Minggu, 06 Juni 2010

DISKOPINDAG Melaksanakan Pelatihan Kerajinan Bambu

Jumat, 04 Juni 2010

Dalam rangka mewujudkan program bidang Industri tahun 2010, maka Diskopindag menunjuk Kelurahan Kedopok sebagai lokasi Pelatihan Kerajinan Anyaman Bambu. Kegiatan yang dilaksanakan mulai hari hari senin (31/05) sampai dengan hari jum’at (04/06) ini mendatangkan 2 narasumber dari Desa Gintangan, ronggojampi, Banyuwangi.

Tujuan dilaksanakannya Pelatihan Keterampilan ini adalah untuk memberikan ketrampilan baru kepada masyarakat yang mempunyai kompetensi di bidang kerajinan dan home industri, agar dapat membuka usaha baru sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan ketrampilan kepada masyarakat yang telah memiliki ketrampilan dibidang industri terutama dibidang kerajinan. “Setelah memperoleh hasil dari pelatihan ketrampilan ini, bisa diteruskan untuk melakukan kegiatan sampingan supaya bisa menambah penghasilan sehingga dapat membantu keluarga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga” terang Hari Tugas Santoso, Kabid. Industri.

Sebanyak 25 peserta yang ikut andil dalam kegiatan ini, antara lain dari Kelurahan Kedopok (4), Kelurahan Sukabumi (2), Kelurahan Jrebeng Lor (4), Kelurahan Kareng Lor (4), Kelurahan Jrebeng Wetan (5), Perum. Prasaja Mulya (1) dan Ibu TP PKK (5). “Mereka (peserta) diharapkan mampu untuk belajar cepat dan bisa dikembangkan didaerah masing-masing. Selain itu, biar mereka ada kegiatan” ujar Wartono, Lurah Kedopok.

Di Banyuwangi sendiri, kerajinan anyaman bambu ini sudah dimulai sejak 1972 silam. 2 orang yang ditunjuk sebagai narasumber dalam pelatihan kerajinan kali ini adalah Abd. Hamid dan Rudi Hartono. Peserta dikenalkan 3 model kerajinan dari bambu, yaitu tempat tissue kotak, tempat tissue makan dan tempat kue. Kendala yang dirasakan oleh 2 narasumber ini adalah faktor pengeringan dan waktu pelatihan yang terlalu singkat. Proses pengeringan bambu sendiri membutuhkan 1 bulan untuk mencapai maksimal, karena bila tidak kering akan menghambat pada proses pengeleman. Bahan baku untuk kerajinan bambu ini, didatangkan dari Banyuwangi, supaya lebih cepat dalam proses pengerjaannya. “Saya lihat, dari 25 peserta pelatihan banyak yang berbakat, cuma sayang waktu pelatihan kurang panjang. Kalau bisa LPM atau apa dikirim ke tempat kami selama sebulan, mungkin hasilnya akan lebih baik lagi” ujar Abd. Hamid, pengajar pelatihan yang pernah melatih anak cacat.

Sumber: http://probolinggokota.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=248&Itemid=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar