Senin, 17 Mei 2010

Korban Mutilasi Ditembak dan Dibacok

Senin, 17 Mei 2010 | 09:53 WIB

PROBOLINGGO - Keberadaan pistol Five SeveN (FN) kaliber 4,5 mm dan 12 butir peluru di antara potongan mayat Hartono (30) diduga terkait erat dengan pembunuhan tersebut. Hasil Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya menunjukkan, selain akibat bacokan, pada dada korban tertembus peluru.

”Hasil Labfor menunjukkan korban ditembak pada dadanya. Selain itu dibacok empat kali pada kepala, pelipis, dan tengkuknya,” ujar Kapolres Probolinggo, AKBP A.I. Afriandi, Minggu (16/5).

Lebih detail Kapolres menyebutkan, empat luka bacok terinci dua luka pada unyeng-unyeng (pusar) kepala, satu di pelipis, dan satu lagi di tengkuk korban. ”Ada dugaan, korban ditembak lebih dulu lalu dibacok, kemudian dimutilasi,” ujar pria yang sebentar lagi dipromosikan sebagai Wadirlantas Polda Sulteng itu.

Namun sejauh ini belum diketahui, siapa pemilik pistol FN kaliber 4,5 mm itu yang diduga sebagai pembunuh Hartono. ”Hasil Labfor itu akan terus kami kembangkan di lapangan dengan memeriksa sejumlah saksi,” ujar mantan Kapolres Bondowoso itu.

Yang jelas, pistol FN 4,5 itu bukan senjata prajurit TNI. ”Senjata TNI itu FN kaliber 9 milimeter, sedangkan yang ditemukan pada potongan mayat berkaliber 4,5 milimeter,” ujar Kapolres.

Hal senada diungkapkan Pasi Intel Kodim 0820 Probolinggo, Kapten Inf. Matali. “Senjata FN kaliber 4,6 milimeter itu jelas bukan senjata prajurit TNI,” ujarnya kepada wartawan.

Pasi Intel Kodim itu menambahkan, TNI memang bersenjatakan FN dengan kaliber 9 mm. ”Selain itu, senjata FN yang dipegang TNI jelas ada nomor indeks-nya di bagian luar senjata, sementara yang ditemukan pada potongan mayat tidak ada nomor indeksnya,” ujarnya.

Kodim juga sudah memeriksa Serma Niman, prajurit TNI yang mempunyai kebun kopi di Dusun Segaran Duwas, Desa Andungsari, Kec. Tiris tempat ditemukan mayat Hartono, Selasa (11/5) lalu. ”Kebun kopi itu sebenarnya milik orangtua Serma Niman,” ujar Pasi Intel Kodim. Serma Niman yang juga tinggal di Dusun Kongsi mengaku tidak punya musuh di desanya.

Seperti diketahui, mayat Hartono, warga Dusun Kongsi, Desa Andungsari, Kec. Tiris, Kab. Probolinggo itu ditemukan di kebun kopi di Dusun Segaran Duwas. Pada potongan paha korban, ditemukan sepucuk pistol FN, 11 butir peluru, sejumlah pegas (diduga pegas pistol), dan dua utas tali dari kain doreng.

Selain benda-benda ”identitas militer” itu, pada potongan mayat juga ditemukan benda-benda yang diduga milik korban. Di antaranya, baju dan sarung, sejumlah alat pengasah gergaji (kikir), dan sebuah obeng.

Hingga kini, jajaran Polsek Tiris dan Polres Probolinggo sudah memeriksa sebanyak 10 saksi. Bahkan untuk mempercepat pengungkapan kasus ini, jajaran Polres menjemput bola dengan mendatangi sejumlah warga Andungsari di rumahnya.

“Jadi mereka kami mintai keterangan di rumahnya, tidak kami panggil di Polsek atau Polres,” ujar Kapolres. Diharapkan dengan semakin banyak keterangan yang didapat semakin memudahkan polisi menguak kasus pembunuhan sadis itu.

Disinggung apakah sudah ada yang dijadikan tersangka, Kapolres mengatakan, sejauh ini belum. Semua masih diperiksa sebagai saksi termasuk istri Hartono, Misnati. Juga tetangga Hartono, pasangan suami istri Ali dan Fatimah.

”Kami juga disibukkan untuk menguak kasus gantung diri yang dilakukan Busa alias Sunamri (45), yang juga kakak ipar Hartono,” ujar Kapolres. Termasuk apakah ada hubungan antara pembunuhan Hartono dengan kasus gantung diri Busa. Busa yang juga kakak kandung Misnati itu ditemukan gantung diri di atas pohon kopi, Sabtu (15/5) pagi. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=eb3af25a629aaa931fac036a868a8be7&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar