acara itu selain bersalawat, Niken juga membawakan dua buah lagu berjudul Magadir dan Salamil Bait. Tampaknya, kehadiran Niken membuat para undangan makin bersemangat untuk bersalawat. Utamanya, para ibu-ibu yang saat itu berada di depan sisi kanan panggung.

Habis dua lagu itu, sekira pukul 21.00, panggung diambil alih oleh master of ceremony (MC) Ahmad Ghazi Saif. Acara dilanjutkan dengan acara inti, yakni haul almarhum Gus Mu. Para kiai pun memasuki tempat acara, termasuk para pengasuh ponpes Zaha Genggong.

Usai acara dibuka dengan pembacaan surat Al-fatihah dan ayat-ayat alquran, acara dilanjutkan dengan cara sambutan-sambutan. Pengasuh Ponpes Zaha KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, dalam sambutannya banyak bercerita tentang sosok almarhum Gus Mu selama masih hidupnya.

Menurutnya, Gus Mu adalah sosok penyabar dan tidak pernah ngerasani atau ngomongin kejelekan orang. "Kalau ada orang yang bertamu kepadanya dan ngerasani orang, beliau (Gus Mu) hanya jawab iya, iya, tidak diperpanjang. Ini yang tidak nurun sama penerusnya," ujarnya.

"Kalau Gus Haris (Gus dr Muhammad Haris putra almarhum Gus Mu) ada tamu yang seperti itu, bukan ya, ya. Tapi, terus gimana? Lalu? Jadi dikejar," lanjut kiai Mutawakkil lalu langsung disambut gerrr para undangan.

Kiai Mutawakkil menyatakan, Gus Mu atau suami dari Nyai Hj Diana Susilowaty alias Ning Sus itu, adalah sosok yang berilmu dan benar. Menurutnya, pada zaman ini sulit untuk mencari sosok yang mirip dengan Gus Mu.

"Tidak sedikit orang yang ilmunya tinggi, tapi tidak sedikit yang tidak mampu mensyukuri nikmatnya. Mencari orang pintar mudah, tapi mencari orang benar agak sulit. Apalagi, mencari keduanya (orang pintar dan benar)," ujarnya.

Selanjutnya, kiai Imam Haromain dalam kata sambutannya menyatakan, pada zaman sekarang ini masih beruntung ada para ulama. Karena masih ada orang yang senantiasa akan mengingatkan.

Setelah Habib Ali, KH Agoes Ali Mashuri alias Gus Ali juga berceramah. Sama dengan Habib Ali, topiknya juga tentang kematian. Gus Ali menyatakan, kematian adalah nikmat yang paling besar bagi para kekasih Allah. Orang yang pemahaman agamanya mendalam dan benar, akan lebih positif dalam menghadapi kematian.

"Orang yang cerdas dan visioner, bukanlah doktor atau professor. Tapi, orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Dan, terus bersemangat dalam mencari sangu dalam menghadapi kematian atau sangu kebahagiaan hidupnya setelah mati," jelasnya.

Menurutnya, ada tiga tanda-tanda kematian yang dikirimkan Allah kepada Nabi Ya'kub. Dan, ini akan berlaku bagi seluruh umat manusia. Diantaranya adalah putihnya rambut, lemahnya tubuh setelah kuatnya dan bungkuknya badan setelah tegaknya.

Mengapa Allah merahasiakan waktu dan tempatnya kematian? Menurut Gus Ali, alasannya ada sebelas. Salah satunya adalah agar manusia senantiasa mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian.

"Yang lain (alasan yang lain) akan saya jelaskan tahun depan, kalau saya diundang lagi. Makanya, kalau mau tahu, silakan tahun depan saya diundang lagi," ujar Gus Ali lalu disambut tawa para undangan.

Gus Ali pun berpesan agar tidak takut menghadapi kematian. Sebab, kematian itu pasti akan datang. "Umur kita sangat pendek, jangan kita perpendek dengan diisi ketakutan dan kesedihan. Jika itu terjadi, maka penyakit-penyakit akan mudah hinggap. Jika kita sudah penyakitan, maka kematian akan semakin dekat," ujarnya.

Selain itu, Gus Ali juga memberi tips supaya lebih cerdas dalam menghadapi kematian. Yakni, biasakan memuji Allah atau berucap Alhamdulillah. Selalu berkeyakinan bahwa yang ada di dunia ini adalah milik Allah dan suatu saat pasti akan diambil kembali. Dan jadikanlah apa yang kita miliki sebagai alat untuk beribadah kepada Allah. Bila melakukan kebaikan, hendaknya diceritakan supaya ditiru. (rud/yud)

Sumber: http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=160066

Tidak ada komentar:

Posting Komentar