Kamis, 14 Oktober 2010

Takmir Masjid Tiban Takluk

Kamis, 14 Oktober 2010 | 10:04 WIB

PROBOLINGGO - Takmir Masjid Tiban Babussaalam, Kel. Pilang, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo akhirnya rela berbagi jalan masuk ke masjid dengan investor wisata pantai. Mereka pun menyetujui pembangunan wisata di kawasan hutan mangrove itu asalkan tidak diwarnai maksiat.

“Kami bukan menolak wisata mangrove, tetapi tolong perhatikan norma-norma agama. Jangan sampai wisata pantai itu menjadi tempat maksiat,” ujar Abdul Aziz Kholil, penasihat takmir masjid dalam pertemuan dengan investor di Pemkot Probolinggo, Rabu (13/10).

Pertemuan yang dipimpin Asisten Pembangunan, Agus Subagiono itu dihadiri Direktur CV Bee Jay Entertainment, Benjamin Mangintung. Selain sejumlah pengurus takmir, tampak pula Kabag Hukum Agus Hartadi dan Kabag Pemerintahan Shofwan Thohari.

Sementara itu Totok, juga takmir masjid mengatakan, masjid harus dijaga keamanan, kebersihan, dan kekhusyukannya. Sehingga umat bisa beribadah dengan tenang.

“Kami khawatir lalu lalang kendaraan proyek bisa mengganggu umat yang beribadah, juga debunya mengotori masjid,” ujar Totok yang juga Ketua RT 1 di Kel. Pilang itu.

Seperti diketahui, jalan masuk ke masjid bakal dilalui kendaraan proyek wisata pantai. Selain itu, kelak setelah proyek selesai, pengunjung wisata pantai juga bakal melintasi jalan di samping selatan Masjid Tiban.

Terkait keluhan takmir masjid, Pemkot menjamin objek wisata pantai itu bersih dari perbuatan maksiat. “Ini bukan tempat wisata esek-esek. Kalau sampai diwarnai maksiat, Pemkot sendiri yang akan menutup tempat wisata itu,” ujar Agus Subagiono.

Agus menambahkan, dalam memori kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) sudah jelas, wisata tersebut memanfaatkan rindangnya hutan mangrove di kawasan pantai utara Probolinggo. Wisata alam itu bakal berdampak positif bagi kelestarian alam, selain memberikan nilai tambah ekonomis bagi Pemkot dan warga sekitar.

Sisi lain, untuk memasuki kawasan hutan mangrove itu, dari jalan nasional Jl. Soekarno-Hatta diperlukan jalan masuk yang melintasi rel KA. “Hasil konsultasi dengan Dirjen Kereta Api, yang direkomendasi ya jalan masuk ke Masjid Tiban. Soalnya pihak Kereta Api tidak ingin terlalu banyak jalan yang melintasi rel KA,” ujarnya.

Karena itu, kata Agus, takmir masjid diminta berbagi jalan dengan investor wisata pantai. “Sebenarnya beberapa hari lalu, kami dan investor bermaksud melakukan sosialisasi tetapi keburu dicegat warga di jalan. Daripada ada yang memprovokasi, lebih baik kami pulang,” ujarnya.

Sementara itu Benjamin Mangintung mengatakan, awalnya Masjid Tiban tidak termasuk paket wisata pantai. “Tetapi begitu mengetahui Masjid Tiban termasuk masjid tua yang bersejarah, akhirnya kami masukkan dalam paket wisata religi,” ujarnya.

Soal jalan masuk ke bakal lokasi proyek wisata pantai, investor mengaku sudah mengajukan surat ke Dirjen Kereta Api. “Dirjen Kereta Api merekomendasikan jalan masuk di perlintasan 186, yang selama ini merupakan jalan masuk ke masjid. Jadi kami minta takmir berbagai jalan,” ujarnya.

Benjamin pun mengaku, akan memperlebar jalan masuk ke masjid selebar sekitar 4 meter itu menjadi 6-10 meter. “Kami murni mengembangkan eco-wisata. Hutan mangrove yang ketebalannya 30 meter bakal kami tanami hingga menjadi 300 meter,” ujar alumni Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta itu.

Soal keluhan bakal muncul debu, investor mengaku, akan melibatkan warga untuk membersihkan masjid. “Kami juga toleransi, saat jam-jam beribadah, kendaraan proyek berhenti sementara,” ujarnya.

Investor juga menjanjikan bakal menyerap warga sekitar untuk bekerja di proyek dan tempat wisata kelak. Yang jelas, investor sudah menyiapkan 3 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk pembangunan tahap awal wisata pantai itu. “Kami sudah menyiapkan 420 tiang pancang, juga mendatangkan batang-batang kelapa dari Sulawesi,” ujarnya.

Kawasan wisata itu terhampar di kawasan hutan mangrove sepanjang 1.500 meter di Kel. Pilang. ”Kawasan barat sepanjang 500 meter untuk penangkaran satwa, 500 meter di timur untuk pembibitan mangrove, dan 500 meter di tengah-tengah untuk resort yang dilengkapi bungalow,” ujar Benjamin.

Kawasan wisata itu juga bakal dilengkapi tempat rekreasi air seperti pemancingan dan mendayung (berperahu). Investor juga bakal membangun boom-boom car, wisata outbond, jalan setapak, hingga restoran terapung. isa

Sumber: http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=ba56a1fd70b8c7aff17bf4c58e614b42&jenis=1679091c5a880faf6fb5e6087eb1b2dc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar