Sabtu, 29 Mei 2010

Tekstil Tutup, Bertahan di Garmen

Sabtu, 29 Mei 2010 | 11:24 WIB
SP/Ikhsan Mahmudi WALIKOTA HM. Buchori (kiri) saat meninjau PT Eratex Djaja, Probolinggo.

PROBOLINGGO - Sejak krisis ekonomi dan moneter mendera negeri ini, PT Eratex Djaja (Tbk), Kota Probolinggo terpaksa menutup divisi tekstilnya. Kini perusahaan patungan Hong Kong-Indonesia itu berusaha mempertahankan divisi garmen (pakaian jadi).

“Krisis global mengakibatkan kami terpaksa menutup divisi tekstil,” ujar General Affair PT Eratex Djaja (Tbk), Suyoto saat menerima Walikota HM. Buchori SH MSi, Kamis (27/5) lalu. Hari itu perusahaan yang berlokasi di Kec. Kanigaran itu menggelar peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei lalu.

Padahal divisi tekstil merupakan cikal-bakal sejak pabrik di Jl. Soekarno-Hatta itu berdiri pada 1972 silam. Sementara itu divisi garmen muncul pada era 1980-an sebagai perluasan usaha secara integral.

Meski tinggal divisi garmen dengan sekitar 3.500 pekerja, PT Eratex Djaja berusaha mencari pembeli (buyer) baru. “Beberapa bulan ke depan akan ada sejumlah buyer baru sehingga order-pun akan meningkat,” ujar Suyoto.

Meningkatnya order, kata Suyoto, berdampak pada penambahan pekerja baru. Setelah melewati masa krisis, perusahaan pun berangsur-angsur akan merekrut ribuan pekerja baru.

Diharapkan hingga bulan Desember mendatang, PT Eratex Djaja bisa menambah sekitar 1.200 tenaga kerja lagi. ”Tidak menuntut kemungkinan bisa lebih, kembali menjadi 5.000 tenaga kerja. Kesempatan ini jangan disia-siakan,” ujar Suyoto.

Suyoto menambahkan, peluang pasar itu harus ditanggapi dengan meningkatkan produktivitas. Selain itu perusahaan bekerja seefektif dan seefisien mungkin.

Sementara itu Walikota HM Buchori menilai, peringatan Hari Buruh yang sudah lewat 26 hari tidak ada masalah. “Tidak ada masalah terlambat diperingati, apalagi dengan kegiatan pemberian penghargaan kepada ratusan karyawannya,” ujarnya.

Di saat peringatan Hari Buruh Internasional itu, PT Eratex Djaja juga menggelar staff sale (penjualan sisa produk dengan harga murah) pada akhir bulan ini.

Walikota mengaku, optimistis, PT Eratex Djaja bisa kembali ke puncak kejayaannya seperti saat sebelum krisis. “Mudah-mudahan September mendatang, kondisi Eratex meningkat tajam dengan datangnya sejumlah buyer baru,” ujarnya.

Dikatakan tidak ada yang tidak terpukul krisis ekonomi dan moneter. Termasuk pabrik PT Eratex Djaja yang berdiri di lahan 17.000 meter persegi di tepi jalan nasional Probolinggo-Surabaya itu.

”Pemkot Probolinggo juga siap membantu melatih tenaga terampil menjahit, yang kelak bisa direkrut menjadi tenaga kerja di divisi garmen,” ujar walikota. Kebetulan Disnaker setempat sudah mempunyai bengkel kerja yang luas di Jl. Brantas, Kota Probolinggo. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=bda3f2aeb0644b0e53b038ad926c2803&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar